tirto.id - PLN UID Banda Aceh menegaskan bahwa pasokan listrik di wilayah Aceh telah kembali normal usai mengalami pemadaman selama tiga hari. Listrik kembali menyala pada Kamis malam (2/10/2025), pada pukul 00.07 WIB.
"Kami bersyukur dan dapat mengumumkan bahwa seluruh sistem kelistrikan Aceh telah pulih 100 persen. Saat ini pelanggan di wilayah terdampak telah kembali menikmati pasokan listrik secara normal dan continue," kata Lukman Hakim Manager Komunikasi & TJSL PLN Aceh pada Tirto, Jumat (3/10/2025).
Lukman juga membeberkan bahwa pemadaman terjadi sejak 29 September 2025, pukul 16.23 WIB karena adanya gangguan sistem pada beberapa gardu utama. PLN juga masih mencari penyebab pemadaman tersebut.
"Telah terjadi gangguan kelistrikan di mana PLTU Nagan 3 dan Nagan 4, serta Nagan 2 keluar dari sistem, dan diikuti oleh PLT GI Arun di saat yang bersamaan, sedang dilakukan penghantar transmisi di jalur Arun dan Bireuen hal ini menyebabkan berkurangnya pasokan daya listrik yang melayani pelanggan sekitar 250 mega watt. Untuk penyebab utama masih dalam tahap investigasi," papar Lukman.
Dia pun menekankan bahwa pada saat sistem terganggu, PLN telah menerjunkan 839 personel dari lintas unit, yang bekerja selama 24 jam. Penormalan secara bertahap juga telah dilakukan.
Lukman juga menegaskan bahwa PLN sepenuhnya bertanggung jawab atas pemadaman yang terjadi. Pihaknya pun telah memberikan genset pada fasilitas krusial, seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas publik lainnya.
"Untuk rumah sakit serta fasilitas vital lainnya PLN memberikan pinjam genset," ungkap Lukman.
Sebelum dinyatakan pulih 100 persen, Komisi III DPR Aceh meminta PT PLN memberikan kompensasi kepada masyarakat yang sudah tiga hari terdampak pemadaman listrik.
“Kita meminta kompensasi kepada PLN. Karena masyarakat telah dirugikan, baik itu alat elektronik rumah tangga, dan juga dari sisi bisnis,” kata Ketua Komisi III DPR Aceh, Aisyah Ismail, di Banda Aceh.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR Aceh, Nurchalis, juga menyatakan bahwa banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi PLN, termasuk koneksi listrik di Aceh yang harus terintegrasi keseluruhan. Hal ini karena jika tidak demikian, permasalahan pemadaman akan terus berulang.
“Persoalan seperti ini harus menjadi atensi dari GM PLN Aceh, evaluasi profesionalisme dan pengelolaan. Kita minta PLN harus benar-benar menjaga arus listrik di Aceh,” kata Nurchalis.
Pihak PLN pun menanggapi permintaan DPR Aceh. Mundhakir menegaskan, terkait kompensasi kepada masyarakat Aceh atas pemadaman listrik belum dapat dipastikan sampai ada hasil investigasi dari tim independen dan Kementerian ESDM.
Penulis: Natania Longdong
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































