tirto.id - Perbedaan respirasi aerob dan anaerob terlihat jelas dalam cara tubuh menghasilkan energi. Respirasi aerob terjadi ketika sel memecah glukosa menggunakan oksigen untuk menghasilkan energi. Proses ini menghasilkan lebih banyak ATP dibandingkan respirasi anaerob.
Sebaliknya, respirasi anaerob berlangsung tanpa kehadiran oksigen dan umumnya terjadi dalam kondisi kekurangan oksigen. Energi yang dihasilkan lebih sedikit karena prosesnya tidak seefisien respirasi aerob. Hasil akhirnya bisa berupa asam laktat atau etanol tergantung jenis selnya.
Tabel perbedaan respirasi aerob dan anaerob membantu memperjelas pemahaman melalui contoh konkret. Contoh respirasi aerob bisa ditemukan pada manusia saat bernapas normal dalam aktivitas sehari-hari. Sementara itu, respirasi anaerob terjadi saat otot bekerja keras dan oksigen terbatas, seperti saat lari cepat.
Pengertian Respirasi Aerob dan Anaerob
Apa perbedaan utama antara respirasi anaerobik dan aerobik? Adapun perbedaannya bisa dikulik dari pengertiannya terlebih dahulu. Respirasi adalah proses pengubahan makanan menjadi energi dalam sel, dan dibagi menjadi dua jenis: aerob dan anaerob. Respirasi aerob adalah proses yang membutuhkan oksigen.
Sebaliknya, Mengutip dari buku Modul Mata Pelajaran Biologi terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016, pengertian respirasi anaerob adalah proses respirasi yang tidak memerlukan oksigen atau O2.
Respirasi anaerob terjadi di sitoplasma dan hanya menghasilkan sedikit energi, yaitu sekitar 2 ATP. Proses ini umum terjadi pada mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Pada manusia, respirasi anaerob bisa terjadi saat aktivitas berat, seperti olahraga intens.
Respirasi aerob menghasilkan energi jauh lebih banyak, sekitar 36 hingga 38 ATP. Proses ini berlangsung saat oksigen tersedia dan umumnya terjadi di mitokondria. Energi yang dihasilkan digunakan untuk berbagai fungsi sel, seperti gerak, pertumbuhan, dan reproduksi.
Perbedaan jumlah ATP yang dihasilkan pada respirasi aerob dan respirasi anaerob dapat terjadi karena respirasi aerob menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron akhir sehingga menghasilkan lebih banyak energi. Sedangkan pada respirasi anaerob, tanpa adanya oksigen, prosesnya menghasilkan ATP dalam jumlah yang lebih sedikit.
Rumus respirasi aerob adalah glukosa + oksigen → karbon dioksida + air + energi. Sementara pada anaerob, hasil akhirnya bisa berupa asam laktat atau alkohol, tergantung jenis organismenya. Kedua jenis respirasi ini penting dan terjadi sesuai kebutuhan serta kondisi lingkungan.

Perbedaan Respirasi Anaerob dan Aerob
Respirasi aerob dan anaerob berbeda terutama dalam penggunaan oksigen selama proses penghasilannya. Respirasi aerob membutuhkan oksigen, sedangkan respirasi anaerob tidak memerlukannya. Lantas, apa perbedaan antara bakteri Aerob dan Anaerob?
Respirasi Aerob:
- Proses lebih lambat ketimbang Anaerob
- Memerlukan oksigen
- Proses yang terjadi dalam matriks mitokondria
- Menggunakan glukosa yang dipecah menjadi karbon dioksida (CO₂) dan air (H₂O) sebagai produk akhir.
- Untuk memecah senyawa organik ke an-organik menghasilkan energi dalam jumlah besar yaitu 36 ATP.
- Prosesnya terdiri dari 4 tahapan (Gikolisis-Dekarbosilasi Oksidatif-Siklus Krebs, Rantai Transport Elektron)
- Proses efisien dengan oksidasi sempurna glukosa.
- Tidak menghasilkan zat samping beracun yang menumpuk di sel.
- Digunakan oleh organisme aerob seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan banyak mikroorganisme.
- Energi yang dihasilkan digunakan untuk berbagai fungsi vital seperti gerakan, sintesis molekul, dan pemeliharaan sel.
Respirasi Anaerob:
- Proses lebih cepat dibanding Aerob
- Tidak memerlukan kehadiran oksigen dalam prosesnya
- Berlangsung dalam sitoplasma
- Tujuan untuk mengurangi senyawa organik
- Menghasilkan energi tapi dalam jumlah sedikit yaitu 2 ATP.
- Prosesnya hanya melalui tahap glikolisis dan fermentasi, tanpa siklus Krebs dan rantai transport elektron.
- Kurang efisien karena glukosa tidak dioksidasi sepenuhnya.
- Produk sampingan bisa bersifat toksik (misalnya asam laktat dapat menyebabkan kelelahan otot).
- Biasanya terjadi pada organisme anaerob atau kondisi lingkungan tanpa oksigen, seperti bakteri anaerob, atau pada otot manusia saat oksigen terbatas.
- Memberikan keuntungan saat oksigen tidak tersedia tapi energi tetap dibutuhkan walau jumlahnya terbatas.
Jenis-Jenis Organisme Aerob dan Anaerob
Berikut adalah berbagai jenis organisme yang dibedakan berdasarkan kebutuhan oksigennya. Organisme aerob memerlukan oksigen untuk bertahan hidup dan melakukan proses metabolisme.
Sebaliknya, organisme anaerob dapat hidup tanpa keberadaan oksigen, bahkan beberapa di antaranya justru terganggu oleh oksigen. Ada juga organisme yang bersifat fakultatif, yang dapat hidup baik dengan maupun tanpa oksigen. Penjelasan mengenai jenis-jenis organisme aerob dan anaerob tersebut adalah sebagai berikut.
1. Organisme Aerob
Organisme aerob adalah makhluk hidup yang bergantung pada oksigen untuk menjalankan proses metabolisme dan menghasilkan energi. Mereka menggunakan oksigen untuk mengoksidasi zat organik sehingga energi yang dihasilkan optimal.Contohnya adalah manusia, hewan, serta bakteri aerob obligat seperti Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan tuberkulosis. Jamur dan alga yang hidup di lingkungan kaya oksigen juga termasuk dalam kategori ini. Organisme aerob umumnya ditemukan di lingkungan terbuka dengan akses oksigen yang cukup.
2. Organisme Anaerob
Berbeda dengan organisme aerob, organisme anaerob justru berkembang di lingkungan yang minim atau tanpa oksigen. Mereka memiliki cara metabolisme yang berbeda, sering kali menghasilkan energi melalui fermentasi atau respirasi anaerob.Anaerob dibagi menjadi dua tipe: anaerob obligat, yang tidak dapat bertahan jika terpapar oksigen, seperti Clostridium botulinum; dan anaerob fakultatif, yang dapat beradaptasi hidup dengan atau tanpa oksigen, contohnya Escherichia coli. Organisme ini biasanya ditemukan di lingkungan tertutup, seperti lumpur, usus, atau perut hewan.
Pembaca yang ingin mengetahui informasi lainnya seputar Materi Ajar silakan kunjungi tautan di bawah ini.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Ibnu Azis & Satrio Dwi Haryono
Masuk tirto.id





































