tirto.id - Muhammad Ali mengguratkan sejarah sebagai salah satu legenda tinju dunia. Petinju berjuluk “The Greatest” atau “The Peoples Champ” ini lahir tanggal 17 Januari 1942 atau 76 tahun lalu. Ali merengkuh gelar juara dunia tinju kelas berat sebanyak tiga kali dan, boleh dibilang, ia adalah petinju paling berpengaruh pada abad ke-20.
Perjalanan hidup Muhammad Ali tak hanya urusan baku-hantam semata. Ada sisi-sisi menarik di luar ring tinju dalam dinamika kehidupan pria Amerika Serikat yang memeluk agama Islam sejak 1964 ini. Ali merupakan simbol kebanggaan bagi orang-orang Afro-Amerika. Berikut ini jejak-rekam kiprah Muhammad Ali yang sarat kontroversi.
1942
Lahir tanggal 17 Januari 1942 di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, dengan nama asli Cassius Marcellus Clay, Jr. Nama ini terinspirasi dari sosok Cassius Marcellus Clay, seorang tokoh pejuang penghapusan perbudakan di Amerika pada abad ke-19.
___________________________1960
Clay melakoni debutnya di ring tinju profesional dan menang angka dalam pertarungan 6 ronde melawan Tunney Hunsaker. Sebelumnya di tahun yang sama, ia meraih medali emas untuk cabang tinju kelas berat-ringan di Olimpiade Roma.
___________________________
1964
Meraih gelar juara dunia kelas berat pertamanya pada 25 Februari 1964 setelah menang TKO di ronde ke-7 dari Sonny Liston di Florida. Setelah kemenangan ini, Clay mengumumkan bahwa ia telah memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Muhammad Ali.
___________________________1967
Clay atau yang telah menyandang nama Ali dijatuhi sanksi oleh Komisi Tinju Dunia berupa skorsing karena menolak mengikuti wajib militer pemerintah Amerika Serikat dalam perang Vietnam. Skorsing ini berlaku hingga 1970.
___________________________
1971-1974
Bebas dari hukuman, Ali naik ring lagi. Namun, ia harus kehilangan gelar juaranya setelah kalah angka dari Joe Frazier. Tahun 1974, Ali merebut kembali gelar juara kelas berat berkat kemenangan atas George Foreman pada ronde ke-8.
Sebelumnya, pada 20 Oktober 1973, Ali untuk pertamakalinya mengunjungi Indonesia untuk melangsungkan pertarungan di Istora Senayan Jakarta melawan Rudie Lubbers. Ali menang dalam 12 ronde.
___________________________
1978
Ali mencetak rekor sejarah sebagai petinju pertama yang mampu merengkuh gelar juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali. Juara dunia ketiga Ali diraih atas Leon Spinks dalam pertarungan sengit dengan kemenangan angka di ronde ke-15.
___________________________
1979
Setelah menorehkan catatan luar biasa, Ali justru mengumumkan kabar yang mengejutkan. Tanggal 6 September 1979, ia menyatakan mundur dari dunia tinju. Gelar juara dunia kelas berat pun dinyatakan kosong akibat pengunduran diri Ali ini.
___________________________
1980
Ali kembali memantik keriuhan publik. Baru setahun berkoar undur diri, pada 2 Oktober 1980 ia menyatakan kembali naik ring. “Debut” keduanya menghadapi Larry Holmes yang tidak lain adalah bekas lawan latih tanding Ali.
Namun, Ali ternyata tidak berdaya menghadapi Holmes dalam duel bertajuk “The Last Hurrah” ini. Holmes pun tampak tidak tega menghabisi kawannya itu. Ali akhirnya menyerah di ronde ke-11. Holmes menang TKO.
Selanjutnya terkuak alasan Ali mengundurkan diri. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Ali diketahui terserang gejala sindrom parkinson. Namun, Don King selaku promotor merahasiakan hal ini sehingga duel antara Ali melawan Holmes tetap bisa dilangsungkan.
___________________________
1981
Ali rupanya tak jera. Tanggal 11 Desember 1981, pada usia 39 tahun dan divonis terkena penyakit parkinson, ia justru nekat bertanding lagi. Lawannya adalah Trevor Berbick. Meskipun tampil lebih baik ketimbang laga sebelumnya, Ali akhirnya tetap kalah pada ronde ke-10. Ali kemudian memutuskan benar-benar pensiun.
2014-2015
Tanggal 20 Desember 2014, Ali dilarikan ke rumah sakit karena terserang pneumonia. Sempat membaik, ia kembali dirawat pada 15 Januari 2015 lantaran infeksi saluran kemih meskipun tidak terlalu mengkhawatirkan.
___________________________
2016
Ali lagi-lagi harus masuk rumah sakit, yakni pada 2 Juni 2016, kali ini karena masalah pernapasan. Sehari kemudian, tanggal 3 Juni 2016, sang juara menghembuskan napas terakhir. Muhammad Ali wafat pada usia 74 tahun.
Editor: Iswara N Raditya