Menuju konten utama

Rabu Abu Bersamaan Pemilu 14 Februari, Bagaimana Jadwal Misanya?

Peringatan Rabu Abu dan Pemilu 2024 bersamaan pada hari Rabu, 14 Februari 2024. Simak jadwal lengkap misa.

Rabu Abu Bersamaan Pemilu 14 Februari, Bagaimana Jadwal Misanya?
Prodiakon mengoleskan abu pada kening warga katolik saat misa Rabu Abu di Gereja Santo Antonius, Kota Baru, DI Yogyakarta, Rabu (26/2/20).ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/ama.

tirto.id - Peringatan Rabu Abu bertepatan dengan pelaksanaan Pemilu, yakni Rabu, 14 Februari 2024. Lantas, bagaimana dengan jadwal misanya?

Berdasarkan kalender liturgi tahun 2024, peringatan Rabu Abu jatuh pada hari Rabu (14/2/2024). Rabu Abu termasuk hari pertama masa prapaskah atau 40 hari jelang hari raya Paskah.

Bagi umat Kristen baik Protestan maupun Katolik, Rabu Abu adalah hari sakral dalam melaksanakan peribadatan.

Di lain sisi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menjadwalkan pelaksanaan pencoblosan Pemilu 2024 pada hari yang sama, yakni Rabu (14/2).

Pemilu 2024 digunakan sebagai arena untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR, DPD, serta DPRD kabupaten/kota dan provinsi.

Makna Rabu Abu

Rabu Abu atau Ash Wednesday adalah hari pertama masa prapaskah. Peringatan ini jatuh pada hari ke-40, tidak termasuk hari Minggu, jelang perayaan hari raya Paskah.

Rabu Abu merupakan ritual yang biasanya diwarnai dengan tanda salib yang berasal dari abu dan diletakkan di kening atau dahi para jemaat. Hal ini dianggap sebagai simbol pertobatan.

Mengutip GKJ Bekasi, abu tersebut merupakan hasil pembakaran salib daun palem yang disimpan masing-masing umat sejak hari Minggu Palmarum pada tahun gerejawi sebelumnya.

Peneraan tanda salib ini dikerjakan pendeta (Gereja Protestan) atau imam (Gereja Roma Katolik) kepada jemaat yang hadir. Selama prosesi tersebut, sang imam/pendeta sembari menerangkan tentang makna pertobatan dengan mengatakan "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" (Markus 1:15).

Dalam versi lain, abu juga melambangkan dosa dan kelemahan manusia. Umat mengakui dosa-dosa dan meminta Tuhan untuk mengampuni.

Sortiraparis.com menuliskan pertobatan merupakan inti masa prapaskah. Selama 40 hari (tidak termasuk hari Minggu), umat melakoni sejumlah hal, seperti makan tanpa adanya lemak (tanpa daging dan tidak ada makanan yang kaya atau mewah), berdoa, melakukan penebusan dosa, dan memberi sedekah.

Pelaksanaan yang mencapai sebulan lebih itu melambangkan waktu 40 tahun yang dihabiskan bangsa Israel di padang gurun selama masa pelarian dari Mesir menuju Tanah Perjanjian.

Waktu 40 hari juga disebut-sebut sebagai masa yang diperlukan Yesus Kristus selama di padang gurun. Yesus menjalani pembaptisan dan mengawali kehidupan publik.

Jadwal Misa Rabu Abu 2024

Rabu Abu 2024 bertepatan dengan hari pencoblosan Pemilu 2024: Rabu, 14 Februari 2024. Untuk itu, Keuskupan Agung Semarang mengeluarkan keputusan nomor 0044/A/X/2024-3 tentang perayaan Ekaristi Rabu 2024.

Perayaan Ekaristi Rabu Abu dapat dilakukan pada jadwal sebagai berikut:

  • Selasa, 13 Februari 2024: sore hari
  • Rabu, 14 Februari 2024: pagi dan sore hari
  • Kamis, 15 Februari 2024: pagi dan sore.
Mereka juga menghimbau kepada umat agar menggunakan hak pilih Pemilu 2024 dengan mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Rabu, pagi hari, 14 Februari 2024.

Melihat jadwal yang ada, maka ibadah Rabu Abu juga dapat dilaksanakan pada hari Selasa (13/1) alias sebelum Pemilu 2024. Selain itu, masih ada hari Kamis (15/2) alias sehari sesudah pencoblosan. Hal ini digunakan untuk melayani umat yang ikut terlibat aktif dalam kepanitiaan Pemilu 2024.

Sementara Keuskupan Agung Jakarta juga menetapkan jadwal Misa Rabu Abu yang bertepatan dengan Pemilu 2024. Gejara paroki-paroki Keuskupan Agung Jakarta akan menggelar Misa Rabu Abu sesuai agenda berikut ini:

  • Selasa, 13 Februari 2024: sore hari
  • Rabu, 14 Februari 2024: sore hari
Keuskupan Agung Jakarta turut menghimbau agar gejara paroki-paroki tidak melaksanakan Misa Rabu Abu pada pagi hari demi mendukung Pemilu 2024.

Baca juga artikel terkait RABU ABU 2024 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra