Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Tata Cara & Niat Shalat Sunah Sebelum Subuh (Qobliyah)

Tata cara shalat sunah sebelum subuh (qobliyah) dan bacaan niat salat fajar.

Tata Cara & Niat Shalat Sunah Sebelum Subuh (Qobliyah)
Ilustrasi Salat. foto/istockphto

tirto.id - Salat sunah Fajar (qobliyah) merupakan salat sunah yang dapat dikerjakan sebelum mendirikan salat Subuh.

Salat sunah yang ditunaikan sebanyak 2 rakaat ini juga sering disebut dalam berbagai nama lain seperti salat sunah barad dan salat sunah ghadat.

Akan tetapi, penyebutan pada dua rakaat salat sunah sebelum subuh lebih masyhur sebagai salat sunah Fajar.

Abu Hasan al-Mubarakfuri dalam kitabMir’ah al-Mafatih Syarah Misykat al-Mashabib juga menyebutkan terkait nama yang paling sering disebutkan untuk salat sunah sebelum Subuh sebagai berikut:

“Maksud dari perkataan ‘dua rakaat salat fajar’ (dalam hadis) adalah salat sunah (qobliyah) fajar. Penyebutannya memang masyhur dengan nama ini”

Pelaksanaan salat sunah Fajar dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalam sebuah hadis riwayat Aisyah RA, bahkan dikatakan jika Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan dua rakaat salat sunah Fajar sebagai berikut:

“Rasulullah tidak pernah meninggalkan empat rakaat qobliyah zuhur dan dua rakaat qobliyah subuh.” (H.R. Bukhari 1182)

Akan tetapi, pelaksanaan salat sunah fajar dilakukan lebih cepat daripada salat fardu. Perbedaan durasi pelaksanaan ini sebagai bentuk pembeda antara salat wajib dan sunah.

Pengerjaan salat sunah Fajar oleh Rasulullah SAW juga dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Sayyidah Hafshah sebagai berikut:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat dua rakaat fajar sebelum melaksanakan shalat subuh di rumahku dengan sangat cepat,” (HR. Ahmad).

Pelaksanaan salat sunah Fajar sebaiknya dilakukan oleh umat Islam sebelum menunaikan ibadah salat wajib, terlebih salat subuh secara berjamaah.

Di samping diberi tauladan langsung oleh Rasulullah SAW, ibadah ini juga memiliki keistimewaan.

Salat sunah Fajar memiliki keutamaan, yakni lebih utama daripada dunia dan seisinya. Salah satu keutamaan salat sunah Fajar ini termaktub dalam sebuah hadis riwayat Aisyah RA sebagai berikut:

“Dua rakaat salat Fajar (salat sunah yang dikerjakan sebelum Subuh) itu lebih baik dari dunia dan seisinya”. (HR. Muslim)

Ilustrasi Salat

Ilustrasi Salat. foto/istockpphoto

Tata Cara Shalat Sunah Fajar

Salat sunah Fajar umumnya dilaksanakan sendirian (munfarid) sebanyak 2 rakaat.

Berikut tata cara sholat sunah Fajar sendirian serta bacaan niatnya:

1. Membaca niat salat sunah Fajar

اُصَلِّيْ سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab Latin: Usholli sunnatas shubhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala

Artinya: “Aku niat salat sunah qobliyah subuh dua rakaat karena Allah Ta'ala”

Dilansir dari lamanNU Online, Syaikh Nawawi Al Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain menjelaskan diperbolehkannya niat salat dua rakaat Subuh ini dengan berbagai macam istilah seperti ushalli sunnatal fajri rok’ataini ada’an lillahi ta’ala atau ushalli sunnatal barodi rok’ataini ada’an lillahi ta’ala sunnatas subhi, dan seterusnya.

2. Melakukan takbiratul ihram sembari mengangkat kedua tangan selaras telinga atau bahu.

3. Membaca bacaan doa Iftitah, Al-Fatihah, dan surat dalam Al-Quran.

4. Diutamakan membaca surah Al Kafirun atau Al-Insyirah di rakaat pertama.

5. Rukuk dengan membaca doa rukuk.

6. Itidal dengan membaca doa Itidal.

7. Sujud dengan membaca doa sujud.

8. Duduk di antara dua sujud dengan membaca bacaan doanya.

9. Sujud kedua.

10. Berdiri menunaikan rakaat kedua.

11. Membaca surah Al-Fatihah, kemudian diutamakan membaca surat Al-Ikhlas atau Al-Fiil setelah Al-Fatihah.

12. Lalu, mengulangi urutan gerakan seperti saat rakaat pertama (rukuk, itidal, sujud pertama, duduk di antara 2 sujud, sujud kedua).

13. Duduk tahiyat akhir.

14. Mengucap salam.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno