Menuju konten utama
Info Kesehatan

Waspada Refeeding Syndrome Usai Diet Ekstrem dan Bisa Bikin Koma

Refeeding Syndrome adalah kondisi tubuh ternutrisi kembali setelah mengalami malnutrisi, sindrom ini bisa menyebabkan koma hingga kematian.

Waspada Refeeding Syndrome Usai Diet Ekstrem dan Bisa Bikin Koma
Refeeding Syndrome. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Refeeding syndrome adalah sebuah kondisi di mana tubuh menerima asupan nutrisi lagi setelah lama dalam kondisi malnutrisi atau kekurangan nutrisi.

Bagi kamu yang kerap berpuasa, atau mungkin melakukan diet ekstrem tanpa memperhitungkan porsi pas untuk tubuhmu, harus waspada terhadap sindrom ini.

Menurut Cleveland Clinic, ketika tubuh berusaha untuk memetabolisme nutrisi lagi, maka perubahan ekstrem bisa terjadi. Utamanya berkaitan dengan elektrolit defisiensi atau kurangnya elektrolit pada proses kimiawi tubuh.

Kalau perubahan ekstrem itu terjadi pada tubuhmu, maka berbagai komplikasi berbahaya yang memengaruhi otot, paru-paru, jantung dan otak bisa terjadi.

Lalu apa saja gejala refeeding syndrome ini?

Gejala Refeeding Syndrome

Dikutip situs Healthline, refeeding syndrome dapat mengakibatkan komplikasi yang tiba-tiba dan fatal, menyebabkan koma bahkan kematian.

Gejala-gejala dari komplikasi fatal yang mungkin bisa dialami antara lain:

  • Sering merasa kelelahan;
  • Seluruh tubuhmu mengalami kelemahan;
  • Penderita sering merasa kebingungan;
  • Kamu sering merasa sesak napas atau tidak mampu untuk bernapas;
  • Mengalami tekanan darah tinggi;
  • Merasakan kejang-kejang;
  • Kamu mengalami aritmia jantung;
  • Mungkin saja akan terkena gagal jantung;
  • Bahkan bisa menyebabkan koma;
  • Yang paling buruk adalah sindrom ini bisa berujung pada kematian.
Gejala-gejala sindrom refeeding ini mungkin akan muncul empat atau lima hari setelah orang yang mengalami malnutrisi mulai diberi makan kembali.

Namun, kamu patut waspada karena beberapa orang yang rentan terhadap risiko ini, tidak akan mengalami gejala sama sekali.

Bahkan banyak gejala baru muncul, setelah pengobatan terhadap sindrom ini dimulai.

Jadi sebaiknya, selagi masih bisa, kamu harus melakukan pencegahan atas sindrom ini, bukan mengobati.

Penyebab Refeeding Syndrome

Nah, supaya kamu bisa melakukan antisipasi yang memadai terhadap sindrom ini, kamu perlu tahu penyebab dari sindrom refeeding ini.

Masih menurut Cleveland Clinic, sindrom ini disebabkan oleh rendahnya cadangan mikronutrien di tubuhmu.

Kondisi tersebut wajar terjadi, karena ketika kamu mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi, tubuhmu tidak memiliki banyak simpanan nutrisi.

Nutrisi cadangan yang sering mengalami kekurangan jumlah adalah fosfor, kalium dan magnesium. Kemudian, saat kamu mulai makan lagi, sel-sel di dalam tubuhmu membutuhkan elektrolit untuk melakukan metabolisme terhadap makanan.

Kondisi inilah yang menyebabkan perubahan ekstrem dalam kimia tubuhmu.

Elektrolit yang berfungsi memetabolisme makanan atau nutrisi dalam tubuh itu selalu bergerak cepat dari darah ke sel.

Namun, karena jumlah nutrisi dalam tubuhmu tidak mencukupi, maka pergeseran ini membuat kadar elektrolit dalam darah menjadi rendah.

Akhirnya kamu pun mengalami defisiensi atau kekurangan elektrolit, yang berakibat proses kimia dalam tubuhmu tidak berjalan lancar. Inilah yang menyebabkan komplikasi parah dalam tubuhmu.

Lalu adakah cara yang bisa dilakukan untuk mengobati refeeding syndrome?

Pengobatan Refeeding Syndrome

Refeeding syndrome ini adalah kondisi yang serius. Oleh karena itu, jika kamu rentan terhadap sindrom ini, kamu harus memahami bagaimana cara mengobati refeeding syndrome ini.

Dalam laman Healthline dituliskan, sindrom ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang mungkin akan muncul tiba-tiba.

Ketika komplikasi ini muncul, maka kamu harus segera mendapatkan penanganan medis di rumah sakit atau fasilitas medis khusus dan sebaiknya ditangani oleh tim yang berpengalaman dalam bidang gastroenterologi serta dietetika.

Perawatan untuk sindrom ini biasanya dilakukan dengan mengganti elektrolit esensial dan memperlambat proses pemberian makan kembali.

Sebelum mulai memberi makan kembali, tim dokter biasanya melakukan tes darah. Mereka akan mengukur kadar elektrolit pada tubuhmu agar dapat mengidentifikasi berbagai defisiensi yang kamu alami.

Selanjutnya, tim dokter akan memasukkan mikronutrien yang hilang ke dalam formula nutrisi yang kamu butuhkan.

Idenya adalah mengganti mikronutrien yang hilang terlebih dahulu. Lalu, secara alami, tubuh mungkin akan lebih siap untuk memetabolisme karbohidrat.

Permasalahannya, kekurangan elektrolit tidak selalu terdeteksi pada tes darah awal. Hal ini terjadi karena tubuh belum diberi nutrisi kembali setelah lama malnutrisi, sehingga tubuhmu belum tahu apakah ia membutuhkan elektrolit itu atau tidak.

Setelah proses perawatan awal dilakukan, tim dokter akan terus memantau berbagai gejala sindrom refeeding yang kemungkinan akan terus muncul.

Selain itu, tim dokter juga akan mengukur kadar elektrolit pada tubuhmu setiap hari.

Umumnya, pada hari keempat atau kelima, gejala-gejala sindrom ini ini akan muncul.

Jika gejala muncul, tim dokter baru akan memperlambat pemberian makan kembali dan mulai mengurangi asupan karbohidrat dalam darah.

Baca juga artikel terkait APA atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno