Menuju konten utama

Potensi Investasi Hijau RI Capai US$200 Miliar, Ditopang Mineral

Indonesia perlu mengintegrasikan prinsip ESG dalam regulasi, keputusan investasi, dan praktik operasional agar dapat bersaing di rantai pasok global.

Potensi Investasi Hijau RI Capai US$200 Miliar, Ditopang Mineral
Header insider Potensi Ekonomi Sirkular Tambang Tembaga. tirto.id/Parkodi

tirto.id - Indonesia memiliki potensi investasi hijau yang sangat besar, mencapai setidaknya 200 miliar dolar AS, dengan sektor mineral sebagai pilar utama.

Country Director World Resources Institute (WRI) Indonesia, Nirata Samadhi, mengatakan peluang ini membutuhkan kolaborasi, inovasi, dan membangun kepercayaan untuk dapat direalisasikan, terlebih di tengah meningkatnya permintaan global untuk rantai pasok berkelanjutan.

"Dunia tengah mempercepat transisi energi dan Indonesia berdiri di persimpangan yang sangat penting. Sektor mineral kita memiliki peluang untuk menjadi pilar utama dari potensi investasi hijau senilai 200 miliar dolar AS,” katanya dalam Indonesia Green Mineral Investment Forum 2025 di Jakarta, dikutip Jumat (3/10/2025).

Dalam paparannya, Samadhi menekankan bahwa prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) di sektor pertambangan telah berubah dari sekadar pilihan menjadi fondasi utama daya saing global.

Lima tahun terakhir, isu-isu ESG yang mencakup pengelolaan lingkungan hingga izin sosial untuk beroperasi menempati perhatian utama pelaku industri di seluruh dunia.

Menurut Samadhi, Indonesia perlu mengintegrasikan prinsip ESG dalam regulasi, keputusan investasi, dan praktik operasional agar dapat terus bersaing di rantai pasok global.

Namun demikian, terdapat tantangan dalam penerapannya. Menurutnya, negara-negara produsen mineral utama termasuk Indonesia justru berada di jajaran terbawah dalam peringkat kinerja ESG, meski menguasai lebih dari 60 persen pasokan global.

“Kesenjangan antara potensi sumber daya dan kinerja ESG inilah yang menjadi tantangan. Sekaligus, peluang besar bagi kita untuk melakukan perbaikan,” ujarnya.

Investasi hijau dinilai mampu menjawab tantangan ini dengan menciptakan berbagai manfaat bagi semua pihak. Bagi perusahaan, investasi hijau memperkuat izin sosial untuk beroperasi, menekan biaya, dan membuka akses terhadap pembiayaan hijau.

Sedangkan bagi masyarakat dan negara, investasi hijau menciptakan iklim investasi yang lebih pasti, meningkatkan daya saing, serta memperkuat ketahanan fiskal.

“Bagi rantai pasok dunia, hal ini menjamin pasokan mineral yang handal dan mendukung transisi energi yang berkeadilan,” tambahnya.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa Indonesia telah mengambil langkah strategis dengan menjadikan mineral sebagai penggerak pertumbuhan berkelanjutan.

Dengan begitu, Indonesia memiliki potensi investasi sebesar 117 miliar dolar AS untuk membangun industri hilir canggih dan menempatkan Indonesia sebagai lima besar produsen baterai dunia pada 2045.

Selain itu, juga terdapat potensi investasi 31 miliar dolar AS untuk mendukung industri nikel dengan energi bersih melalui peta jalan dekarbonisasi nikel nasional 2025-2045, dan 15 miliar untuk mengembangkan solusi ekonomi sirkular termasuk daur ular baterai listrik.

“Ketiga jalur ini dapat meneguhkan posisi Indonesia sebagai pemimpin global dalam mineral hijau,” ucapnya.

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana