Menuju konten utama

Tips Mengajarkan Anak Mengelola Angpao Imlek dengan Bijak

Tips mengajarkan anak cara mengelola angpao Imlek dengan baik. 

Tips Mengajarkan Anak Mengelola Angpao Imlek dengan Bijak
Ilustrasi mempelai wanita dalam pernikahan tionghoa menerima angpao. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Seluruh masyarakat Tionghoa sebentar lagi akan menyambut dan merayakan Tahun Baru Cina atau Imlek yang jatuh pada 22 Januari 2023.

Menjelang Imlek, banyak persiapan yang telah dilakukan, termasuk dekorasi serba merah, dan juga memberikan angpao kepada teman dan keluarga.

Angpao sendiri adalah amplop berwarna merah cerah dengan desain yang indah. Di dalam angpao akan diisi sejumlah uang yang melambangkan harapan yang penuh kebaikan, serta keberuntungan di tahun baru yang baru saja datang.

Angpau merupakan simbol peduli sesama, bentuk kepedulian dan berbagai kegembiraan antar-sesama terutama yang belum mampu.

Sebenarnya yang penting dari angpao amplop merah tersebut adalah kertas merahnya, bukan uangnya.

Saat Imlek, biasanya anak-anak dan anggota keluarga yang belum menikah, akan mendapatkan angpao dari saudara mereka yang sudah wajib memberikan.

Namun, bagi anak kecil memegang uang dalam jumlah besar memerlukan perhatian dan pengawasan dari orang tua. Berikut ini, tips mengajarkan anak cara mengelola angpao Imlek.

Tips Cara Mengajarkan Anak Mengelola Keuangan

Setelah anak menerima angpao berisi uang, maka permasalahan selanjutnya adalah bagaimana mengelola uang yang mereka terima selama satu hari itu.

Mengelola uang bukan perkara gampang. Apalagi bila anak-anak yang harus melakukannya. Oleh karena itu, orang tua harus berperan besar mendidik anak-anaknya untuk bisa mengelola keuangan mereka secara mandiri, salah satunya uang yang mereka peroleh dari angpao-angpao itu.

Dilansir dari laman Sahabat Pegadaian, anak-anak sudah bisa mulai diajarkan konsep dasar keuangan sejak mereka berusia 3 tahun, misalnya dengan menabung atau bagaimana membelanjakan uang dengan bijak.

Dalam mendidik tentang pengelolaan uang, orang tua harus bisa mengajarkan tentang menentukan mana yang merupakan keinginan dan kebutuhan. Juga tentang bagaimana mereka mengambil keputusan tentang keuangan itu.

Menurut Antara News, dengan mendidik dan mengenalkan anak cara mengelola keuangan dengan baik, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih menghargai uang.

Selain itu, menurut Sahabat Pegadaian, mengajarkan anak mengelola keuangan, akan melatih rasa tanggung jawab mereka dalam mengelola uang saat mereka dewasa kelak, sehingga mereka tidak salah langkah dalam mengelola keuangannya.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa orang tua terapkan, tentang bagaimana mengajarkan anak mengelola keuangan, sebagaimana dilansir dari Ramsey Solution.

1. Anak usia pra-sekolah dan TK

- Beri contoh tentang bagaimana mengelola keuangan yang sehat kepada anak Anda. Misalnya Anda tidak membuang-buang makanan, atau Anda hanya membeli barang yang benar-benar dibutuhkan

- Cobalah menabung di toples bening. Anda bisa menaruh uang receh, atau uang kertas, namun lakukan itu setiap hari. Dari situ, anak Anda akan melihat, kalau uang ditabung setiap hari, maka uang itu akan terus makin bertambah banyak

- Tunjukkan kepada anak Anda bahwa butuh uang untuk mendapatkan barang-barang yang dia inginkan. Misalnya Anda membawa anak Anda ke minimarket, lalu ketika akan membayar barang yang dia beli, biarkan anak Anda yang menyerahkan uang itu ke kasir. Hal ini, sedikit banyak akan berdampak pada anak Anda

2. Anak usia SD dan SMP

- Ajari anak tentang prioritas, misalnya, ketika anak Anda bingung antara membeli sepatu atau video games, katakan bahwa kalau dia membeli video games, maka dia tidak bisa membeli sepatu. Biarkan anak Anda belajar memutuskan, mana yang lebih prioritas untuknya

- Ajarkan kepada anak Anda, bahwa untuk mendapatkan uang, seseorang harus bekerja, bukan sekedar meminta.

Jadi, jangan sekedar memberikan uang kepada anak Anda, tapi berikan reward dari hasil kerjanya, misalnya ketika anak Anda membantu membuang sampah, maka Anda memberi reward berupa sejumlah uang sebagai uang sakunya

- Ajarkan anak Anda untuk tidak menuruti impulse buying, yang bisa datang sewaktu-waktu. Ajarkan kepada anak Anda untuk menahan nafsunya, sehari saja, dan memikirkan lagi apakah benda yang ingin dia beli itu bermanfaat atau tidak

3. Anak usia remaja

- Berikan anak remaja Anda rekening bank, supaya ia bisa belajar secara mandiri bagaimana mengelola keuangannya, dan tahu apa saja risiko dari penggunaan uang mereka itu

- Beri tahu dan ajari anak Anda tentang berbagai risiko yang bisa mereka dapatkan, jika mereka sudah cukup umur nanti, berniat memiliki kartu kredit, atau ketika mereka berniat melakukan pinjaman online

- Perlahan-lahan, ajari anak Anda tentang bagaimana mendapatkan uang dari tangan mereka sendiri. Misalnya, saat mereka liburan, mereka bisa bekerja part time, atau membuat berbagai handicraft atau kue-kue dan menjualnya secara online

- Yang terakhir, dan sangat penting adalah, tanamkan kesadaran pada anak Anda, bahwa uang atau materi itu bukan segalanya, karena kebahagiaan tidak selalu bisa dipenuhi dengan uang

Makna Angpao

Selain melambangkan harapan, Angpao serta merah yang menjadi warna dominan pada amplop ini, memiliki makna yang sangat dalam.

Angpao berasal dari dua suku kata, yaitu ang yang berarti merah, dan pao yang bermakna pao. Merah adalah lambang energi kebahagiaan, serta keberuntungan dalam budaya Tiongkok.

Kertas merah yang menjadi elemen utama pembentuk angpao ini adalah yang hal penting dari angpao, bukan uangnya.

Ketika uang dibungkus dalam amplop merah, maka uang itu diharapkan dapat memberikan lebih banyak keberuntungan, kebahagiaan, serta berkah bagi penerimanya.

Singkatnya, angpao menjadi simbol dari kepedulian terhadap sesama. Angpao juga menjadi wujud berbagi kegembiraan antar-sesama, terutama orang-orang yang belum mampu.

Asal Usul dan Sejarah Angpao

Ditilik dari asal usulnya, tradisi memberi angpao saat Tahun Baru Imlek berasal dari kisah tertua tentang Imlek.

Alkisah, ada iblis bernama Sui yang senang menakuti anak-anak saat mereka tidur. Agar anak-anak tidak dilukai Sui, orang tua dari anak-anak itu akan menyalakan lilin, dan tidak tidur sepanjang Malam Tahun Baru Imlek.

Di satu Malam Tahun Baru, ada seorang anak diberi 8 koin untuk dimainkan, agar ia tetap terjaga. Ia memainkan koin-koin itu dengan cara membungkus koin itu dengan kertas merah, membukanya, menutup kembali, dan terus mengulangi hal itu sampai akhirnya ia lelah dan tertidur.

Orang tua anak itu pun meletakkan 8 koin itu di bawah bantal anaknya. Akhirnya, ketika Sui datang dan mencoba menyentuh kepala si anak, 8 koin yang ternyata adalah peri, mengeluarkan sinar amat kuat, sehingga Sui ketakutan.

Sejak saat itu, pemberian amplop merah berisi uang, menjadi tradisi tiap Tahun Baru Imlek, yang bertujuan menjaga keselamatan dan membawa keberuntungan.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yandri Daniel Damaledo