tirto.id - Idham mutamatsialain adalah bagian dari ilmu tajwid yang mempelajari hubungan antarhuruf hijaiah saat membaca Al-Qur'an. Apa itu idgham mutamatsilain dan hukumnya?
Idgham mutamatsilain kadang cukup disebut dengan mutamatsilain saja. Alasannya dalam pembahasan tajwid ini tidak mencakup hukum idgham saja. Ada pembahasan lebih luas dari itu.
Misalnya pada contoh idgham mutamatsilain yang mempertemukan mim sukun dengan salah satu huruf hijaiah, ada pula konsep ikhfa syafawi hingga izhar syafawi. Pada idgham mutamatsilain terjadi pertemuan dua huruf hijaiah yang sama.
Pengertian Idgham Mutamatsilain
Dalam bahasa Arab, idgham (ﺇﺩﻏﺎﻡ) artinya memasukkan. Sementara itu, mutamatsilain (ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ) artinya dua hal yang sejenis. Nama lain dari idgham mutamatsilain adalah idgam mitsli atau idgham mimi.
Adapun pengertian idgham mutamatsilain adalah dua huruf hijaiah dengan menggabungkan isim dan bentuk penulisan hurufnya (rasm), atau menyatukan makharijul huruf dengan sifat hurufnya. Contoh idgham mutamatsialain seperti huruf ba’ (ب) bertemu huruf ba’ (ب), atau huruf mim (مْ) bertemu dengan mim (م). Ketika kedua huruf bertemu, cara membacanya menggunakan idgham mutamatsilain.
Kendati demikian, sebagian ulama memiliki perbedaan terkait batasan kesamaan huruf ini. Sebagian ulama berpandangan kesamaan terletak pada jenis huruf dan tulisannya (rasm-nya), tetapi harakat huruf tersebut tidak menjadi ketentuan. Pendapat selanjutnya menyatakan kesamaan huruf dipandang dari sifat huruf makharijul hurufnya.
Hukum Bacaan Idgham Mutamatsilain
Idham mutamatsialain memiliki hukum dan cara membaca yang khas. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Huruf bacaan idgham mutamatsilain
Para ulama memiliki perbedaan terkait batasan kesamaan huruf pada idgham mutamatsialain. Sebagian mereka berpandangan bahwa kesamaan ini terletak pada jenis huruf dan tulisannya (rasm-nya), tetapi harakat huruf tersebut tidak menjadi ketentuan. Pendapat selanjutnya menyatakan, kesamaan huruf dipandang dari sifat huruf makharijul hurufnya.Praktik idgham mutamatsialain dibagi menjadi tiga jenis bacaan yaitu shagir, kabir, dan muthlaq. Pada idgham mutamatsialain shagir, ada dua huruf yang sama bertemu dan huruf pertama sukun lalu diikuti huruf kedua berharakat.
Idgham mutamatsialain kabir terjadi saat dua huruf yang sama bertemu dan keduanya berharakat. Adapun idgham mutamatsialain muthlaq terjadi saat huruf pertama memiliki harakat, lalu huruf kedua sukum.
2. Cara membaca idgham mutamatsilain
Cara membaca huruf idgham mutamatsilain pada masing-masing jenisnya berbeda. Berikut petunjuk membaca dan contohnya:a. Idgham mutamatsilain shaghir
Idgham mutamatsilain disebut shagir dengan alasan huruf pertama sukun dan huruf kedua harakat menjadi lebih gampang dibaca secara idham. Sebagian hurufnya ada yang dibaca ghunnah dan lainnya tidak.Contoh Idgham mutamatsilain shaghir yang dibaca ghunnah ada di frasa إِنْ نَشَأْ (innasya'). Lalu, contoh yang dibaca tidak ghunnah seperti يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتَ (yudzrikkumulmauta)
b. Idgham mutamatsilain kabir
Mutamatsilain shaghir yang mepertemukan dua huruf sama dan berharakat, cara membacanaya secara izhar atau jelas. Contohnya yaitu الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ. Jika keduanya di-washal atau disambung, cara membacanya menjadi ar rahmaanir rahiimi maaliki yaumid diin.c. Idgham mutamatsilain muthlaq
Dalam mutamatsilain muthlaq bertemu huruf pertama berharapak dan huruf kedua di sukun. Cara membaca idgham mutamatsilain muthlaq secara idgham. Contohnya yaitu ما نَنْسَخْ (manansyakh)5 Contoh Idgham Mutamatsilain dalam Al-Qur'an
Contoh idgham mutamatsilain banyak ditemukan dalam Al-Qur'an. Berikut contoh idgham mutamatsilain di juz 30 dan juz-juz lainnya:
1. Surah Ali Imran ayat 120
إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا۟ بِهَا ۖ وَإِن تَصْبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْـًٔا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌin tamsaskum ḥasanatun tasu`hum wa in tuṣibkum sayyi`atuy yafraḥụ bihā, wa in taṣbirụ wa tattaqụ lā yaḍurrukum kaiduhum syai`ā, innallāha bimā ya’malụna muḥīṭ
Artinya: "Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan." (Q.S. Ali Imran: 120)
2. Surah Yusuf ayat 5
قَالَ يَٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا۟ لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّ مُّبِينٌqāla yā bunayya lā taqṣuṣ ru`yāka ‘alā ikhwatika fa yakīdụ laka kaidā, innasy-syaiṭāna lil-insāni ‘aduwwum mubīn
Artinya: "Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. (Q.S. Yusuf: 5)
3. Surah Al-Mulk Ayat 12
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِٱلْغَيْبِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌBacaan latinnya: "Innallażīna yakhsyauna rabbahum bil-gaibi lahum magfiratuw wa ajrung kabīr"
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar," (Q.S. Al-Mulk: 12)
4. Surah Al-Baqarah Ayat 38
قُلْنَا ٱهْبِطُوا۟ مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَاىَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ"Qulnahbiṭụ min-hā jamī'ā, fa immā ya`tiyannakum minnī hudan fa man tabi'a hudāya fa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn"
Artinya: "Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati," (Q.S. Al-Baqarah: 38)
5. Surah Al-Baqarah Ayat 64
ثُمَّ تَوَلَّيْتُم مِّنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ ۖ فَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُۥ لَكُنتُم مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ"Tsumma tawallaitum mim ba'di żālika falau lā faḍlullāhi 'alaikum wa raḥmatuhụ lakuntum minal-khāsirīn"
Artinya: "Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi," (Q.S. Al-Baqarah [2]: 64)
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar
Masuk tirto.id







































