Menuju konten utama

Pinjaman Paylater Maret 2025 Tembus Rp22,7 Triliun

Transaksi layanan pay latter perbankan capai Rp22,78 triliun per Maret 2025.

Pinjaman Paylater Maret 2025 Tembus Rp22,7 Triliun
Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam konferensi pers hasil RDK, via zoom, Jumat (6/9/2024). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi

tirto.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan utang masyarakat dalam layanan Buy Now Pay Later (BNPL) alias beli sekarang bayar nanti di perbankan telah mencapai Rp22,78 triliun per Maret 2025. Angka tersebut naik tipis dibanding bulan sebelumnya yang sebsar Rp21,98 triliun. Selain itu, jumlah rekening pengguna layanan pay later juga meningkat menjadi 24,56 juta dari sebelumnya 23,66 juta rekening.

“Pada Maret 2025 baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan), tumbuh sebesar 32,18 persen year-on-year (secara tahunan), atau Februari sebelumnya tercatat 36,60 persen year-on-year,” papar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) April 2025, secara daring, Jumat (9/5/2025).

Sejalan dengan itu, paylater yang disalurkan oleh perusahaan pembiayaan tumbuh 39,3 persen menjadi Rp8,22 triliun. Angka ini sedikit melambat dari Februari 2025 yang tumbuh sebesar 59,1 persen yang menjadi Rp8,2 triliun dan turun dibanding posisi Januari 2025 yang tumbuh 41,8 persen menjadi Rp7,12 triliun.

"Untuk pembiayaan buy now paylater oleh perusahaan pembiayaan pada bulan Maret 2025 meningkat sebesar 39,3 persen year on year. Di Februari yang lalu tercatat 59,1 persen year on year atau menjadi sebesar Rp8,22 triliun," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Agusman, pada kesempatan yang sama.

Sementara itu, kredit macet atau non-performing financing (NPF) dari penyaluran paylater oleh perusahaan pembiayaan ini tercatat melambat dari yang di posisi Februari sebesar 3,68 persen menjadi 3,48 persen.

Di sisi lain, piutang pembiayaan pada perusahaan pembiayaan tumbuh 4,6 persen (yoy) pada Maret 2025 menjadi Rp510,97 triliun, melambat dari posisi Februari 2025 yang tumbuh 5,92 persen (yoy).

Pertumbuhan ini, kata Agusman, didukung pembiayaan modal kerja yang tumbuh sebesar 11,07 persen (yoy), ratio NPF gross tercatat turun menjadi 2,71 persen, dibanding Februari 2,87 persen dan NPF Net 0,8 persen dibanding di Februari yang lalu 0,92 persen.

"Pertumbuhan pembiayaan modal ventura di Maret 2025 terkontraksi 0,34 persen year on year. Di Februari yang lalu terkontraksi 0,93 persen year on year, dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp16,73 triliun. Di Februari yang lalu tercatat Rp16,34 triliun. Sementara itu pada industri fintech peer to peer lending atau Pindar, outstanding pembiayaan di Maret 2025 tumbuh 28,72 persen year on year, di Februari yang lalu tumbuh 31,06 persen year on year dengan nominal sebesar Rp80,02 triliun," jelas Agusman.

Baca juga artikel terkait PINJOL atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana