Menuju konten utama

Tata Cara Shalat Tolak Bala Rabu Wekasan dan Bacaan Doa

Tata cara shalat tolak bala Rabu wekasan beserta bacaan doa tolak bala. Bagaimana hukumnya? Berikut selengkapnya.

Tata Cara Shalat Tolak Bala Rabu Wekasan dan Bacaan Doa
Ilustrasi - Shalat di rumah. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Tata cara shalat tolak bala Rabu wekasan dimulai dengan niat, membaca Al-Fatihah, membaca surat pendek, rukuk, sujud, hingga tasyahud akhir. Kemudian disambung membaca doa seperti doa tolak bala.

Rebo wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender kamariah. Pada tahun ini, rebo wekasan jatuh pada Rabu, 13 September 2023 mendatang.

Sholat tolak bala, salat sunah lidaf'il bala, atau salat rebo wekasan merupakan amalan yang dapat dikerjakan di Rebo wekasan, waktu yang dipercaya masyarakat bahwa Allah menurunkan ratusan ribu penyakit ke dunia.

Oleh sebab itu, umat Islam menyambut Rebo wekasan dengan menjalankan berbagai amal saleh, salah satunya menunaikan salat tolak bala untuk meminta pertolongan kepada Allah Swt.

Terkait hukum mendirikan salat rebo wekasan, para ulama berbeda pendapat. KH Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama sekaligus pahlawan nasional Indonesia menyatakan hukum salat Rebo wekasan adalah haram.

Di sisi lain, Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Makki dalam kitab Kanz an-Najah wa al-Surur menjelaskan bahwa salat Rebo wekasan boleh dikerjakan dengan catatan tidak boleh diniatkan untuk Rebo wekasan. Namun, salat rebo wekasan dapat diniatkan sebagai salat sunah mutlak.

Tata Cara Shalat Tolak Bala Rabu Wekasan dan Bacaan Doa

Terlepas dari perbedaan pendapat para ulama, kaum muslim yang menjalankan salat tolak bala Rebo wekasan semata-semata meminta keselamatan kepada Allah Swt. Adapun pelaksanaan salat Rebo wekasan seperti salat sunah 2 rakaat pada umumnya.

Shalat tolak bala Rebo wekasan dapat ditunaikan 4 kali dengan formasi 2 rakaat 1 salam. Setelah shalat 4 rakaat selesai, sebaiknya dapat dilanjutkan berdoa memohon pertolongan kepada Allah seperti melantunkan doa tolak bala. Berikut ini tata cara shalat tolak bala Rabu wekasan dan bacaan doa:

1. Membaca niat salat tolak bala Rabu wekasan.

أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latinnya:

Ushallî sunnatan rak’ataini lillâhi ta’âla.

Artinya:

"Saya niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah ta’ala".

2. Melakukan takbiratulihram seraya mengucapkan niat di atas dalam hati.

3. Membaca Surah Al-Fatihah.

4. Membaca surah pendek meliputi Surah Al-Kautsar 17 kali, Surah Al-Ikhlas 5 kali, Surah Al-Falaq 1 kali, dan Surah An-Nas 1 kali.

5. Rukun dengan tumakninah seraya membaca bacaan:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ

Arab Latinnya:

Subhaana rabbiyal ‘adzhiimi. Subhaana rabbiyal ‘adzhiimi. Subhaana rabbiyal ‘adzhiimi.

Artinya:

“Maha Suci Allah Rabbku Yang Maha Agung, Maha Suci Allah Rabbku Yang Maha Agung, Maha Suci Allah Rabbku Yang Maha Agung.”

6. Iktidal dengan tumakninah seraya membaca bacaan berikut:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Arab Latinnya:

Sami'allahu liman hamidah.

Artinya: "Allah SWT mendengar orang yang memujinya".

7. Sujud pertama dengan membaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ‎ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ‎ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ‎

Bacaan Latinnya:

Subhaana rabbiyal a'la wa bihamdihi. Subhaana rabbiyal a'la wa bihamdihi. Subhaana rabbiyal a'la wa bihamdihi.

Artinya:

"Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepada-Nya".

8. Duduk di antara dua sujud sembari membaca:

رب اغْفِرلي وَارْحَمْنِى واجبرني وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَاعْفُ عَنِّى

Bacaan Latinnya:

Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.

Artinya:

"Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah keadaanku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku"

9. Sujud kedua.

10. Duduk sejak atau duduk istirahat sebelum mengerjakan rakaat kedua.

11. Menjalankan rakaat kedua seperti rakaat pertama mulai membaca Al-Fatihah hingga sujud kedua.

12. Duduk tasyahud akhir dan salam.

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ , اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Arab Latinnya:

At-tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. As-salaamu’ alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu’ alaina wa’alaa ibaadillaahishaalihiin. Asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammad rasuulullaah.

Allaahumma shalli’alaa muhammad, wa’alaa aali muhammad kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. Wabaarik ’alaa Muhammad wa alaa aali Muhammad. Kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil’aalamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya:

Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya Allah. Keselamatan atas Nabi Muhammad, juga rahmat dan berkahnya. Keselamatan dicurahkan kepada kami dan atas seluruh hamba Allah yang sholeh. Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Ya Allah, limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad.Seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya.

Seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Engkaulah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia di seluruh alam.

13. Berdiri kembali untuk mendirikan salat tolak bala rebo wekasan kedua.

14. Setelah salat selesai, berdoa kepada Allah Swt. meminta pertolongan. Salah satu doa yang dapat dibaca adalah doa tolak bala sebagai berikut:

اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْرِ وَأَبْوَابَ البَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ الرِّزْقِ وَأَبْوَابَ القُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ وَأَبْوَابَ العَافِيَةِ وَأَبْوَابَ الجَنَّةِ اللَّهُمَّ عَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَاصْرِفْ عَنَّا بِحَقِّ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَبِيِّكَ الكَرِيْمِ شَرَّ الدُّنْيَا وَعَذَابَ الآخِرَةِ،غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ

Arab Latinnya:

Allȃhummaftah lanȃ abwȃbal khair, wa abwȃbal barakah, wa abwȃban ni‘mah, wa abwȃbar rizqi, wa abwȃbal quwwah, wa abwȃbas shihhah, wa abwȃbas salȃmah, wa abwȃbal ‘ȃfiyah, wa abwȃbal jannah. Allȃhumma ‘ȃfinȃ min kulli balȃ’id dunyȃ wa ‘adzȃbil ȃkhirah, washrif ‘annȃ bi haqqil Qur’ȃnil ‘azhȋm wa nabiyyikal karȋm syarrad dunyȃ wa ‘adzȃbal ȃkhirah. Ghafarallȃhu lanȃ wa lahum bi rahmatika yȃ arhamar rȃhimȋn. Subhȃna rabbika rabbil ‘izzati ‘an mȃ yashifūn, wa salȃmun ‘alal mursalȋn, walhamdulillȃhi rabbil ‘ȃlamȋn.

Artinya:

“Ya Allah, bukalah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kenikmatan, pintu rezeki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu afiyah, dan pintu surga. Ya Allah, jauhkan kami dari semua ujian dunia dan siksa akhirat. Palingkan kami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan hak Al-Qur’an yang agung dan derajat nabi-Mu yang pemurah. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka. Wahai Zat yang maha pengasih. Maha suci Tuhanmu, Tuhan keagungan, dari segala yang mereka sifatkan. Semoga salam tercurah kepada para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam”.

Doa lain yang dapat dibaca adalah doa yang dituliskan Habib Abu Bakar Al-'Adni dalam kitab Mandzumah Syarhil Atsar fi Ma Warada'an Syahris Shafar sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّ هٰذَا الزَّمَانِ وَأَهْلِهِ، وَأَسْأَلُكَ بِجَلَالِكَ وَجَلَالِ وَجْهِكَ وَكَمَالِ جَلَالِ قُدْسِكَ أَنْ تُجِيْرَنِيْ وَوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِيْ وَأَهْلِيْ وَأَحْبَابِيْ وَمَا تُحِيْطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِيْ مِنْ شَرِّ هٰذِهِ السَّنَةِ، وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ فِيْهَا، وَاصْرِفْ عَنِّيْ شَرَّ شَهْرِ صَفَرَ، يَا كَرِيْمَ النَّظَرِ، وَاخْتِمْ لِيْ فِيْ هٰذَا الشَّهْرِ وَالدَّهْرِ بِالسَّلَامَةِ وَالْعَافِيَةِ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِيْ وَلِأَهْلِيْ وَمَا تَحُوْطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِيْ وَجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هٰذَا الشَّهْرِ، وَمِنْ كُلِّ شِدَّةٍ وَبَلَاءٍ وبَلِيَّةٍ قَدَّرْتَهَا فِيْهِ يَا دَهْرَ، يَا مَالِكَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ، يَا عَالِمًا بِمَا كَانَ وَمَا يَكُوْنُ، وَمَنْ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا قَالَ لَهُ: (كُنْ فَيَكُوْنُ) يَا أَزَلِيُّ يَا أَبَدِيُّ يَا مُبْدِئُ يَا مُعِيْدُ يَاذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَاذَا الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ أَنْتَ تَفْعَلُ مَا تُرِيْدُ

اَللّٰهُمَّ احْرِسْ بِعَيْنِكَ أَنْفُسَنَا وَأَهْلَنَا وَأَمْوَالَنَا وَوَالِدِيْنَا وَدِيْنَنَا وَدُنْيَانَا الَّتِيْ ابْتَلَيْتَنَا بِصُحْبَتِهَا، بِبَرَكَةِ الْأَبْرَارِ وَالْأخْيَارِ، وَبِرَحْمَتِكَ يَاعَزِيْزُ يَاغَفَّارُ، يَاكَرِيْمُ يَاسَتَّارُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللّٰهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَنِ، يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ، اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ يَا مُجْمِلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنَا اللّٰهُمَّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْنَ

Arab Latinnya:

(Bismilahirrahmanirrahim, wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala âlihi wa shahbihi ajma’în. A’ûdzu billahi min syarri hadzaz zaman wa ahlihi, wa as`aluka bi jalâlika wa jalâli wajhika wa kamâli jalâli qudsika an tujîrani wa walidayya wa ahlî wa ahbâbi wa mâ tuhîthuhu syafaqatu qalbi min syarri hadzas sanati, wa qini syarra mâ qhaddaita fîha, washrif ‘anni syarra syahri shafar, yâ Karîman nazhar, wakhtim lî fî hâdzas syahri wad dahri bis salamati wal ‘afiyati lî wa liwâdayya wa aulâdi wa li ahli wa mâ tahûthuhu syafaqatu qalbi wa jamî’il muslimîn, wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘alâ âli wa shahbihi wa sallam.

Allahumma innâ na’udzubika min syarri hadzas syahri, wa min kulli syiddatin wa balâin wa baliyyatin qaddartahâ fîhi yâ dahru, ya mâlikad dunya wal akhirat, ya ‘âliman bima kâna wa mâ yakûnu, wa man idzâ arâda syai`an qâla lahu: (kun fayakûn) yâ azaliyyu ya abadiyyu ya mubdi-u ya mu‘id ya dzal jalâli wal ikrâm, ya dzal ‘arsyil majîd anta taf’alu mâ turîd.

Allahuma yâ syadîdal qawiyyi wa yâ syadidal mihani, yâ ‘azîzu dzallat li’izzatika jamîu khalkika, ikfîni min jami’i khalkika, yâ Muhsinu yâ Mujmilu yâ Mutafaddhil, yâ Mun’im, ya Mutakarrim, yâ man lâ ilaha illa Anta, irhamnâ allahumma bi rahmatika yâ arhamar rahimîn. Wa shallallahu ta’âla ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala âlihi wa shahbihi ajma’în)

Artinya:

“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat kepada Tuan kami, Muhammad SAW dan keluarganya serta sahabatnya semuanya. Aku berlindung dari keburukan zaman ini dan orang-orang yang memiliki keburukan itu, dan aku memohon dengan wasilah keagungan-Mu dan keagungan keridhaan-Mu serta keagungan kesucian-Mu, supaya Engkau melindungiku, kedua orang tuaku, keluargaku, orang-orang yang aku cintai dan sesuatu yang diliputi kasih sayangku, dari keburukan tahun ini, dan cegahlah aku dari keburukan yang telah Engkau tetapkan di dalamnya. Palingkanlah dariku keburukan di bulan Safar, wahai Dzat Yang Memiliki Pandangan Yang Mulia. Akhirilah aku di bulan ini, di waktu ini dengan keselamatan dan sejahtera bagi kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, dan sesuatu yang diliputi kasih sayangku seluruhnya. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan keselamatan kepada tuan kami Muhammad SAW, dan keluarganya serta sahabatnya.

Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari keburukan bulan ini, dan dari segala kesukaran, bencana dan cobaan yang telah Engkau takdirkan di dalamnya, wahai Ad-Dahr (Allah), wahai sang pemilik dunia dan akhirat, wahai Zat Yang Maha mengetahui sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi, wahai Zat yang apabila menghendaki sesuatu mengucapkan: Kun fayakun, Wahai yang Zat yang tidak terikat waktu, wahai Zat yang abadi, wahai Zat yang menciptakan segala sesuatu, wahai Zat yang mengembalikan segala sesuatu, wahai Zat pemilik keagungan dan kemuliaan, wahai Zat pemilik ‘Arsyi yang mulia, Kau maha melakukan apa yang Kaukehendaki.

Ya Allah jagalah diri kami dengan pandangan-Mu, dan keluarga kami, harta kami, orang tua kami, agama kami, dunia yang kami dicoba untuk menghadapinya, dengan wasilah keberkahan orang-orang yang baik dan pilihan, dan dengan kasih sayang-Mu wahai yang maha perkasa, maha pengampun, maha mulia, maha menutup aib, duhai yang paling maha penyayang di antara para penyayang

Wahai Allah, wahai Zat yang sungguh amat kuat, Zat yang cobaannya sangat berat, wahai yang maha perkasa, yang mana seluruh mahlukNya tunduk karena keperkasaan-Mu, jagalah aku dari semua mahluk-Mu, wahai yang maha memperbagus, yang maha memperindah, yang maha memberikan keutamaan, yang maha memberikan kemuliaan, Yang Siapa tiada tuhan kecuali Engkau, kasih sayangilah kami dengan rahmat-Mu wahai Zat paling penyayang di antara para penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan kepada tuan kami Muhammad SAW, dan keluarganya serta sahabatnya semua.”

Baca juga artikel terkait RABU WEKASAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani