Menuju konten utama

Rebo Wekasan 2023 Jatuh pada 13 September dan Tradisi Perayaan

Rebo Wekasan 2023 atau jatuh pada Rabu, 13 September 2023. Berikutt beragam tradisi perayaan Rebo Wekasan di berbagai daerah.

Rebo Wekasan 2023 Jatuh pada 13 September dan Tradisi Perayaan
Warga mengikuti kegiatan Rebo Wekasan di Pantai Pondok Nongko, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (14/10/2020). Acara yang digelar setiap hari Rabu pada akhir bulan Safar itu guna mendoakan agar terhindar dari bala dan musibah ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/hp.

tirto.id - Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan adalah istilah yang digunakan masyarakat Jawa untuk menyebut hari Rabu terakhir dalam bulan Safar. Pada tahun 2023 atau 1445 Hijriah, Rebo Wekasan jatuh pada Rabu, 13 September 2023.

Cikal bakal tradisi Rebo Wekasan berasal dari masyarakat jahiliyah yang meyakini bahwa bulan Safar adalah bulan kesialan. Tapi, keyakinan itu dibantah oleh Rasulullah Muhammad SAW, beliau bersabda dalam sejumlah hadits bahwa tidak ada kesialan dalam bulan Safar.

Namun demikian, hingga kini masih ada beberapa kelompok masyarakat termasuk Jawa yang meyakini hal itu. Sehingga, mereka melakukan sejumlah tradisi yang mereka percaya dapat menjauhkan dari malapetaka.

Tradisi Rebo Wekasan di sejumlah daerah dilakukan berbeda-beda mulai dari salat sunnah, dzikir bersama, pengajian bersama, hingga kitab mengelilingi desa.

Tradisi Rebo Wekasan di Berbagai Daerah

Peringatan Rebo Wekasan dirayakan dengan beragam tradisi di berbagai daerah di Indonesia. Berikut beberapa di antaranya, sebagaimana dilansir Jurnal Theologia Volume 30, No. 2, Desember 2019.

1. Kudus, Jawa Tengah

Masyarakat Kudus pada saat Rebo Wekasan melakukan , shalat sunnah muṭlaq agar menolak bala’, shalat ini dilaksanakan empat rakaat, baik dengan dua tahiyyat satu salam, atau dua tahiyyat dua salam.

Kemudian, dilanjutkan dengan membaca al-Fātiḥah kemudian Surat al-Kauthar 17 kali, Surat al-Ikhlāṣ 5 kali, Surat al-Falaq 1 kali dan surat al-Nās 1 kali, yang dilakukan di setiap rakaatnya.

Selanjutnya, membaca surat Yasin. Ketika proses pembacaannya sampai pada “Salāmun qaulan min rabb al-raḥīm” dibaca sebanyak 313 kali lalu dilanjutkan ayat setelahnya sampai selesai. Lalu membaca doa tolak bala.

Kemudian, membuat air Salāmun. Air Salāmun adalah air yang dimasukkan di dalamnya ayat-ayat yang diawali dengan Salāmun untuk diminum agar terhindar dari malapetaka dan musibah yang akan turun dalam setahun.

2. Garut, Jawa Barat

Tradisi Rabu Wekasan di Garut juga dilaksanakan dengan shalat sunnah dua rakaat, yang dalam setiap rakaatnya membaca Surat al-Fātiḥah sekali, Surat al-Kauthar 15 kali, Surat al-Ikhlāṣ 5 kali, Surat al-Falaq 1 kali, dan al-Nās 1 kali. Selanjutnya membaca doa dan ṣalawat secara bersama-sama.

3. Tegal, Jawa Tengah

Masyarakat Suradadi Tegal menjalankan tradisi Rebo Wekasan dengan cara pengajian akbar, pembacaan ayat suci Al-Qur'an, Barzanji, dan tahlilan. Semua itu dilakukan supaya terhindar dari marabahaya.

Sementara di Lebaksiu Tegal, masyarakat akan berkunjung ke petilasan Mbah Panggung yang terletak di puncak bukit Sitanjung dengan membawa sesajen, lalu berdoa untuk menolak musibah.

4. Wonokromo, Yogyakarta

Tradisi Rebo Wekasan di Wonokromo, Yogyakarta dilakukan dengan berdoa bersama di depan masjid. Biasanya, seminggu menjelang Rebo Wekasan digelar pasar malam.

Masyarakat Wonokromo meyakini bahwa pada hari Rabu terakhir di bulan Safar adalah hari di mana Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Kyai Faqih Usman, tokoh penyebar agama Islam di Wonokromo bertemu.

Sehingga, ritual Rabu Wekasan dimaknai sebagai rasa syukur dan mengharap berkah sekaligus sebagai upaya menolak berbagai musibah.

5. Jawa Timur

Masyarakat daerah Manyar dan Kebomas di Jawa Timur masih mempertahankan tradisi Rebo Wekasan dengan melakukan sedekah bumi di sekitar Telaga Suci. Menurut masyarakat setempat pada Rabu terakhir bulan Safar, Allah SWT mengabulkan permohonan mereka untuk mendapatkan sumber air.

Tradisi Rebo Wekasan juga dilakukan nelayan pantai Bulusan, Banyuwangi yang pada setiap Rabu Wekasan menggelar ritual Petik Laut. Ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan terhindar dari marabahaya. Para nelayan berharap dengan melakukan ritual ini mereka diberikan keselamatan dan hasil yang melimpah saat pergi mencari ikan.

Baca juga artikel terkait REBO WEKASAN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yulaika Ramadhani