tirto.id - Sholat rawatib apa saja yang dilaksanakan sebagai ibadah sunnah oleh umat Muslim? Artikel ini membahas tentang macam-macam shalat rawatib dan jumlah rakaatnya, lengkap dengan dalil atau haditsnya.
Sebelum membahas lebih dalam tentang shalat rawatib, terdapat shalat wajib yang dilaksanakan sebanyak 5 waktu dalam satu hari satu malam. Adapun rawatib dilaksanakan setelah atau sebelum shalat tersebut.
Pelaksanaan ibadah sunnah ini punya jumlah rakaat yang berbeda-beda, tergantung mengikuti aturan hadits tertentu. Untuk mengetahui pengertian, apa saja sholat rawatib, dan dalil yang menyebutkannya, Anda bisa baca penjelasan berikut.
Apa yang Dimaksud Shalat Rawatib?
Dinukil dari laman Universitas Ahmad Dahlan, shalat rawatib adalah ibadah sunnah yang dilaksanakan umat Muslim untuk mengiringi shalat wajib. Dengan begitu, rawatib akan dijalankan sebanyak lima kali dalam sehari.
Beberapa hadits menyebutkan bahwa shalat rawatib bisa dilaksanakan sesuai ketentuan, ada yang dijalankan sebelum dan sesudah shalat fardhu. Istilah penyebutan untuk shalat rawatib setelah dan sebelum ini berbeda.
Pertama ada qabliyah, merujuk pada ibadah sunnah rawatib yang dijalankan sebelum pelaksanaan shalat 5 waktu. Kemudian terdapat badiyah yang mengacu pada shalat rawatib setelah shalat wajib (fardhu).
Macam-Macam Shalat Rawatib serta Jumlah Rakaatnya
Shalat sunnah rawatib apa saja? Berbicara tentang macam-macam shalat rawatib dalam agama Islam, ibadah sunnah ini dipisahkan menjadi dua jenis. Di antaranya terdapat shalat sunnah rawatib muakkad dan shalat sunnah rawatiib ghairu muakkad.
Berikut apa saja sholat rawatib, lengkap dengan penjelasan dan jumlah rakaatnya.
1. Shalat Sunnah Rawatib Muakkad
Salat rawatib yang hukumnya sunnah muakkad adalah ibadah sunnah yang pelaksanaanya dianjurkan dalam agama Islam. Ketentuan itu bisa saja disebutkan melalui hadits, dalil Al-Quran, dan berbagai pendapat ulama.Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia:
"menghafal dari Nabi SAW. 10 rakaat (sunnah rawatib), yaitu 2 rakaat sebelum zuhur, 2 rakaat sesudah zuhur, 2 rakaat sesudah maghrib di rumahnya, 2 rakaat sesudah ‘isya di rumahnya, dan 2 rakaat sebelum subuh.” (H.R. Bukhari).
Lantas, sholat rawatib muakkad apa saja? Dalam Fathul Mu'in karya Syaikh Zainuddin bin ‘Abdul-‘Aziz al-Malibari, shalat sunnah rawatib yang muakkad dalam sehari semalam, berjumlah 10 rakaat. Rinciannya adalah sebagai berikut.
- Shalat subuh: 2 rakaat sebelum subuh
- Shalat zuhur: 2 rakaat sebelum zuhur dan 2 rakaat setelah zuhur
- Shalat maghrib: 2 rakaat setelah maghrib
- Shalat isya: 2 rakaat setelah isya'
2. Shalat Sunnah Ghairu Muakkad
Shalat sunnah rawatib ghairu muakkad adalah shalat rawatib yang pelaksanaannya tidak terlalu dianjurkan dalam agama Islam. Namun demikian, bukan berarti ibadah sunnah tersebut tidak boleh dilakukan.Jika merujuk pendapat Ulama Hanabilah, sunnah ghairu muakkad ini akan memberikan ganjaran pahala tertentu. Sementara umat Muslim yang tidak menjalankan sunnah tersebut, tidak akan mendapatkan siksa atau dosa.
Berikut jumlah rakaat shalat rawatib ghairu muakkad.
- Shalat zuhur: 2 rakaat setelah dan sebelum zuhur
- Shalat ashar: 2 atau 4 rakaat sebelum ashar
- Shalat maghrib: 2 rakaat sebelum maghrib
- Salat isya: 2 rakaat sebelum isya
Dalil tentang Shalat Sunnah Rawatib
Sholat sunah sebelum sholat wajib, disebut shalat rawatib, telah disebutkan dalam beberapa hadits tertentu. Dalam riwayat dari jalur Anbasah bin Abu Sufyan, dari Ummu Habibah ia berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
"Barangsiapa dalam sehari semalam shalat sunnah 12 rakaat maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga; 4 rakaat sebelum zuhur, 2 rakaat setelahnya (setelah zuhur), 2 rakaat setelah maghrib, 2 rakaat setelah isya, dan 2 rakaat sebelum subuh" (H.R. Tirmidzi).
Selain ditetapkan sebanyak 10 rakaat, berdasarkan dalil di atas kita dapat melihat bahwa dalam sehari semalam shalat sunnah bisa mencapai 12 rakaat. Namun demikian, shalat rawatib yang paling diutamakan Nabi Muhammad SAW adalah sebelum subuh.
Terkait shalat sunnah sebelum subuh, diriwayatkan dari 'Ubaid bin 'Umair bahwa Aisyah ra. menyampaikan:
"Sesungguhnya Rasulullah saw. tidak pernah memiliki perhatian yang lebih terhadap shalat sunnah melebihi perhatian beliau terhadap 2 rakaat sebelum subuh." (H.R. Abu Dawud).
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Yuda Prinada