tirto.id - Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular. Penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang sejumlah organ, terutama paru-paru.
Dilansir laman Kementerian Kesehatan, pada 2022 yang lalu, pihak yang berwenang di Indonesia (Kementerian Kesehatan bersama dengan seluruh tenaga kesehatan) berhasil mendeteksi lebih dari 700 ribu penderita TBC di Indonesia.
Angka ini merupakan kasus TBC tertinggi, sejak TBC dinyatakan sebagai program prioritas nasional.
Kini, jumlah penderita TBC di Indonesia makin meningkat dengan sekitar 969 ribu kasus dan angka kematian mencapai 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.
Dengan angka itu, Indonesia kini menduduki peringkat kedua terkait kasus TBC, setelah India.
Siapa yang Paling Rentan Terkena TBC?
Penyakit TBC ini, menurut situs Indonesiabaik, lebih rentan menyerang laki-laki, atau sekitar 60%, daripada perempuan yang hanya sekitar 40%.
Selain itu, proporsi kasus TBC paling banyak yang terjadi pada 2016 ditemukan pada kelompok usia produktif, yaitu antara usia 25-34 tahun berjumlah sekitar 18,07%.
Kemudian kelompok rentan lainnya adalah usia antara 45 hingga 54 tahun sebesar 17,25%.
Sementara itu, menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jogja, beberapa orang ini juga sangat rentan terkena TBC:
- Orang dengan imunitas tubuh rendah
- Anak-anak
- Orang dengan HIV/AIDS
- Manula atau lansia
- Penderita diabetes melitus
- Perokok aktif maupun pasif
- Orang yang memiliki kontak dekat atau serumah dengan penderita TBC
Penyebab Tuberkulosis
Laman Siloam Hospitals menyebutkan, penyakit TBC disebabkan oleh adanya infeksi bakteri yaitu Mycobacterium tuberculosis.
Beberapa tahap infeksi bakteri pada pengidap TBC di antaranya adalah:
1. Infeksi Primer
Pada tahap primer, udara yang mengandung bakteri penyebab TB mulai terhirup oleh seseorang melalui hidung atau mulut. Udara yang sudah terkontaminasi bakteri itu masuk ke paru-paru dan berkembang biak.
2. Infeksi Laten
Pada tahap ini, bakteri mulai berkembang biak. Ketika itu terjadi, sistem imunitas tubuh akan melakukan perlawanan.
Saat sistem imunitas tubuh berhasil, bakteri pun akan tidak aktif menginfeksi. Akibatnya, orang yang terkena infeksi ini tidak akan merasakan gejala apapun.
3. Infeksi Aktif
Pada tahap aktif, ketika sistem imunitas tubuh tidak berhasil melawan bakteri, maka bakteri akan bebas menyerang sel-sel sehat pada paru-paru.
Akibatnya, orang yang terinfeksi oleh bakteri ini mulai akan merasakan sejumlah gejala TBC.
Pencegahan Tuberkulosis
Salah satu cara untuk mencegah TBC, seperti disebutkan dalam situs yankes.kemenkes, adalah dengan menerima vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG).
Kabar baiknya, di Indonesia, BCG termasuk dalam daftar vaksinasi wajib untuk bayi berusia sebelum 2 bulan.
Selain vaksin, ada beberapa cara untuk mencegah penularan TBC, di antaranya:
- Selalu memakai masker di tempat ramai, terutama ketika berinteraksi dengan penderita TBC;
- Jaga kebersihan dan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir;
- Menutup mulut saat bersin, batuk, ataupun ketika tertawa;
- Membuang tisu pada tempat yang benar ketika sudah selesai digunakan, terutama ketika sedang sakit;
- Tidak membuang dahak atau ludah sembarangan;
- Ciptakan sirkulasi udara yang baik di rumah;
- Jangan tidur sekamar dengan orang yang dinyatakan menderita TBC;
- Bagi penderita TB, selalu gunakan masker ketika berada di sekitar orang, terutama selama tiga minggu pertama pengobatan.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno