Menuju konten utama

Puluhan Mahasiswa Ilmu Sejarah UNY Minta Perdana Arie Dibebaskan

Penangkapan terhadap Perdana Arie Veriasa merupakan bentuk kriminalisasi yang dilakukan oleh polisi.

Puluhan Mahasiswa Ilmu Sejarah UNY Minta Perdana Arie Dibebaskan
Mahasiswa Ilmu Sejarah UNY menggelar aksi bertajuk "Aksi Kami Kem-Arie" di Taman Pancasila UNY, pada Kamis (9/10/2025). tirto.id/Abdul Haris

tirto.id - Puluhan mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar aksi bertajuk "Aksi Kami Kem-Arie" di Taman Pancasila UNY, pada Kamis (9/10/2025).

Massa aksi mendesak agar Polda DIY dapat membebaskan Perdana Arie Veriasa. Selain itu, mereka pun menuntut pihak Rektorat UNY agar dapat memberikan pendampingan hukum.

Salah satu perwakilan massa aksi, Dana, mengatakan bahwa penangkapan Perdana Arie merupakan bentuk kriminalisasi yang dilakukan oleh polisi.

"Kalau [mendesak] dibebaskan jelas iya, karena melihat proses yang janggal segala macam, yang kita artikan kriminalisasi," kata Dana yang merupakan mahasiswa Ilmu Sejarah UNY saat diwawancarai awak media, pada Kamis (9/10/2025).

Dana menyebut apa yang dilakukan Perdana Arie adalah bentuk kemarahan publik yang juga terjadi di berbagai daerah, sebagai bentuk kekecewaan ke pemerintah.

Oleh sebab itu, menurutnya, Rektorat UNY harus memberikan hak Perdana Arie dengan bentuk pendampingan hukum, terlepas dari salah atau benar apa yang dilakukan oleh salah satu staf BEM UNY tersebut.

Sebelumnya, Perdana Arie Veriasa, ditangkap oleh Polda DIY pada Rabu (24/9/2025). Penangkapan tersebut dikonfirmasi oleh Ketua BEM UNY, Rajesh Singh. Perdana yang merupakan koordinator Bidang Sosial dan Politik di BEM UNY, ditangkap polisi saat berada di kediamannya, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY.

“Ditangkapnya itu Rabu sore, kita baru dapat kabar Kamis (25/9/2025). Setelah mendapatkan informasi itu kami segera koneksi dengan teman-teman LBH Yogyakarta dan pihak keluarga dari ayah dan ibunya,” ujar Rajesh saat dihubungi kontributor Tirto melalui sambungan telepon pada Senin (29/9/2025).

Menurut Rajesh, penangkapan dilakukan oleh puluhan polisi. Bahkan, Perdana pun diborgol sebelum dibawa ke Polda DIY.

Rajesh meragukan, polisi menunjukkan surat penangkapan saat membawa rekannya. Dia juga mempertanyakan alasan resmi dari kepolisian atas penahanan Perdana.

Rajesh kemudian membeberkan, Perdana sempat menjadi bagian korban dalam demonstrasi yang digelar di depan Polda DIY pada Jumat (29/8/2025). Dalam aksi tersebut, ia mengalami kejang-kejang akibat terlalu banyak menghirup gas air mata yang dilontar polisi.

Rajesh menduga pihak kepolisian menelusuri data para korban demonstrasi yang sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara maupun rumah sakit lain sebagai bagian dari penyelidikan.

Baca juga artikel terkait ILMU SEJARAH atau tulisan lainnya dari Abdul Haris

tirto.id - Flash News
Kontributor: Abdul Haris
Penulis: Abdul Haris
Editor: Siti Fatimah