Menuju konten utama

Puluhan Orang Tua Gelar Aksi di Kemendikti, Desak Kepastian BIM

Puluhan orang tua penerima beasiswa, menggelar aksi di depan Kantor Kemendiktisaintek, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025).

Puluhan Orang Tua Gelar Aksi di Kemendikti, Desak Kepastian BIM
Puluhan Orang Tua Murid yang tergabung dalam Forum Komunikasi Orang Tua Siswa Penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Angkatan 4 menggelar aksi di depan kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, (Kemendiktisaintek), Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu, (19/02/2025). tirto.id/ Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Puluhan orang tua murid yang tergabung dalam Forum Komunikasi Orang Tua Siswa Penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Angkatan 4, menggelar aksi di depan Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, (Kemendiktisaintek), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025). Mereka menuntut kepastian terkait kelanjutan program tersebut.

Pantauan reporter Tirto, sekitar 50 massa aksi berkumpul di depan Gedung Kemendiktisaintek dengan membawa atribut seperti spanduk dan poster. Massa aksi juga membacakan sepenggal puisi yang berisi keresahan anak-anak mereka terkait BIM dengan judul 'Harapan di Ujung Pena'.

"Realisasikan pernyataan Menteri Diktisaintek, Satryo, untuk 350 siswa penerima Beasiswa Indonesia Maju Angkatan 4," tulis isi pesan dalam spanduk.

Ketua Paguyuban Orang Tua Siswa Penerima BIM Angkatan 4, Ihsandawi, mengatakan pihaknya tak mendapati kepastian soal keberlanjutan studi penerima BIM 4 ini. Orang tua penerima beasiswa ini khawatir apakah pemerintah akan melanjutkan beasiswa di tengah pemangkasan anggaran berdasar Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran.

"Di tengah ketidakpastian tersebut dan rasa cemas yang muncul, kami para OTM BIM 4 berkunjung ke Kemendiktisaintek pada hari ini, 19 Februari 2025, untuk menanyakan dan memastikan program beasiswa ini tetap berlanjut," kata Ihsandawi.

Dia mengatakan makin banyaknya LoA yang diterima penerima BIM 4, sebagai tanda diterimanya siswa di kampus yang mereka daftarkan sesuai dengan daftar rekomendasi dari Puspresnas, ada kekhawatiran penerima dan OTM BIM 4, pemerintah akan mengurangi atau meniadakan alokasi anggaran untuk pendanaan BIM Bergelar S1 Luar Negeri.

“Padahal, tidak sedikit dari penerima BIM 4 tersebut adalah mereka yang telah memiliki prestasi di bidang akademik dan nonakademik ditingkat Nasional maupun Internasional,” ucap Ihsandawi.

Saat beraudiensi dengan pihak Kemendiktisaintek, massa aksi menyampaikan sejumlah tuntutan. Pertama, realisasi kepastian mekanisme dan timeline dari pernyataan Menteri Diktisaintek, Satryo pada 12 Februari 2025 saat rapat bersama Komisi X DPR RI terkait pemberian beasiswa S1 Luar Negeri lewat dana LPDP.

Kedua, segera jalankan pemrosesan Beasiswa Indonesia Maju S1 Luar Negeri mengingat LoA yang sudah diterima dan beberapa sudah harus dikonfirmasi ke universitas terkait tidak bisa menunggu lagi. Kemudian, konfirmasi pembiayaan atas LoA yang sudah diterima (Letter of Guarantee dan Letter of Sponsorship) segera dilakukan, mengingat adanya batas akhir pembayaran uang jaminan/pangkal ke universitas.

Lalu, tidak ada pembatasan jumlah LoA yang diajukan oleh masing-masing anak penerima BIM 4.

Ihsandawi kemudian menyampaikan hasil audiensi mengenai tuntutan yang mereka bawa. Dia mengatakan Kemendiktisaintek berkomitmen untuk melanjutkan program ini dan akan memberikan haknya kepada siswa.

“Alhamdulillah hari ini sangat produktif, sangat positif dari Kementerian mendengar semua aspirasi kami bahwa komunikasi yang akan kita lakukan nanti akan terus dijaga agar program BIM 4 ini tetap berlanjut sampai anak-anak itu mendapatkan haknya,” tutur dia, saat ditemui usai beraudiensi.

Ihsandawi mengakui pihaknya diterima audiensi oleh Kepala Pusat Pembiayaan dan didampingi Kepala Pusat Prestasi Nasional. Solusinya, kata dia, kementerian mengalokasikan pembiayaan BIM melalui anggaran LPDP.

“Ya, itu sudah konfirmasi, pasti, dana dari LPDP. Diproses dalam beberapa hari ini,” ucap Ihsandawi.

Dalam kesempatan yang sama, Orang Tua Siswa Penerima BIM, Hendra Yu Konsa Kondang (48), mengeklaim ketidakjelasan ini dirasakan saat pergantian pemerintah dan menteri.

“Mungkin sejak Pilpres kali, ya, karena, kan, ada pembagian kementerian juga, ya. Kalau enggak salah, Kemendikbud dipecah jadi tiga,” kata Hendra.

Dia mengatakan putranya telah mendapatkan LoA dari berbagai universitas di luar negeri. Di Universitas Alberta, Pennsylvania State State University, dan Arizona University. Demi mendapatkan kesempatan beasiswa ini, putranya harus merelakan SNBP untuk siswa lainnya.

“Karena kita mengharapkan beasiswa ini. Anak saya juga memang sangat bercita-cita untuk ke sana seperti itu,” tukas Hendra.

Baca juga artikel terkait PEMANGKASAN ANGGARAN BELANJA atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama