Menuju konten utama
Imlek 2023

Makna Tradisi-Tradisi Unik Perayaan Imlek 2023 Tahun Kelinci Air

Berikut ini beberapa tradisi-tradisi perayaan unik Imlek, tahun kelinci air dan maknanya. 

Makna Tradisi-Tradisi Unik Perayaan Imlek 2023 Tahun Kelinci Air
Ilustrasi Imlek. foto/IStockphoto

tirto.id - Perayaan Imlek atau Tahun Baru Cina yang jatuh pada 22 Januari 2023 mendatang merupakan Tahun Baru Imlek ke 2574 Kongzili atau tahun kelinci air.

Kelinci melambangkan umur panjang, kedamaian dan kemakmuran serta tahun Kelinci Air diprediksi akan menjadi tahun penuh harapan, tulis laman China Highlights.

Istilah Imlek hanya digunakan di Indonesia, sedangkan di Cina penyebutannya adalah Guo Nian atau Xin Jia yang berarti “lewat bulan” atau “bulan baru”.

Kata Imlek berasal dari kata Im dan Lek yang diambil dari bahasa suku Hokkien. Makna Im adalah bulan, sementara Lek artinya kalender atau penanggalan, laman Kemdikbud melansir.

Istilah bahasa Inggris untuk Imlek adalah Chinese New Year atau Lunar New Year, karena sistem penanggalan Tiongkok menggunakan bulan sebagai penandanya. Perayaan tersebut telah dilakukan sejak lebih dari 4000 tahun lalu.

Makna dari Tradisi Unik Perayaan Imlek 2023

Ada beberapa tradisi Imlek yang hampir selalu dilakukan oleh etnis Tionghoa ketika menyambut datangnya tahun baru. Tradisi tersebut dilakukan turun temurun dan tetap dilestarikan hingga saat ini.

Apa saja tradisi jelang Imlek tersebut dan apa makna yang terkandung dibalik tradisi itu, berikut penjelasannya:

  • Menyalakan kembang api

Menyalakan kembang api pada saat Imlek adalah tradisi yang berasal dari sebuah legenda lama di Tiongkok. Ribuan tahun lalu, disebut ada monster bernama Nian (tahun) yang hendak menyerang penduduk desa di kala pergantian tahun.

Untuk mengusir monster itu, penduduk menyalakan kembang api dan membuat cahaya terang agar ia tak jadi menyerang desa, laman Britannica menulis.

Selain suara keras dan cahaya terang, monster Nian juga takut pada warna merah sehingga setiap kali perayaan Imlek digelar, orang Cina akan mengenakan dekorasi berwarna merah serta baju merah. Merah juga melambangkan kesejahteraan dan kekuatan, serta keberuntungan.

  • Membersihkan rumah

Membersihkan seluruh rumah adalah tradisi Imlek yang juga selalu dilakukan karena kepercayaan bahwa nasib buruk selama satu tahun belakangan akan turut tersapu bersih. Tahun baru akan dimulai dengan sesuatu yang bersih dan baik serta keberuntungan baru.

  • Mudik

Imlek juga diramaikan dengan tradisi mudik ke kampung halaman untuk mengunjungi keluarga besar. Ini adalah momen paling ditunggu untuk mempererat tali persaudaraan sekaligus membangun jaringan bisnis keluarga.

Saat Imlek tiba, warga Tionghoa dari berbagai negara yang telah merantau selama bertahun-tahun akan pulang ke tempat leluhurnya dan merayakan Imlek serta Cap Go Meh yang jatuh pada hari ke 15 usai Imlek.

  • Memberikan angpao
Membagi amplop berisi angpao adalah tradisi berbagi rejeki dari yang sudah menikah kepada anak-anak atau keluarga yang belum menikah.

Pada kepercayaan Tionghoa, isi amplop tak boleh mengandung angka 4 karena angka itu diyakini kurang beruntung.

  • Makanan khas

Ada beberapa jenis makanan khas Imlek yang kerap disajikan dan jumlahnya adalah 12 macam, melambangkan 12 shio yang ada.

Masing-masing hidangan memiliki makna tersendiri, misalnya kue keranjang yang manis dan bundar, melambangkan rejeki yang diharapkan akan datang tahun ini tak habis-habis.

Ikan bandeng juga jadi hidangan khas Imlek, dan saat memakannya tidak boleh dibalik dan harus disisakan agar rejeki tidak habis dan masih tersisa untuk esok.

  • Barongsai dan Liong

Liong dan barongsai dalam tradisi Cina adalah lambang kebahagiaan dan kesenangan. Liong adalah naga, sedangkan barongsai merupakan singa.

Pertunjukkan barongsai dan liong akan dilakukan saat Imlek untuk mengundang keberuntungan serta mengusir roh jahat yang mengganggu.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yandri Daniel Damaledo