Menuju konten utama

Mencetak Raja KO dari Jalanan

Tinju menjadi sarana bagi anak-anak jalanan yang identik dengan kekerasan untuk melakukan kegiatan yang positif.

Mencetak Raja KO dari Jalanan
TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Poster pertarungan Mike Tyson dan Evander Holyfield terpampang jelas di bangunan yang beratapkan seng itu. Logo bergambar singa yang berukuran 1x2 meter menjadi panji-panji semangat penghuni mess Sasana KPJ Bulungan Boxing Camp.

Sasana tinju di kawasan Bulungan tersebut menampung anak-anak jalanan untuk berlatih tinju agar kelak bisa memeperoleh kehidupan yang lebih baik. Tinju menjadi sarana bagi anak-anak jalanan yang identik dengan kekerasan untuk melakukan kegiatan yang positif. Pak Hom atau Misyanto, petinju era 80-an mendirikan Sasana tinju Komunitas Penyanyi Jalanan Bulungan sejak tahun 2001. Dibantu seorang musisi kawasan di Bulungan, Anto Baret, petinju yang memiliki nama ring “Little Homes” tersebut mendirikan sasana yang telah mencetak puluhan petinju muda berprestasi.

Pak Hum mendidik anak jalanan untuk menjadi sosok atlet tinju mulai dari nol karena mayoritas mereka tidak memiliki skill dasar tinju. Prosesnya membutuhkan waktu bertahun-tahun. Namun, Pak Hum percaya bahwa anak-anak jalanan yang dipoles memiliki mental yang bagus bila dibandingkan dengan petinju pada umumnya. Hal itu dikarenakan background kehidupan mereka yang keras. “saya tinggal mengajari teknis Tinju saya, kalau soal mental mereka sudah nggak perlu dipertnyakan lagi” Ujarnya.

Baca juga artikel terkait KPJ BULUNGAN atau tulisan lainnya

Fotografer: Andrey Gromico