Menuju konten utama

Saat Rosdiana Mengenang Mahesa, Korban Kecelakaan Bus di Subang

Rosdiana mengingat anaknya sempat bekerja dulu demi menambah uang saku pada acara perpisahan SMK Lingga Kencana.

Saat Rosdiana Mengenang Mahesa, Korban Kecelakaan Bus di Subang
Para ahli waris korban meninggal kecelakaan bus di Subang, menerima santunan dari Jasa Raharja pada Senin (13/5/2024) di SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat. (Tirto.id/Auliya Umayna)

tirto.id - Rosdiana, tak kuasa menahan tangisnya saat menceritakan anaknya, Mahesa yang menjadi tulang punggung keluarganya. Mahesa adalah siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat yang menjadi korban meninggal pada kecelakaan bus di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.

"Ya merasa kehilangan, dia memang tulang punggung keluarga, dia juga [sekolah] biaya sendiri," kata Rosdiana saat ditemui di SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Senin (13/5/2024).

Rosdiana mengenang Mahesa sebagai sosok yang penyayang dan mandiri. Salah satu bentuk kemandiriannya, yaitu membiayai sendiri biaya sekolahnya, termasuk biaya kegiatan perpisahan di Kota Bandung.

Bahkan, Rosdiana mengingat anaknya rela bekerja dulu agar bisa menambah uang saku untuk digunakan pada perjalanan acara perpisahan.

"Dia penyayang, dia pas mau berangkat aja dia sampai ngangkutin pasir dulu buat bekal [uang saku] di sana, dia mungkin enggak mau menyusahkan ibunya," terang Rosdiana.

Mahesa merupakan anak laki laki yang memiliki empat orang adik. Kata Rosdiana, Mahesa ingin sekali melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi sambil bekerja.

"Dia mau kerja pak, mau sambil kuliah dia mau bayar kuliah sendiri, dia anak laki-laki satu-satunya harapan mama dia tulang punggung keluarga," lanjut Rosdiana.

Rosdiana juga mengatakan, salah satu adik Mahesa telah putus sekolah karena kesulitan biaya. Hal tersebut, membuat Mahesa makin semangat untuk membahagiakan ibu dan adik-adiknya.

"Yang remaja sudah putus sekolah ya karena biaya, karena itu dia mau bangkitin, mau ngangkat derajat orang tuanya," lanjut Rosdiana.

Santunan korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok

Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A. Purwantono (kedua kiri) memberikan santunan secara simbolis kepada ahli waris korban kecelakaan bus di SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Senin (13/5/2024) ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.

Tak hanya Rosdiana, kesedihan juga dirasakan Amel, anak kedua dari Supriyogi, salah seorang guru di SMK Lingga Kencana yang turut menjadi korban meninggal dunia. Meski sedih, Amel mengaku sudah ikhlas kehilangan ayahnya untuk selamanya dan belum terpikirkan untuk mengajukan gugatan hukum ke pihak sekolah maupun perusahaan bus pariwisata yang disewa.

"Sampai sekarang kami belum berpikir ke sana, karena sudah ikhlas, sudah jalannya," kata Amel.

Supriyogi merupakan guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMK Lingga Kencana. Dalam kegiatan perpisahan di Kota Bandung itu, dia mengajak istrinya. Istrinya masih dalam perawatan di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Depok karena mengalami luka-luka.

Amel mengatakan ibunya mengalami patah tulang kiri dan terdapat luka robekan. Kepala terdapat memar, mengalami sakit pada perut dan harus segera mendapat tindakan operasi.

"Ibu itu selalu ikut, karena ayah enggak akan berangkat kalau enggak ajak ibu, selalu dampingi sekarang di RSUI," kata Amel.

Baca juga artikel terkait KECELAKAAN atau tulisan lainnya dari Auliya Umayna Andani

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Auliya Umayna Andani
Penulis: Auliya Umayna Andani
Editor: Bayu Septianto