Menuju konten utama

TGUK Rambah Bisnis Pengolahan Daging, Siapkan Modal Rp42,9 M

Modal kerja Rp42,9 miliar ini bersumber dari hasil pengembalian dana dari rencana pegembangan gerai milik TGUK.

TGUK Rambah Bisnis Pengolahan Daging, Siapkan Modal Rp42,9 M
ilustrasi TGUK. foto/istockphoto

tirto.id - Emiten ritel PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) mengembangkan lini bisnis baru dengan merambah industri pengolahan dan perdagangan daging serta makanan olahan. Perusahaan menyiapkan dana sebesar Rp42,926 miliar sebagai modal kerja awal untuk mendanai ekspansi ini.

Pengembangan bisnis baru ini tercantum dalam Laporan Ringkas Studi Kelayakan yang disusun oleh KJPP Ferdinand, Danar, Ichsan dan Rekan (KJPP FDI&R) per 31 Juli 2025.

TGUK berencana menambah lima bidang usaha baru, yaitu Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas (KBLI 10130), Industri Makanan dan Masakan Olahan (KBLI 10750), serta perdagangan besar untuk daging sapi olahan, daging ayam olahan, dan makanan-minuman lainnya.

Ekspansi ini didorong oleh prospek pasar frozen food dan olahan daging di Indonesia yang dinilai sangat cerah. Studi kelayakan mengutip data pasar yang menunjukkan pertumbuhan industri ini didukung oleh tren urbanisasi, peningkatan kelas menengah, dan kemajuan infrastruktur rantai dingin (cold chain).

“Berdasarkan analisis dari IMARC Group, pasar makanan beku Indonesia mencapai 3,4 miliar dolar AS pada tahun 2024. Ke depannya, pasar ini diperkirakan akan mencapai 5,9 miliar dolar AS pada tahun 2033,” tulis laporan tersebut dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Sabtu (25/10/2025).

Adapun, modal kerja Rp42,9 miliar ini bersumber dari hasil pengembalian dana dari rencana pegembangan gerai milik TGUK. Selain itu, TGUK juga telah merencanakan tahapan investasi untuk bisnis barunya.

Untuk kegiatan usaha food processing, perusahaan mengalokasikan biaya investasi awal sebesar Rp37,5 miliar yang dijadwalkan digunakan pada tahun 2026 dan 2027. Pada 2029, direncanakan kembali dilakukan penambahan investasi senilai Rp40,1 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Rencana operasional bisnis ini akan dimulai pada November 2025. Pada fase awal, kegiatan produksi food processing akan dijalankan melalui sistem kontrak produksi atau maklon dengan pihak ketiga.

“Laba dari hasil kegiatan usaha frozen meat dan food processing yang dijalankan melalui maklon mulai dari bulan November 2025 akan digunakan untuk mendanai kebutuhan biaya investasi,” jelas laporan tersebut.

Baca juga artikel terkait EMITEN atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Flash News
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana