Menuju konten utama

Potensi Dampak Ekonomi dari Event Piala Dunia U-17 di Indonesia

Sekjen PHRI, Maulana Yusran sebut event Piala Dunia U-17 di Indonesia turut berdampak positif terhadap sektor perhotelan.

Potensi Dampak Ekonomi dari Event Piala Dunia U-17 di Indonesia
Trofi Piala Dunia U-17. (AP Photo/Moises Castillo)

tirto.id - Indonesia resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 lewat rapat dewan Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA pada Jumat, 26 Juni 2023. Keputusan ini tentu menjadi angin segar bagi sepakbola Indonesia, usai awal 2023, FIFA membatalkan keterlibatan RI sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Gelaran Piala Dunia U-17 di Indonesia dijadwalkan berlangsung pada 10 November hingga 2 Desember 2023 dan diikuti sebanyak 24 tim, termasuk Indonesia. Serta terdapat empat kota yang ditunjuk sebagai penyelenggara dengan kapasitas stadion berstandar FIFA.

Keempat stadion tersebut yakni: Stadion Internasional Jakarta (JIS) di Jakarta; Stadion Si Jalak Harupat di Bandung, Jawa Barat; Stadion Manahan di Solo, Jawa Tengah; serta Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Jawa Timur.

Kehadiran event bertaraf dunia kali ini tentunya memberikan multiplier effect yang besar, utamanya terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Mulai dari industri hotel, restoran, penerbangan, hingga pelaku UMKM ekonomi kreatif turut andil dan menerima manfaatnya. Dengan harapan terbuka lebih luas peluang usaha dan lapangan kerja.

Pakar Strategi Pariwisata Nasional, Taufan Rahmadi mengamini, dengan diselenggarakannya Piala Dunia U-17 di empat kota besar tersebut akan berdampak pada sektor pariwisata. Karena dengan target 18.000 penonton selama kegiatan berlangsung, diharapkan akan mengundang para pecinta bola di seluruh nusantara.

“Dengan sebuah kota menjadi tuan rumah pertandingan akan berdampak pada penyerapan lapangan kerja, bisnis pariwisata seperti sektor penginapan, transportasi kuliner, oleh-oleh dan produk ekraf lainnya," kata Taufan kepada Tirto, Senin (2/10/2023).

Dia mengatakan, potensi ekonomi pariwisata yang ditimbulkan dari piala dunia ini bisa dihitung dari pengeluaran para tim bola mancanegara yang mengikuti ajang ini. Berikut juga dari para pendukung fanatiknya yang datang dari luar negeri.

“Jika ini bicara target 18.000 penonton, maka paling tidak akan terjadi perputaran uang Rp2 triliun,” kata Taufan.

Perputaran uang tersebut, kata Taufan, belum termasuk nilai ekonomi yang dihasilkan oleh penjualan tiket, sponsor, telekomunikasi, value branding, MICE, entertainment, pajak dan lain sebagainya. Jika ini di hitung, maka nilai potensi ekonomi diperkirakan bisa mencapai Rp5 triliun lebih.

Sama seperti dengan gelaran event internasional sebelumnya, keterlibatan Indonesia menjadi tuan rumah selalu memberikan manfaat ekonomi bagi daerah dan Tanah Air. Berkaca pada 2022, Indonesia kedapatan dua event Internasional MotoGP dan WorldSuperbike (WSBK) di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gelaran ini pun mampu memberikan dampak ekonomi secara lokal maupun nasional.

Berdasarkan kajian Litbang Kompas, event MotoGP 2022 mendatangkan 102.801 penonton, WSBK 2022 sebanyak 51.629 penonton dan WSBK 2023 sebanyak 59.251 penonton ke Sirkuit Mandalika.

Perputaran uang penonton selama tiga hari penyelenggaraan MotoGP 2022 ini dapat mencapai Rp697,88 miliar, akomodasi Rp42,7 miliar, penjualan makanan dan minuman (UMKM) Rp23,08 miliar. Dengan serapan tenaga kerja sebanyak 4.600 orang

Sementara untuk WSBK di 2022 dan 2023, perputaran uang penonton sebanyak Rp41,82 miliar, akomodasi Rp8,2 miliar, penjualan makanan dan minuman (UMKM) Rp12,6 miliar. Serta serapan tenaga kerja sebanyak 3.178 orang.

Secara total, penyelenggaraan MotoGP 2022 dapat memberikan dampak ekonomi secara nasional sebesar Rp4,5 triliun dan memberikan dampak ekonomi lokal bagi Provinsi NTB sebesar Rp3,57 triliun.

Penghitungan di atas dilakukan dengan mengambil tujuh indikator yang memberikan kontribusi ekonomi, mulai dari jumlah penonton, serapan tenaga kerja, estimasi belanja penonton, perputaran uang penonton, biaya promosi, akomodasi, hingga penjualan makanan dan minuman usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kemudian, jika ditarik ke belakang pada 2018, Indonesia juga berkesempatan menjadi tuan rumah Asian Games. Dampak ekonomi langsung dari perhelatan Asian Games 2018 kala itu ditaksir mencapai sebesar Rp45,1 triliun.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas saat itu memperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018 mencapai Rp3,6 triliun. Dengan rincian, pengeluaran sebesar Rp2,5 triliun di Jakarta dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 70 persen dan Rp1,1 triliun di Palembang dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 30 persen.

Sementara pengeluaran terbanyak ada pada biaya akomodasi yang mencapai Rp1,3 triliun dan biaya terbesar kedua adalah transportasi sebesar Rp640 miliar, makanan dan minuman sebesar Rp628 miliar, biaya belanja mencapai Rp560 miliar, dan biaya hiburan sebanyak Rp280 miliar.

Bidik Ratusan Ribu Wisman

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno meyakini terjadi penambahan 150 ribu hingga 200 ribu wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia dengan adanya penyelenggaraan Piala Dunia FIFA U-17 pada November-Desember 2023.

“Ada sekitar 52 pertandingan dan jika kita memakai formula bahwa 20 persen dari total penonton yang ditargetkan sekitar 20 ribu itu berarti kan ada sekitar 4 ribu lebih yang bisa kita bidik,” kata Sandiaga di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip Antara.

Dengan total 52 pertandingan yang akan berlangsung, maka Sandiaga memprediksi penambahan wisman sebanyak 150-200 ribu orang pada tahun ini.

Sandiaga sendiri telah ditugaskan Presiden Joko Widodo untuk menyiapkan paket-paket wisata maupun pameran ekonomi kreatif yang akan menjadi bagian promosi wisata bagi penonton, dan peserta serta keluarga peserta Piala Dunia FIFA U-17.

Dia juga akan memastikan semua destinasi pariwisata dan produk-produk kreatif unggulan telah siap untuk menyambut wisman dari Piala Dunia FIFA U-17.

“Peserta FIFA World Cup U-17 ini pasti akan datang dengan orang-tuanya, keluarganya, jadi kami juga menawarkan promosi bagi negara-negara yang kalau kita lihat, yang masuk, adalah negara-negara besar yang menjadi target market kita juga, jadi ini peluang kita dan harus kita optimalkan kita maksimalkan,” kata dia.

Menurut Sandiaga, ajang FIFA U-17 harus dioptimalkan untuk menarik kunjungan wisman. Terlebih saat ini, industri pariwisata nasional juga telah bertumbuh melebihi target. Dengan begitu, momentum emas dari Piala Dunia FIFA U-17 itu akan semakin menumbuhkan pariwisata dan perekonomian Indonesia.

“Kita patut mensyukurinya dan lompatan ini harus kita lanjutkan dengan beberapa inovasi-inovasi sehingga perhelatan-perhelatan olahraga internasional seperti ini manfaatnya dirasakan oleh masyarakat,” ujar dia.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah mengatakan, Piala Dunia U-17 di Indonesia tentu tidak semeriah piala dunia tim senior. Dampaknya terhadap kunjungan wisatawan global pun diperkirakan tidak begitu besar seperti penyelenggaraan Asian Games pada 2018.

“Jadi jangan berharap akan banjir kunjungan wisatawan global. Yang akan hadir utamanya hanya pemain dan official," ujar Piter kepada Tirto, Senin (2/10/2023).

Jika pun ada, kata Piter, supporter hanya mereka yang ada di Indonesia saja. Sehingga tidak ada lonjakan wisatawan global pada saat Piala Dunia U-17.

Walaupun demikian, lanjut dia, bukan berarti tidak akan ada dampaknya ke empat daerah selama gelaran tersebut. Dampak ekonomi terutama di sektor pariwisata tetap ada meski tidak akan besar.

“Pasti akan ada [dampak ekonomi] yang saya perkirakan akan lebih digerakkan oleh pencinta sepak bola Tanah Air," tutupnya.

Dongkrak Sektor Perhotelan

Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran mengatakan, dengan adanya event Piala Dunia U-17 di Indonesia turut berdampak positif terhadap sektor perhotelan. Setidaknya hotel-hotel di empat kota besar menjadi penyelenggaraan sudah reservasi.

“Karena event yang diselenggarakan itu, kan, bukan event skala lokal tapi internasional. Itu sudah pasti terjadi peningkatan dan sejauh ini event-nya sudah confirm. Sudah pasti hotel-hotel akan dibutuhkan minimal untuk kontingennya dan peserta," kata Maulana saat dihubungi Tirto, Senin (2/10/2023) malam.

Maulana mengatakan, event sepak bola sangat menarik minat masyarakat untuk menonton. Sehingga tidak hanya wisatawan mancanegara saja, pergerakan domestik pun diharapkan akan mendorong geliat ekonomi di daerah tersebut.

"Karena ini bola, bola itu salah satu olahraga yang disukai semua kelas kalangan masyarakat kita," katanya.

Sandiaga Uno juga optimistis gelaran piala dunia di Tanah Air akan mendongkrak okupansi hotel. Terutama di empat daerah penyelenggara seperti Jakarta, Bandung, Solo, dan Surabaya.

“Dengan adanya Piala Dunia U-17 ini semakin meningkat [hotel],” ucap Sandi di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (2/10/2023).

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA U-17 2023 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz