Menuju konten utama

Wamenlu Respons Penambahan 10 Persen Tarif Trump ke Negara BRICS

Arrmanatha Nasir menyatakan Konferensi BRICS 2025 tidak membahas isu yang bertentangan dengan kepentingan negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Wamenlu Respons Penambahan 10 Persen Tarif Trump ke Negara BRICS
(kiri ke kanan) Menlu Rusia Sergey Lavrov, Presiden UEA Sheikh Mohamed bid Zayed al-Nahyan, Presiden RI Prabowo Subianto, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, PM India Narendra Modi, PM China Li Qiang, PM Etiopia Abiy Ahmed, PM Mesir Mostafa Madbouly dan Menlu Iran Abbas Araghchi berfoto bersama dalam KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (6/7/2025). ANTARA FOTO/HO/Biro Pers-Muchlis jr/wpa/foc.

tirto.id - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir buka suara terhadap ancaman penambahan 10 persen kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk negara yang bergabung dengan BRICS. Ia mengaku masih menunggu lebih lanjut implementasi kebijakan tarif Trump tersebut.

Sementara BRICS, saat menggelar konferensi di Brasil yang dimulai 7 Juli 2025, dinilai tidak menunjukkan perlawanan terhadap Trump maupun AS.

"Kita semua masih menunggu apa yang akan dihasilkan oleh Presiden Trump, sebelumnya yang pertemuan BRICS ini kan tidak ada upaya apa pun untuk melawan Amerika atau yang lain ya," ujarnya kepada awak media, Selasa (8/7/2025).

Menurut Arrmanatha, Konferensi BRICS 2025 bertujuan mempersatukan negara serta menyusun langkah menghadapi tantangan dunia bersama. Konferensi itu disebut hanya membahas isu lingkungan hidup, kesehatan, hingga multilateralisme.

Ia kembali menyatakan Konferensi BRICS 2025 tidak membahas isu yang bertentangan dengan kepentingan negara lain.

"Jadi, tidak ada isu-isu yang sama sekali bertentangan dengn kepentingan negara berkembang, atau pun melawan suatu negara," ucapnya.

Arrmanatha mengakui penambahan 10 persen tarif Trump juga tidak dibahas saat pertemuan BRICS 2025. Sebab, ia menilai penambahan 10 persen tarif Trump tidak sesuai dengan pembahasan BRICS 2025.

"Banyak di luar hal-hal yang sebenarnya tidak sesuai hal-hal yang dibahas di dalam BRICS," tuturnya.

Untuk diketahui, Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10 persen kepada negara mana pun yang mendukung "kebijakan anti-Amerika" kelompok BRICS.

"Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini," tulis Trump di platform media sosial miliknya, Truth Social, Minggu (6/7/2026).

Pernyataannya itu muncul ketika para pemimpin negara-negara BRICS berkumpul di Rio de Janeiro, Brazil, untuk menghadiri pertemuan puncak tahunan mereka.

Dalam unggahan terpisah, Trump mengumumkan surat pemberitahuan tarif atau kesepakatan dagang dengan berbagai negara di dunia akan mulai dikirimkan pada Senin (7/7/2026).

Baca juga artikel terkait AMERIKA SERIKAT atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Insider
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Hendra Friana