tirto.id - Otoritas Malaysia telah menetapkan lima anak yang menjadi tersangka dalam kasus perundungan Zara Qairina. Salah seorang dari lima anak tersebut dirumorkan adalah anak pejabat Malaysia. Namun hal itu telah disanggah.
Di media sosial beredar foto sekumpulan anak yang dikatakan adalah siswi Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Tun Datu Mustapha Papar, Sabah, Malaysia, sekolah yang sama dengan Zara.
Foto tersebut disertai narasi yang mengatakan jika mereka lah pelaku perundungan Zara Qairina. Salah seorang dari sekian anak di dalam foto tersebut dikatakan adalah anak pejabat.
Tersangka Kasus Zara Qairina Bukan Anak Pejabat
Salah seorang siswi yang diduga adalah salah satu tersangka kasus perundungan Zara Qairina bernama Farisha. Farisha ini disebut-sebut sebagai putri dari Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Sabah, Datuk Dr. Mohd Arifin Mohd Arif, dan juga merupakan cucu dari Tuan Yang Terutama (TYT) Tun Datuk Seri Panglima Musa Aman.
Namun kabar ini langsung dibantah oleh Datuk Dr. Mohd Arifin Mohd Arif. Ia mengaku tidak pernah mempunyai putri dengan nama Farisha.
"Saya tidak punya anak yang bersekolah di sekolah itu, saya tidak punya anak perempuan dengan nama yang disebutkan (dalam rumor tersebut)," ujarnya dikutip laman The Star (9/8/2025).
Mohd Arifin juga meminta masyarakat untuk tidak mempengaruhi penyelidikan polisi dengan menyebarkan rumor-rumor tak berdasar dan menyerahkan semua proses penyelidikan pada pihak berwajib.
"Biarkan polisi yang menyelidikinya," pintanya.
Update Kasus Zara Qairina
Lima remaja berusia di bawah 18 tahun telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus perundungan Zara Qairina. Mereka telah dibawa ke Pengadilan Anak di Kota Kinabalu hari ini, Rabu, 20 Agustus 2025.
Kelimanya akan diperiksa dan didakwa melanggar Pasal 507C(1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Malaysia, tentang penggunaan kata-kata atau komunikasi yang mengancam, kasar, atau menghina.
Zara Qairina Mahathir, seorang siswi Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Tun Datu Mustapha Papar, Sabah, Malaysia ditemukan tak sadarkan diri di dekat saluran drainase sekolahnya pada 16 Juli 2025 sekitar pukul 03.00 dini hari waktu setempat.
Zara kemudian dilarikan ke RS Queen Elizabeth keesokan harinya untuk mendapatkan perawatan medis. Di sana, dokter melihat luka yang serius pada tubuh Zara dan menyimpulkan jika Zara tidak dapat hidup tanpa bantuan alat.
Keluarga Zara yang datang dari Kuala Lumpur lantas memutuskan untuk melepas alat bantuan hidup dan Zara pun dinyatakan meninggal dunia pada 17 Juli 2025.
Setelah prosesi pemakaman rampung, keluarga Zara mulai memikirkan kemungkinan ada penyebab lain dalam kasus kematian putrinya. Ini dikarenakan Zara yang sebelumnya pernah bercerita tentang perundungan yang dilakukan seniornya.
Berbekal video rekaman telepon dan buku diary Zara, otoritas Malaysia akhirnya menetapkan lima orang anak yang menjadi tersangka dalam kasus perundungan. Meski telah mengantongi lima tersangka, namun proses penyelidikan terhadap kasus kematian Zara masih berlangsung.
Publik Malaysia sangat berharap polisi dapat mengungkap kebenaran terkait kasus ini. Selain mengawal dengan tagar #JusticeforZara di media sosial, masyarakat Malaysia juga mengadakan doa bersama untuk mendiang Zara.
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Masuk tirto.id


































