Menuju konten utama

Pertamina Tegaskan Tak Ambil Untung dari Kelangkaan BBM VIVO dkk

Pertamina masih terus melakukan pembicaraan dengan SPBU swasta untuk mencapai kesepakatan terkait pengadaan base fuel.

Pertamina Tegaskan Tak Ambil Untung dari Kelangkaan BBM VIVO dkk
Pekerja memeriksa panel Lightning Protection Systems (LPS) di sekitar tangki BBM di Kilang Pertamina Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (25/9/2025). PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui Project R&P Balongan membangun empat unit baru tangki dengan kapasitas masing-masing 29 ribu meter kubik untuk memperkuat ketahanan energi nasional dengan meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi pengelolaan penyimpanan produk gasoline series di Kilang Balongan. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/agr

tirto.id - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menegaskan pihaknya tak mencari keuntungan di tengah kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.

Ia mengeklaim, seluruh proses pengadaan impor base fuel untuk SPBU juga dilakukan secara transparan dan sesuai dengan kesepakatan yang telah diambil Pertamina dan mitra SPBU swasta.

“Pertamina tidak memanfaatkan situasi ini (kelangkaan BBM swasta). Kami juga tidak mencari keuntungan,” ucap Simon ketika ditemui selepas acara “Indonesia Langgas Berenergi”, seperti dikutip Antara, Selasa (7/10/2025).

Hingga saat ini, Pertamina juga masih terus melakukan pembicaraan dengan badan usaha pengelola SPBU swasta untuk mencapai kesepakatan terkait pengadaan base fuel.

“Kami sama-sama open book agar harga di masyarakat tidak terpengaruh. Agar tidak ada kenaikan harga di masyarakat,” kata Simon.

Sebagai informasi, Pertamina Patra Niaga sebelumnya menyampaikan bahwa PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (APR)-AKR Corporindo Tbk (pengelola SPBU bp) sepakat menindaklanjuti kerja sama impor BBM je pembicaraan yang lebih teknis.

“Vivo, APR, dan AKR sudah sepakat untuk menindaklanjuti pembicaraan lebih teknis,” ujar Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun, Senin (6/10/2025).

Roberth mengatakan tahap selanjutnya dari pembahasan kerja sama impor BBM adalah kesepakatan ihwal dokumen pernyataan dalam rangka menjaga Good Corporate Governance (GCG) dan regulasi, seperti pernyataan antimonopoli, pencucian uang, penyuapan, dan lain-lain.

Selain itu, badan usaha pengelola SPBU swasta nantinya akan menyampaikan komoditi yang dibutuhkan, membahas kesepakatan terkait spesifikasi produk, key terms, serta syarat dan ketentuan umum.

Roberth menekankan bahwa proses pengadaan berjalan dengan kesepakatan dari tiga badan usaha swasta tersebut, sebab pengiriman kargo dalam satu pengadaan yang sama dan tidak terpisah-pisah.

Di sisi lain, Exxon dan Shell belum dapat melanjutkan pembicaraan karena Shell perlu berkoordinasi dengan kantor pusat, sedangkan Exxon akan berdiskusi untuk kebutuhan November sebab masih memiliki stok yang memadai.

Baca juga artikel terkait PERTAMINA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Insider
Reporter: Antara
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana