Menuju konten utama

Profil Gus Iqdam yang Sebut Palestina dalam Kondisi Aman

Sosok Gus Iqdam yang viral karena sebut kondisi Palestina dalam kondisi aman.

Profil Gus Iqdam yang Sebut Palestina dalam Kondisi Aman
Gus Iqdam. instagram/iqdammuhammad_

tirto.id - Sosok Gus Iqdam, seorang pendakwah Nahdlatul Ulama saat ini sedang ramai diperbincangkan di sosial media setelah menyebut Palestina dalam kondisi aman saat ini.

Pernyataan itu dilontarkan saat dirinya mengisi ceramah, potongan video dari ceramahnya itu viral usai diunggah oleh akun X @ethadisaputra pada Selasa, 12 Maret 2024.

Dalam potongan video tersebut, Gus Iqdam mengaku bahwa dirinya baru-baru ini berkunjung ke Palestina. Dalam kunjungannya itu, Gus Iqdam mengatakan kondisi Palestina aman dan damai, tidak seperti pemberitaan yang ada di media.

Gus Iqdam mengatakan, saat melakukan kunjungan ke sana, dirinya sempat beribadah dengan baik di Baitul Maqdis, bahkan bersilaturahmi dengan imam dan syeikh Baitul Maqdis.

Tidak hanya menyebut Palestina aman dan damai, dia juga mengatakan tentara Israel yang berada di depan Baitul Maqdis tugasnya menjaga bukan untuk melakukan intimidasi. Dia bilang, tentara Israel itu berjaga untuk memastikan orang yang masuk ke Baitul Maqdis adalah benar-benar orang Islam.

Pernyataan itu lantas menuai komentar negatif dari warganet. Sebagian besar dari mereka menilai Gus Iqdam tidak seharusnya menggambarkan kondisi Palestina aman secara umum.

Padahal dia hanya berkunjung ke wilayah Baitul Maqdis yang terletak di Tepi Barat, di mana memang kondisi relatif lebih aman. Hal tersebut sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Gaza Palestina.

Tidak sedikit juga yang berpendapat, Gus Iqdam tidak update berita mengenai genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza, sehingga menyebabkan dirinya asal bicara tanpa tahu fakta.

Setelah mengunggah potongan video itu, pengguna akun X @ethadisaputra juga menambahkan komentar mengenai pernyataan Gus Iqdam, dengan menilai bahwa jamaah yang mendengarkan adalah para santri konservatif yang minim terpaan berita tentang dunia luar.

“Sepertinya ini golongan pondok yang ga boleh nonton TV, ga boleh internet apalagi pakai HP. Semua informasi dari luar diceritakan oleh pimpinan pondok yang "berangkat" keluar. Celakanya, para Ustad nya pun tidak update,” tulis pengguna akun X @ethadisaputra.

Profil Gus Iqdam

Gus Iqdam lahir dengan nama asli Muhammad Iqdam Kholid pada 27 September 1993 di Blitar, Jawa Timur. Ia adalah anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan KH. Kholiod dan Hj. Ny. Lam’atul Walidah.

Masa kecil Gus Iqdam dihabiskan belajar agama Islam. Sebelum memasuki sekolah formal, dirinya telah terlebih dahulu belajar tentang Islam dengan pamannya KH. Dilayuddin Azzamzami. Kemudian, dia melanjutkan pendidikan formal ke Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri.

Dari sebelah ibu, dirinya merupakan cucu kandung dari KH Zubaidi Abdul Ghofur, salah satu kiai terkenal di Jawa Timur.

Di usia yang ke-28 tahun, tepatnya pada tahun 2021, Gus Iqdam menikah dengan Aning Nilatin Nihayah. Istrinya itu merupakan anak dari KH. Thoha Widodo Zaini Munawwir dari Pondok Pesantren Lirboyo. Pernikahan keduanya dikaruniai satu orang anak laki-laki yang kerap disapa dengan nama Gus Novel.

Saat ini Gus Iqdam adalah pengasuh pondok Pesantren Mambaul Hikam II yang berlokasi di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Gus Iqdam juga merupakan pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah. Majelis Ta’lim tersebut didirikan sejak 2018 dengan jemaah awal hanya 7 orang. Kemudian, berkembang pesat, setelah lima tahun pendiriannya, Majelis Ta’lim Sabilu Taubah dikatakan telah memiliki jemaah lebih dari 66.000 orang yang tersebar di berbagai daerah.

Sebagai pendakwah yang tergolong masih muda, dirinya dikenal dengan gaya dakwah yang lucu, santai, dan jenaka, sehingga dapat menarik minat milenial. Ceramahnya kerap viral di sejumlah platform sosial media seperti YouTube dan TikTok.

Baca juga artikel terkait PROFIL GUS IQDAM atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra