Menuju konten utama
Informasi Kesehatan

Mengenal Sindrom Asperger pada Anak, Apakah Bisa Disembuhkan?

Asperger syndrome pada anak adalah gangguan perkembangan kognitif yang tekait dengan autisme atau ASD.

Mengenal Sindrom Asperger pada Anak, Apakah Bisa Disembuhkan?
Anak Autis. foto/istockphoto

tirto.id - Asperger syndrome atau sindrom asperger adalah salah satu jenis autisme.

Menurut Johns Hopkins Medicine, autisme sendiri adalah sebuah kondisi yang dapat memengaruhi cara seseorang menafsirkan bahasa, berkomunikasi, dan bersosialisasi.

Dikutip situs Asperger Syndrome Coalition of the United States, banyak anak terkena sindrom asperger setelah berusia 3 tahun, di mana sebagian besar anak didiagnosis antara usia 5 dan 9 tahun.

Secara keseluruhan, anak-anak yang mengidap sindrom asperger dapat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, anak-anak itu cenderung sulit untuk berinteraksi secara sosial, dan mereka biasanya lebih bisa berelasi dengan dewasa daripada dengan teman sebaya.

Selain itu, anak dengan aspergersyndrome, seringkali dilihat oleh orang lain sebagai orang yang aneh atau eksentrik.

Gejala Sindrom Asperger

Beberapa gejala dan tanda-tanda dari sindrom Asperger pada anak adalah sebagai berikut sebagaimana dilansir dari Nationwide Childrens’:

  • Interaksi sosial sangat minim;
  • Melakukan percakapan yang hampir selalu berputar di sekitar diri sendiri atau topik tertentu;
  • Tidak memahami emosi dengan baik, atau memiliki ekspresi wajah yang tidak ekspresif dibandingkan anak lain;
  • Mengeluarkan ucapan yang terdengar tidak biasa, seperti datar, bernada tinggi, pelan, keras, atau seperti robot;
  • Tidak menggunakan atau tidak memahami komunikasi nonverbal, seperti gerak tubuh, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah;
  • Sangat terobsesi pada satu atau dua subjek spesifik;
  • Mudah kesal pada setiap perubahan kecil dalam sebuah rutinitas;
  • Mudah menghafal informasi ataupun fakta yang disukai;
  • Mengeluarkan gerakan kikuk dan tidak terkoordinasi, termasuk kesulitan dengan tulisan tangan;
  • Kesulitan mengelola emosi, terkadang meledak-ledak secara verbal atau dalam bentuk perilaku, dan mengeluarkan amukan yang merugikan diri sendiri;
  • Tidak memahami perasaan atau perspektif orang lain
  • Hipersensitif terhadap cahaya, suara, dan tekstur.

Penyebab Asperger Sindrom

Hingga saat ini, peneliti dan ahli kesehatan mental masih menyelidiki penyebab autisme dan sindrom asperger.

Kelainan otak dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab sindrom asperger. Ketika diselidiki dengan alat pencitraan otak, terlihat ada perbedaan struktural dan fungsional

Selain itu, faktor genetika mungkin juga memiliki peran besar sebagai salah satu hal yang menyebabkan sindrom asperger.

Penelitian juga menunjukkan bahwa beberapa kasus sindrom asperger mungkin terkait dengan masalah kesehatan mental lainnya seperti depresi dan gangguan bipolar.

Yang jelas, sindrom asperger tidak disebabkan oleh perampasan emosi atau cara seorang anak dibesarkan.Sindrom ini adalah murni gangguan neurobiologis yang penyebabnya belum benar-benar dipahami.

Apakah Sindrom Asperger Bisa Disembuhkan? Bagaimana Caranya?

Dikutip laman Everyday Health, sindrom asperger tidak bisa disembuhkan. Namun, dengan perawatan yang tepat, anak dengan sindrom asperger dapat menjalani kehidupan yang produktif dan sukses.

Untuk merawat anak dengan sindrom asperger, dibutuhkan rencana perawatan yang pas karena setiap kasus berbeda. Rencana perawatan harus dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

Pada umumnya, perawatan untuk anak yang mengidap sindrom asperger adalah sebagai berikut:

  1. Pelatihan keterampilan sosial
  2. Mendukung perilaku anak yang positif
  3. Terapi perilaku kognitif
  4. Pendidikan dan pelatihan orang tua agar memiliki pengetahuan yang cukup tentang sindrom asperger
  5. Terapi wicara-bahasa
  6. Mengikuti terapi sensori integrasi untuk anak dengan sindrom asperger, seperti mengikuti OT atau Occupational Therapy
  7. Mengikuti kelas pendidikan khusus untuk anak dengan sindrom asperger
  8. Perawatan dengan memberikan obat-obatan tertentu.

Baca juga artikel terkait SINDROM atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno