tirto.id - Penyakit endometriosis adalah gangguan kesehatan yang muncul akibat jaringan yang mirip dengan lapisan rahim, tumbuh di tempat lain, seperti di ovarium atau di saluran tuba.
Kamu harus waspada terhadap penyakit ini, karena menurut NHS, endometriosis dapat menyerang perempuan dari segala usia.
Selain itu, kalau kamu terkena endometriosis, maka kamu akan mengalami gangguan kesehatan dalam jangka panjang, yang bisa berdampak buruk pada kesejahteraan hidupmu sendiri.
Supaya kamu bisa mengantisipasi dan mengatasi penyakit ini, berikut adalah beberapa gejala, penyebab dan faktor risiko endometriosis yang perlu kamu ketahui sebagaimana merujuk laman Mayo Clinic:
Gejala Endometriosis
Tanda dan gejala umum endometriosis meliputi:
1. Menstruasi yang menyakitkan (dismenore)
Kalau kamu menderita endometriosis, maka saat menstruasi kamu mungkin akan mengalami nyeri dan kram panggul atau nyeri di punggung bawah dan perut yang tak tertahankan, mulai dari sebelum menstruasi, berlanjut beberapa hari saat menstruasi.
2. Merasa sakit saat berhubungan seks
Jika kamu mengidap endometriosis, maka biasanya kamu akan merasakan nyeri selama atau setelah berhubungan seks bersama pasanganmu.
3. Nyeri saat buang air besar atau buang air kecil
Endometriosis juga membuat kamu merasakan nyeri saat buang air besar atau saat buang air kecil.
4. Pendarahan menstruasi yang berlebihan
Bisa jadi kamu akan mengalami pendarahan yang cukup berat saat menstruasi. Atau, pendarahan bisa terjadi di antara periode menstruasi (perdarahan intermenstrual).
5. Infertilitas atau tidak subur
Endometriosis juga bisa membuatmu menjadi tidak subur atau infertil.
6. Gejala dan tanda lainnya
Selain gejala-gejala di atas, kalau kamu mengidap endometriosis maka kamu mungkin akan sering mengalami kelelahan, diare, sembelit, kembung atau mual, terutama selama periode menstruasi.
Penyebab Endometriosis
Endometriosis kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal hal berikut ini:
1. Retrograde menstruation
Terjadi proses retrograde menstruation. Proses ini adalah kondisi di mana darah menstruasi yang mengandung sel-sel endometrium mengalir kembali melalui tuba falopi dan masuk ke rongga panggul.
Akibatnya, sel-sel endometrium itu menempel pada dinding panggul dan permukaan organ panggul. Sel-sel itu terus tumbuh, menebal dan berdarah selama siklus menstruasi.
2. Transformasi sel peritoneal
Hormon kekebalan tubuh mengubah sel-sel peritoneal atau sel yang melapisi bagian dalam perut, menjadi seperti sel-sel endometrium.
3. Transformasi sel embrionik
Selama masa pubertas, hormon-hormon, di antaranya estrogen, dapat mengubah sel embrionik atau sel yang berperan pada tahap awal perkembangan seseorang, menjadi sel implan mirip endometrium.
4. Implantasi bekas luka bedah
Kalau kamu pernah melakukan prosedur operasi, seperti histerektomi atau operasi caesar, maka sel-sel endometrium rentan menempel pada sayatan bedah.
5. Transportasi sel endometrium
Adanya proses pengangkutan sel-sel endometrium ke bagian lain dari tubuh oleh pembuluh darah atau sistem cairan jaringan (limfatik).
6. Gangguan sistem kekebalan tubuh
Jika kamu punya masalah dengan sistem kekebalan tubuh, maka tubuhmu akan sulit mengenali dan menghancurkan jaringan seperti endometrium yang tumbuh di luar rahim.
Faktor Risiko Endometriosis
Nah, ini beberapa faktor risiko yang bisa membuatmu makin rentan terkena endometriosis:
- Tidak pernah melahirkan
- Periode menstruasi dimulai pada usia dini
- Mengalami menopause di usia yang lebih tua
- Kamu memiliki siklus menstruasi pendek, misalnya, kurang dari 27 hari
- Kamu mengalami menstruasi berat yang berlangsung lebih dari tujuh hari
- Kadar estrogen yang kamu miliki sangat tinggi
- Indeks massa tubuh rendah
- Kamu memiliki satu atau lebih kerabat, misalnya ibu, bibi atau saudara perempuan dengan endometriosis
- Kamu pernah mengalami kondisi medis yang mencegah keluarnya darah dari tubuh selama periode menstruasi
- Mengalami gangguan pada saluran reproduksi
Pola Makan Penderita Endometriosis
Setelah membaca gejala, penyebab dan faktor risiko penyakit endometriosis, mungkin kamu jadi khawatir bila terkena gangguan pada organ reproduksimu ini.
Namun, jangan khawatir, ada beragam cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi penyakit ini.
Banyak perempuan yang juga telah berhasil mengatasi penyakit ini, salah satunya artis Dhea Ananda.
Dhea berhasil mengatasi masalah gangguan reproduksi ini dan akhirnya bisa memiliki momongan serta hidup dengan sehat, seperti bisa dilihat pada laman Instagram artis yang bersuamikan Arie Nidji ini.
Nah, salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah, mengubah gaya hidupmu, yaitu dengan mengatur pola makan menjadi lebih sehat.
Berikut adalah pola makan yang bisa kamu terapkan supaya kamu bisa mengatasi penyakit endometriosis, sebagaimana dilansir dari Healthline:
1. Makanan yang harus kamu hindari:
- Makanan tinggi lemak trans
- Daging merah
- Makanan mengandung gluten
- Makanan mengandung FODMAP tinggi
Selain berbagai makanan di atas, kamu juga harus menghindari berbagai makanan yang dapat memengaruhi pengaturan hormon, terutama keseimbangan estrogen.
Selain itu, hindari makanan yang dapat memicu peradangan dalam tubuh, seperti alkohol dan kafein.
2. Makanan yang perlu kamu masukkan dalam diet harian:
- Makanan padat nutrisi dan seimbang yang terutama berasal dari tumbuhan dan penuh dengan vitamin dan mineral.
- Makanan berserat, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Makanan kaya zat besi, seperti sayuran berdaun gelap, brokoli, kacang-kacangan, biji-bijian yang diperkaya, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Makanan yang kaya asam lemak esensial, seperti salmon, sarden, herring, trout, kenari, chia, dan biji rami.
- Makanan kaya antioksidan yang ditemukan dalam buah dan sayuran berwarna, seperti jeruk, beri, cokelat hitam, bayam, dan bit.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno