Menuju konten utama

Tingkatkan Produksi, KKP Targetkan Swasembada Garam di 2027

Kebutuhan garam nasional saat ini mencapai 5 juta ton per tahun dan diperkirakan akan terus meningkat sekitar 2 persen hingga 2029.

Tingkatkan Produksi, KKP Targetkan Swasembada Garam di 2027
Pekerja memasak dan mengumpulkan garam yang telah di masak di tempat produksi, Desa Lamnga, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (10/5/2025). Proses produksi garam yang dilakukan secara tradisional di pesisir Selat Malaka Aceh itu merupakan salah satu upaya memenuhi kebutuhan garam nasional yang diperkirakan mencapai 4,9 juta ton pada tahun 2025. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/bar

tirto.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan Indonesia akan mencapai swasembada garam pada 2027 mendatang. Upaya ini sejalan dengan agenda besar pemerintah dalam mewujudkan kemandirian nasional di sektor pangan, energi, dan industri, seperti nawa cita presiden.

“Kami fokus memenuhi kebutuhan garam nasional tanpa ketergantungan impor selambat-lambatnya pada 2027,” kata Dirjen Pengelolaan Kelautan KKP Koswara, dalam Konferensi Pers KKP Inisiasi Kemandirian Garam Nasional Melalui K-SIGN Rote Ndao, di Kantornya, Rabu (11/6/2025).

Dia menjelaskan, kebutuhan garam nasional saat ini mencapai 5 juta ton per tahun dan diperkirakan akan terus meningkat sekitar 2 persen per tahun mulai 2027 hingga 2029.

Untuk mencapai target swasembada, produksi garam nasional harus ditingkatkan secara signifikan, yakni sekitar 21 persen per tahun, hingga mencapai 5,3 juta ton pada 2029.

Menurutnya, langkah menuju swasembada tidak hanya fokus pada peningkatan kuantitas, tetapi juga kualitas. Pasalnya, selama ini sebagian besar kebutuhan garam industri, seperti untuk sektor kimia Chlor Alkali, pangan, dan farmasi, masih dipenuhi dari impor karena kualitas garam lokal yang belum sesuai standar industri.

“Peningkatan kualitas garam menjadi kunci agar produk dalam negeri bisa digunakan industri-industri strategis, sehingga mengurangi ketergantungan pada garam impor,” ujarnya.

Sebelumnya KKP sempat menargetkan swasembada garam dapat tercapai pada 2025, dengan lokasi pengembangan tambak garam di Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). NTT menjadi pilihan karena daerah tersebut memiliki kualitas air yang bagus dan cahaya matahari yang cukup.

“Saya udah pergi ke Indonesia timur, potensinya besar sekali terutama di daerah NTT itu produknya bagus, airnya juga bagus. Masa panen pembudidayaan garamnya bisa sampai masa produksinya 8 bulan, karena panasnya 8 bulan, itu bisa dilakukan. Itu salah satu yang akan kita kembangkan, kita usulkan,” ujar

Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono, saat ditemui awak media usai Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (3/9/2024).

Demi mencapai swasembada, KKP membutuhkan tambahan lahan untuk mengembangkan tambak garam. Karena itu, dalam Rapat Kerja hari ini Sakti juga meminta persetujuan DPR untuk mendapat tambahan anggaran sebesar Rp6,14 triliun.

Dengan demikian, anggaran KKP di tahun 2025 dapat bertambah dari yang dianggarkan sekarang dalam RAPBN 2025 sebesar Rp6,23 triliun.

Baca juga artikel terkait SWASEMBADA GARAM atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra