Menuju konten utama

Trump Kenakan Tarif 19% ke Malaysia, Setara dengan Indonesia

Tarif resiprokal yang ditetapkan untuk Malaysia ini lebih rendah dari ancaman tarif sebelumnya yang sebesar 25 persen.

Trump Kenakan Tarif 19% ke Malaysia, Setara dengan Indonesia
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang ditandatangani yang memberlakukan tarif pada barang impor selama acara pengumuman perdagangan "Make America Wealthy Again" di Rose Garden di Gedung Putih pada 2 April 2025 di Washington, DC. Menyebut acara tersebut sebagai "Hari Pembebasan", Trump mengumumkan tarif baru yang luas yang menargetkan barang-barang yang diimpor ke AS di negara-negara termasuk China, Jepang, dan India. Andrew Harnik/Getty Images/AFP (Foto oleh Andrew Harnik / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)

tirto.id - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menetapkan tarif sebesar 19 persen terhadap barang ekspor Malaysia. Besaran tarif ini sama dengan yang diterima Indonesia.

Kepastian besaran tarif untuk Malaysia ini ditandatangani dalam perintah eksekutif sehari jelang tenggat waktu di 1 Agustus 2025. Tarif resiprokal yang ditetapkan untuk Malaysia ini lebih rendah dari ancaman tarif sebelumnya yang sebesar 25 persen.

“Angka ini ditetapkan dalam perintah eksekutif yang ditandatangani Trump pada Kamis (1/8/2025), menjelang batas waktu 1 Agustus yang ia tetapkan bagi negara-negara untuk merundingkan kerangka perdagangan dengan pemerintahannya,” sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Jumat (1/8/2025).

Sebagai upaya negosiasi, Malaysia telah berupaya mendapatkan simpati Trump dengan dengan memberantas penyelundupan semikonduktor canggih melalui wilayahnya dan membantu memediasi gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja.

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, berusaha mendapatkan tarif di bawah 20 persen, yang akan menempatkannya dalam kisaran yang sama dengan negara tetangga seperti Vietnam, Indonesia, dan Filipina.

Anwar telah memberi sinyal pengumuman ini pada Kamis. Dalam pidatonya, Anwar juga menyatakan bahwa Trump berterima kasih kepada Malaysia atas perannya membantu mediasi konflik perbatasan baru-baru ini antara Kamboja dan Thailand.

Sementara itu, Menteri Perdagangan dan Industri Malaysia Zafrul Aziz mengatakan ada beberapa "batasan merah" yang tidak akan dilanggar pemerintah dalam negosiasi perdagangan, seperti mengorbankan kedaulatan negara atau mengesampingkan mitra dagang lain demi kesepakatan dengan AS.

Adapun, tarif ini diperkirakan membebani perekonomian Malaysia. Bank sentral negara itu pekan ini memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 4-4,8 persen, dari sebelumnya 4,5-5,5 persen, akibat ketidakpastian ini.

Zafrul sebelumnya memperingatkan bahwa tarif AS akan memengaruhi ekonomi Malaysia selama bertahun-tahun mendatang. Di sisi lain, pemerintahan Trump ingin Malaysia mengatasi ketimpangan perdagangan dan hambatan non-tarif, serta mencegah alih teknologi AS ke pihak lain.

Menurut data Kantor Perwakilan Perdagangan AS, defisit perdagangan barang AS dengan Malaysia mencapai 24,8 miliar dolar AS tahun lalu. AS juga menjadi investor asing terbesar di Malaysia pada tahun yang sama.

Baca juga artikel terkait TARIF TRUMP atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra