Menuju konten utama
Pendidikan Sejarah

Urutan Pandawa Lima, Arti Nama, Karakter Watak, & Sifatnya

Urutan Pandawa Lima dimulai dari Yudistira dan diakhiri Sadewa. Lantas, seperti apa arti nama, karakter, watak, dan sifat Pandawa Lima? Ini penjelasannya.

Urutan Pandawa Lima, Arti Nama, Karakter Watak, & Sifatnya
Wayang Arjuna menampilkan tokoh Arjuna, salah satu putra Raja Hastinapura dalam kisah Mahabharata. Dalam urutan Pandawa Lima, Arjuna menempati posisi ketiga setelah Yudistira dan Bima. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Urutan Pandawa Lima untuk lima anak Raja Hastinapura dalam cerita Mahabharata meliputi Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Nama raja tersebut adalah Pandu.

Dalam kisah kuno asal India ini, lima anak Pandu tersebut memiliki peran penting dalam perang melawan Kurawa. Perang tersebut dikenal dengan istilah Bharatayuddha yang berlangsung di Kurukshetra.

Pertempuran antara kedua belah pihak ini terjadi dalam kisaran waktu delapan belas hari. Setelah mendapatkan kemenangan atas perang tersebut, para Pandawa akhirnya pergi meninggalkan keduniawiannya, hidup menjadi pertapa.

Lantas, bagaimana sebenarnya urutan silsilah Pandawa Lima, arti namanya, dan sifat-sifatnya?

Urutan Pandawa Lima dalam Mahabharata

Sudah disebut bahwa Pandu memiliki lima anak yang dikenal sebagai Pandawa Lima. Anak pertama Pandu yang lahir dari istri bernama Kunti adalah Yudistira. Setelah itu, Kunti melahirkan dua anak lagi yang bernama Bima dan Arjuna.

Di sisi lain, Pandu ternyata juga memiliki istri yang bernama Madri. Berkat hubungan ini, lahir dua anak lain Pandu yang diberikan nama Nakula dan Sadewa.

Jadi, urutan Pandawa Lima lengkap sebagai berikut:

  1. Yudistira
  2. Bima
  3. Arjuna
  4. Nakula
  5. Sadewa
Adapun kelima anak dari Raja Hastinapura ini dikisahkan lahir sebagai jelmaan atau titisan dewa. Mereka diberikan nama sesuai dengan sifat dan karakternya masing-masing.

Lalu, bagaimana deskripsi arti nama dan karakter masing-masing tokoh Pandawa Lima ini?

Watak Pandawa Lima dalam Mahabharata

Sudah disebutkan bahwa tokoh Pandawa Lima dianggap sebagai jelmaan beberapa dewa. Pertama, Yudistira diklaim sebagai titisan Dewa Yama, Bima titisan Dewa Bayu, Arjuna titisan Dewa Indra, dan Nakula serta Sadewa sebagai jelmaan Dewa Kembar Aswin.

Berikut ini keterangan tentang arti nama masing-masing Pandawa Lima beserta karakteristiknya:

1. Yudistira

Berdasarkan catatan, tokoh ini memiliki nama kecil Puntadewa. Nama yang berasal dari bahasa Sanskerta ini berarti “teguh dan kokoh dalam peperangan”.

Dalam cerita, Yudistira dicitrakan sebagai tokoh yang penyabar, mengutamakan persatuan, bijaksana, jujur, adil, percaya diri, dan tidak suka memiliki musuh.

Kendati kenyataannya cinta perdamaian, namun pada akhirnya Yudistira ikut serta dalam perang Barathayuddha karena situasi yang mendesak.

2. Bima

Tokoh ini saat kecil bernama Sena. Nama Bima ini memiliki arti mengerikan yang sesuai dengan fisik tokohnya, misal kuat, berlengan panjang, bertubuh tinggi, dan berwajah seram.

Walaupun fisiknya seperti yang dideskripsikan, namun karakter ini memiliki sifat-sifat positif dalam kehidupan sehari-harinya. Sifat tersebut meliputi patuh, setia, jujur, tabah, kuat, teguh, dan gagah berani.

3. Arjuna

Karakter ini mempunyai nama Permadi dan dianggap sebagai penjelmaan dewa perang (Dewa Indra). Nama Arjuna yang dimiliki oleh anak Pandu ini berarti “yang bersinar”.

Dalam cerita, ia dikisahkan pandai memanah dan mahir menerapkan strategi perang. Oleh karena itu, Arjuna memiliki sifat pandai, cerdik, dan teliti. Sedangkan terkait sifat lainnya, ia dikenal pendiam, lembut, sopan, dan berani.

4. Nakula

Sebagai tokoh Pandawa, Nakula merupakan anak yang lahir bersama dengan Sadewa, anak Pandu dan Madri lainnya ini memiliki nama kecil Pinten. Nama Nakula yang berarti “tikus benggala” bersinggungan dengan keterampilan Nakula dalam peperangan.

Dalam kisah Mahabharata, Nakula diceritakan pandai berpedang dengan sikapnya yang jujur, setia, taat, dan paham tentang balas budi. Selain ahli dalam pedang dan memiliki sifat positif, Nakula juga dianggap sebagai pria tertampan di dunia Mahabharata.

5. Sadewa

Lahir bersama Nakula, Sadewa punya nama kecil Tangsen. Nama Sadewa sendiri berarti “raja kembar” yang merujuk kepada penyebutan Nakula-Sadewa ketika terlahir bersamaan.

Berbeda dengan Nakula yang ahli berpedang, Sadewa dicitrakan sebagai ahli astronomi. Selain itu, ia memiliki sifat rajin, bijaksana, jujur, setia, taat, dan mengerti tentang perbuatan balas budi.

Lantas, di antaranya siapa yang paling kuat?

Siapa yang Paling Kuat di Pandawa Lima?

Sifat Pandawa Lima sangat beragam dan luhur. Watak 5 Pandawa pun unik, namun saling melengkapi. Begitu pula dengan kekuatan mereka, yang berpadu satu sama lain.

Berikut urutan Pandawa Lima Mahabharata berdasarkan kekuatan dan kemampuannya:

1. Bima

Di balik sosok tegap dan tampangnya yang keras, Bima bukan hanya representasi kekuatan fisik. Dalam catatan, Bima disebut sebagai lambang keteguhan hati dan ketulusan dalam memegang prinsip hidup.

Dalam kisah pewayangan, Bima dikenal tidak mudah goyah oleh rayuan kekuasaan atau gemerlap dunia fana. Ia berjalan lurus di jalur yang diyakininya benar, tanpa menoleh ke arah keuntungan sesaat.

2. Arjuna

Arjuna kerap digambarkan sebagai sosok sempurna, paras tampan, lihai memanah, dan keanggunan yang sulit ditandingi. Namun di balik kehebatannya sebagai ksatria, tersembunyi pribadi yang senantiasa bergulat dalam pencarian makna.

3. Yudistira

Sebagai anak tertua dari Pandawa, Yudistira tidak hanya mewarisi takhta, tetapi juga amanat yang lebih sunyi menjadi penuntun etika di tengah dunia yang diguncang nafsu dan perebutan kuasa. Di saat para tokoh besar tergelincir oleh ambisi atau dendam, Yudistira justru menegaskan dirinya sebagai jangkar moral yang tak mudah goyah.

4. Nakula

Nakula tidak setampan Arjuna, tak sekeras Bima, apalagi sebijak Yudhistira. Namun justru dalam ketenangannya, Nakula memainkan peran yang tak bisa diabaikan yakni penyeimbang, penjaga harmoni, dan pelindung senyap di tengah dinamika keluarga besar Pandawa.

5. Sadewa

Sadewa dikenal dengan pikirannya yang tajam, keputusan yang tenang, dan sikap yang nyaris tak pernah menghakimi. Ia tidak banyak bicara, tapi ketika bersuara, ucapannya adalah simpul dari kebijaksanaan yang matang. Dalam dunia pewayangan Jawa, ia sering digambarkan sebagai penyeimbang terakhir, unsur yang melengkapi simfoni karakter Pandawa agar tetap harmonis.

Baca juga artikel terkait TIMELESS atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Edusains
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno