tirto.id - Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan memangkas jumlah komisaris dan menghapus kebijakan tantiem yang biasa diterima oleh direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bahkan, Prabowo akan membatasi jumlah komisaris BUMN menjadi empat hingga lima orang, dengan jumlah maksimal enam orang.
“Saya (akan) hilangkan tantiem. Saya pun tidak mengerti apa arti tantiem itu. Itu adalah akal-akalan mereka saja, dia memilih istilah asing supaya kita tidak mengerti apa itu tantiem,” kata Prabowo dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-1 Tahun Sidang 2025/2026 dan Penyampaian RAPBN Tahun Anggaran 2026 di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Prabowo pun mengungkap ada komisaris yang hanya melakukan rapat sebulan sekali dengan tantiem setinggi Rp40 miliar. Dia pun mengatakan telah meminta Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk tak memberikan tantiem kepada direksi BUMN apabila perusahaannya mengalami kerugian.
“Saya telah perintahkan Danantara, Danantara tidak perlu tantiem kalau rugi. Dan untungnya harus untung bener, bukan akal-akalan. Kita sudah lama jadi orang Indonesia,” ucapnya.
Prabowo pun dengan tegas meminta kepada seluruh pihak komisaris BUMN yang tak terima akan rencananya untuk segera memberhentikan dirinya dari jabatan.
“Kalau direksi itu, kalau komisaris itu keberatan, segera berhenti! Banyak anak muda yang mampu, siap gantikan mereka,” tegasnya.
Tantiem merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang diberikan kepada anggota direksi dan dewan komisaris sebagai bentuk penghargaan atas kinerja mereka, khususnya jika perusahaan berhasil memperoleh laba. Biasanya, tantiem diberikan berdasarkan persentase tertentu dari laba bersih perusahaan.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Farida Susanty
Masuk tirto.id


































