Menuju konten utama

Khutbah Jumat 11 Juli 2025 Tema Alasan Bulan Muharram Istimewa

Khutbah Jumat 11 Juli 2025 bertema alasan bulan Muharram istimewa. Isi khutbah ini dapat digunakan sebagai acuan khatib yang bertugas.

Khutbah Jumat 11 Juli 2025 Tema Alasan Bulan Muharram Istimewa
khotbah Jumat. ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/foc.

tirto.id - Salah satu tema menarik yang dapat disampaikan pada khutbah Jumat 11 Juli 2025 ialah alasan bulan Muharram menjadi istimewa. Isi khutbah dapat digunakan sebagai acuan khatib.

Dalam kalender Hijriah, bulan Muharram merupakan bulan pertama. Pada pergantian tahun tersebut, umat Islam melaksanakan sejumlah amalan khusus untuk menyambut bulan Muharram.

Sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi selama Muharram. Di antaranya seperti pertaubatan Nabi Adam, keselamatan Nabi Musa dan Nabi Nuh, hingga anjuran menunaikan puasa sunnah bulan Muharram.

Isi Khutbah Jumat 11 Juli 2025 tentang Keistimewaan Bulan Muharram

Isi khutbah Jumat 11 Juli 2025 tentang bulan Muharram yang istimewa bisa menjadi pilihan tema menarik untuk disampaikan khatib kepada para jemaah.

Jumat ini masih bertepatan dengan bulan Muharram. Terdapat sejumlah keistimewaan yang dapat diketahui oleh umat Islam dalam rangka memaknai bulan Muharram.

Berikut merupakan contoh naskah khutbah Jumat yang bisa digunakan pada tanggal 11 Juli 2025 dengan tema tentang keistimewaan bulan Muharram:

Khutbah 1

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِيْنِهِ وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ،

وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَى وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى.

أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللّٰهِ اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.

قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللّٰهِ الرّٰحْمَنِ الرّٰحِيْمِ، وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.....

Di bulan Muharram yang istimewa ini, mari senantiasa meningkatkan kualitas iman dan taqwa. Selain itu, mari tingkatkan amal shalih dan kebajikan kepada sesama manusia untuk menjaga ukhuwah Islamiyah.

Solawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad salallahu alaihiwas salam. Semoga pada hari yang ditetapkan nanti kita mendapat syafaatnya. Aamiin Allahhumma Aamiin.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah......

Pada kesempatan kali ini, khatib akan menyampaikan satu judul khutbah yaitu tentang keistimewaan bulan Muharram.

Dalam Islam, terdapat empat bulan yang diagungkan Allah (syahrul hurum) yaitu bulan Zulkaidah, Zulhijah, Muharram dan Rajab. Pada bulan mulia tersebut, Islam dianjurkan untuk menjaga diri dengan baik.

Hal ini termaktub dalam Surat at-Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Atas keistimewaan bulan Muharram, amal ibadah yang dikerjakan umat Islam akan mendapat pahala yang berlipat.

Dalam sejarah Islam, pada bulan Muharram tepatnya hari Asyura (kesepuluh), Nabi Musa dan pengikutnya ditolong oleh Allah dengan tongkat Musa yang dapat membelah lautan.

Melalui mukjizat tersebut, Nabi Musa dapat melewati Laut Merah. Sebaliknya, Fir'aun Mesir dan tentaranya yang mengejar di belakang, tenggelam.

Saat Nabi hijrah ke Madinah, dikatakan Ibnu Abbas, Nabi mendapati orang-orang Yahudi di Madinah berpuasa pada 10 Muharram.

Nabi kemudian bertanya pada orang Yahudi alasan mengapa mereka berpuasa pada hari Asyura.

Para Yahudi berkata kepada Nabi Muhammad saw. “Ini adalah hari raya, yaitu hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Firaun. Lalu Nabi Musa as. berpuasa pada hari ini sebagai wujud syukur kepada Allah”. (H.R. Bukhari).

Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah saw. bersabda, "Akulah yang lebih utama (dekat) terhadap Musa dibanding mereka”.

Berdasarkan Riwayat tersebut, umat Islam sangat dianjurkan untuk mengerjakan puasa Asyura atau hari ke sepuluh bulan Muharram.

Di antara jenis ibadah yang dianjurkan untuk diperbanyak adala puasa. Baginda Rasulullah bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللّٰهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam” (HR. Muslim)

Untuk membedakan dengan tradisi orang Yahudi, Nabu Muhammad juga menganjurkan umatnya untuk berpuasa di tanggal 9 Muharram.

Diriwayatkan dari jalur Ibnu Abbas, Rasulullah saw. bersabda, "Jika umurku masih sampai tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada (Muharram) hari yang kesembilan."

Dalam Fathul Muin, Syekh Zainuddin Al-Malibari menyebutkan, "Bagi orang yang tidak berpuasa di hari Tasu’a (9 Muharram), adalah disunahkan berpuasa pada tanggal 11".

Pada hari Asyura, Nabi Adam bertaubat kepada Allah atas kesalahannya. Di hari yang sama, Allah menerima taubat Nabi Adam.

Kemudian, kapal Nabi Nuh berlabuh dengan selamat di bukit Zuhdi usai banjir bandang yang menghanyutkan banyak makhluk melanda dunia. Pada hari Asyura, Nabi Yunus berhasil keluar dari perut ikan yang melahapnya di tengah laut.

Demikian isi khutbah pertama yang bisa khotib sampaikan. Semoga membawa keberkahan dalam menjalani bulan Muharram 1447 H.

Menutup khutbah pertama, khatib selalu mengajak diri sendiri maupun seluruh jemaah untuk selalu meningkatkan iman dan takwa, apalagi selama bulan Muharram.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا . وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِوَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

لَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

tirto.id - Edusains
Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo