Menuju konten utama

Apa Itu Empty Sella Syndrome, Gejala dan Cara Mengobatinya

Penderita Empty Sella Syndrome sering tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, jika gejala muncul, di antaranya sakit kepala hingga libido berkurang.

Apa Itu Empty Sella Syndrome, Gejala dan Cara Mengobatinya
Ilustrasi Empty Sella Syndrome. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Empty sella syndrome atau sindrom sella kosong merupakan masalah kesehatan yang cukup langka. Penyakit ini terjadi ketika salah satu struktur tulang di tengkorak kepala manusia mengalami pembesaran (malformasi).

Struktur tulang tengkorak yang mengalami pembesaran tersebut bernama sella tursika (sella turcica), yatu terdapat kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis) pada bagian dasar otak.

Sella tursika normalnya melindungi kelenjar tersebut. Namun jika terjadi kelainan pada sella tursika, maka penderita akan mengalami gangguan hipofisis. Walau langka, tetapi penyakit ini tidak membahayakan jiwa penderitanya.

Jenis Empty Sella Syndrome

Hopkins Medicine melansir, saat ini medis membagi Empty sella syndrome menjadi dua jenis yakni:

1. Empty sella syndrome primer

Empty sella syndrome primer terjadi lebih banyak pada kaum hawa, akibat adanya kelebihan berat badan atau obesitas serta menderita penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Jenis sindrom sella kosong primer ini juga bisa dikaitkan dengan terjadinya timbunan cairan berlebihan di bagian otak, sehingga kelenjar pituitari yang berada di sella tursika tertekan dan menjadi pipih bentuknya.

2. Empty sella syndrome sekunder

Empty sella syndrome sekunder terjadi akibat kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis) mengecil karena terjadi perubahan mutasi genetik.

Merujuk NINDS, pakar kesehatan menyebutkan penyebabnya bisa karena penderita mengalami cedera kepala. Bisa juga akibat efek samping dari terapi radiasi, atau akibat pembedahan kepala.

Gejala Empty Sella Syndrome

Penderita sindrom ini sering tidak menunjukkan adanya gejala apapun. Namun jika gejala muncul, maka yang mungkin tampak pada penderita sindrom sella kosong adalah:

  • Sakit kepala
  • Libido berkurang
  • Pada pria, impotensi
  • Pada wanita, jadwal haid yang tidak teratur
Selain gejala utama di atas, laman Primaya Hospitals lebih jauh menjabarkan gejala yang mungkin terjadi adalah:

  • Tekanan darah tinggi
  • Hiperprolaktinemia (tinggi kadar hormon prolaktin)
  • Mata bengkak
  • Keluar cairan dari puting
  • Kriptorkismus (testis tidak turun)
  • Turunnya tonus otot
  • Dolikosefali (kepala lebih panjang bentuknya)
  • Pubertas dini/lambat
  • Cacat struktural di otak kecil
  • Pertumbuhan lambat,
  • Kelelahan, dll.
Jenis gejala yang terlihat bisa muncul bervariasi tergantung usia. Jika masih kanak-kanak gejala mungkin tidak dapat dideteksi kecuali melalui pemeriksaan fisik berupa:

1. MRI (pencitraan resonansi magnetik) yang memperlihatkan tampilan 2 D struktur otak.

2. CT scan (tomografi terkomputasi) dengan sinar-X untuk menggambarkan struktur tulang.

Bagaimana Penanganan Empty Sella Syndrome

Guna menangani penderita empty sella syndrome, pihak medis yang dituju akan melakukan pengobatan berdasarkan usia, riwayat kesehatan, seberapa parah gejala, seberapa kuat tubuh menerima pengobatan, serta berapa lama kondisi tersebut Anda derita.

Apabila penderita sindrom sella kosong ternyata tidak merasakan gejala yang mengganggu, karena tidak semua pasien merasakan dan menunjukkan gejala yang parah, serta kelenjar pituitari tidak membesar, bisa jadi dokter tak akan memberikan tindakan khusus.

Penyakit ini hanya akan ditangani secara khusus jika tubuh penderita mengalami masalah terkait perubahan hormonal yang mengganggu fungsi tubuh.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari