tirto.id - Hari Raya Imlek atau Tahun baru Cina merupakan perayaan terpenting bagi orang Tionghoa.
Perayaan tahun baru Imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal ke-15, pada saat bulan purnama.
Malam tahun baru Imlek juga dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun".
Sama seperti perayaan keagamaan lainnya, Imlek juga memiliki berbagai tradisi yang selalu dijalankan hingga saat ini.
Salah satu tradisi yang paling populer adalah memberikan angpao, nuansa serba merah, hingga kue keranjang.
Di Indonesia, tradisi yang berkaitan dengan perayaan tahun baru Imlek sangat beragam. Tradisi perayaan Imlek ini telah berakulturasi dengan budaya lokal setempat. Bahkan ada beberapa perayaan Imlek tersebut yang unik dan menjadi tradisi dari tahun ke tahun.
Berikut ini daftar tradisi unik perayaan Imlek di Indonesia, yang dikutip dari situs Indonesiabaik.id.
Tradisi Perayaan Imlek di Indonesia
1. Mandi Bersama di Sumur 7 Lubang, Depok
Tradisi mandi bersama ini dilakukan di Vihara Gayatri, Depok Jawa Barat, yang dipercaya memiliki kekuatan, mendatangkan rezeki, jodoh, dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Selain itu, seluruh pengunjung yang datang juga akan memanjatkan doanya. Vihara ini memiliki nilai sejarah yang kental dan tradisi yang telah dilakukan secara turun temurun.
2. Perang Air Ciancui, Riau
Tradisi perang air ini dilakukan di jalan-jalan Riau. Hampir semua warga Riau akan ramai-ramai mengikuti perang air.
Sama seperti perayaan songkran di Thailand, warga Riau akan ramai-ramai berbasah-basahan di hari raya Imlek. Perang air yang menandakan awal tahun baru ini juga biasa disebut dengan Ciancui.
3. Sembahyang Bersama di Vihara Dharma Bakti, Jakarta
Vihara Dharma Bhakti yang berada di daerah Kota Tua akan dipadati oleh orang-orang yang ingin bersembahyang. Vihara ini akan terlihat lebih meriah karena hiasan khas Imlek yang serba merah ditambah dengan bau hio.
4. Atraksi Debus dalam Pawai Tatung, Singkawang
Di Singkawang, Kalimantan Barat, ada tradisi atraksi yang menampilkan Pawai Tatung.
Tatung sendiri adalah atraksi sejenis debus jadi saat perayaan ini orang-orang yang kemasukan arwah leluhur akan akan berpawai.
Kengerian ini akan bertambah dengan atraksi tatung yang menancapkan benda tajam ke seluruh tubuh.
5. Pasar Malam Imlek Semawis, Semarang
Kemeriahan Imlek di Semarang disemarakkan lewat pasar malam yang menyuguhkan beragam kuliner dan budaya Tiongohoa.
Pasar Malam Semawis atau dikenal juga sebagai Waroeng Semawis, adalah pasar malam yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman (kuliner) serta oleh-oleh khas Semarang.
Pada hari biasa, pasar malam ini kan digelar setiap akhir pekan, di kawasan pecinan Kota Semarang, tepatnya di sepanjang jalan Gang Warung.
6. Grebeg Sudiro, Solo
Grebeg Sudiro adalah perayaan Imlek ala warga kota Solo. Ini adalah suatu perayaan perpaduan dari masyarakat Tionghoa-Jawa.
Kata grebeg sendiri merupakan tradisi khas jawa untuk menyambut hari-hari khusus seperti Mulud (kelahiran Nabi Muhammad), Syawal (lebaran), Idul Adha, Suro (Tahun Baru Jawa).
Puncak perayaan ini ialah saat perebutan hasil bumi, makanan, dan lainnya, yang disusun membentuk gunung.
Tradisi rebutan didasari oleh falsafah Jawa ora babah ora mamah yang artinya, jika tidak berusaha tidak makan. Sedangkan, bentuk gunung memiliki maksud dari masyarakat jawa atas rasa syukur pada sang pencipta.
7. Pawai Imlek, Bogor dan Medan
Saat Hari Raya Imlek, kota Bogor dan Medan akan menggelar pawai Imlek. Di Bogor, akan ada parade dan pertunjukkan seni dari Tionghoa dan Sunda.
Sementara itu, di Kota Medan, akan digelar Imlek Fair yang menampilkan beragam atraksi. Atraksi tersebut di antaranya barongsai hingga pesta kembang api. Selain itu, akan ada berbagai macam kuliner khas, penjualan berbagai aksesoris dan lainnya.
8. Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta
Di Kota Yogyakarta, Imlek akan dimeriahkan oleh Pekan Budaya Tionghoa, yang merupakan acara tahunan.
Mengutip situs Pariwisata.jogjakota.go.id, Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PTBY) diinisiasi oleh masyarakat Tionghoa yang tergabung dalam JCACC (Jogja Chinese Art and Culture Centre)
Biasanya PTBY akan digelar selama tujuh hari, dan puncaknya adalah pada perayaan Cap Go Meh.
Tahun ini, PTBY akan digelar di Kampung Ketandan Wetan hingga Kulon, yang dimulai pada 30 Januari 2023, penutupannya pada 5 Februari 2023.
Editor: Iswara N Raditya