tirto.id - Deputi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS), Ateng Hartono, berharap metode penghitungan garis kemiskinan yang saat ini tengah dibahas pemerintah akan rampung pada tahun depan. Dengan demikian, metode penghitungan baru tersebut dapat digunakan dalam mengitung jumlah penduduk miskin pada Maret 2026, setelah tak diubah sejak 1998 silam.
“Nah, harapannya mudah-mudahan, ya kami akan menunggu saja. Kalau kami dari tim teknis, ketika nanti akan diimplementasikan, apakah tahun depan, bulan Maret 2026 atau lainnya, kami tetap untuk menunggu,” ujarnya, dalam Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2025).
Ateng mengaku, Indonesia hanya menyesuaikan metode penghitungan garis kemiskinan Maret 2025 saja, seiring dengan telah disempurnakannya metode penghitungan garis kemiskinan oleh Bank Dunia dengan acuan PPP 2021 3,0 dolar Amerika Serikat (AS) per hari.
Sedangkan, seiring dengan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, Indonesia masih mengadopsi metode penghitungan garis kemiskinan dengan PPP 2017 senilai 2,15 dolar AS per hari.
Menurutnya, hal ini dilakukan agar penghitungan garis kemiskinan di Indonesia tetap berkesinambungan dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, dengan standar PPP 2017, pemerintah juga akan lebih mudah mengevaluiasi hasil penghitungan kemiskinan yang dilakukan BPS.
“World Bank sudah melakukan penyempurnaan metodenya dengan tadi, spasial deflator. Kami menyesuaikan metodenya, tapi PPP-nya masih tetap karena ini terkait RPJMN 2025-2029. Agar berkesinambungan, ya kita untuk mengevaluasinya. Di World Bank baru rilis di bulan Juni lalu, yang PPP 3 dolar (AS per hari) untuk (penghitungan kemiskinan) ekstrem, di 2021 PPP-nya,” tambah dia.
Sementara itu, menurut Ateng, saat ini penghitungan metode kemiskinan baru tengah disempurnakan pemerintah dan BPS. Dalam prosesnya, berbagai kajian, baik dari internal maupun dengan berbagai stakeholder lain telah dilakukan, termasuk meminta masukan dari pakar.
“Kami tetap untuk menunggu, dan kami tim teknis untuk terus melakukan persiapan demi persiapan di metode baru tersebut. Saya dan temen-teman tim, ini siap untuk melakukan penyempurnaan. Kajiannya, ini bersyulur, ya sudah terus kita lakukan,” tutupnya.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































