Menuju konten utama

Penurunan Anggaran Infrastruktur Tekan Permintaan Semen Domestik

Volume penjualan SIG terkontraksi sekitar 7 persen didorong oleh penurunan penjualan semen curah, yang banyak digunakan untuk proyek infrastruktur.

Penurunan Anggaran Infrastruktur Tekan Permintaan Semen Domestik
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda kelapa, Jakarta, Selasa (30/1/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Bisnis semen diperkirakan masih akan menghadapi tekanan sepanjang tahun 2025. Hal ini dipicu oleh tren penurunan alokasi anggaran infrastruktur dan perumahan dalam APBN yang berimbas pada melambatnya permintaan semen domestik.

Direktur Keuangan dan Risk Management PT Semen Indonesia (SIG) Tbk, Sigit Prastowo, mengonfirmasi bahwa anggaran infrastruktur pada APBN 2025 hanya sebesar 11,1 persen dari total belanja negara atau setara Rp400 triliun.

Sedangkan, anggaran untuk perumahan dan fasilitas umum pemerintahan pusat hanya Rp19,8 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar Rp41,8 triliun.

"Anggaran untuk perumahan dan fasilitas umum dari pemerintah pusat juga terlihat mengalami penurunan, sehingga sektor properti dan juga konstruksi ini akan masih menghadapi tekanan di tahun ini," kata Sigit dalam public expose, Jumat (12/9/2025).

Ia menjelaskan, penurunan anggaran ini dampaknya langsung terasa pada industri semen nasional. Sigit memproyeksikan pertumbuhan permintaan semen domestik pada 2025 akan tetap datar secara tahunan (year-on-year), seperti pola dari tahun-tahun sebelumnya.

Kondisi ini sudah terlihat dari kinerja penjualan semester pertama tahun ini. Volume penjualan SIG terkontraksi sekitar 7 persen didorong oleh penurunan penjualan semen curah, yang banyak digunakan untuk proyek infrastruktur pemerintah, sebesar 13,2 persen.

"Di tahun 2025 ini terjadi perlambatan. Volume segmen semen kantong juga mengalami penurunan kurang lebih 5 persen," ujarnya.

Meski permintaan domestik melambat, sambungnya, utilisasi produksi tetap stabil berkat kinerja ekspor yang tumbuh kuat sebesar 24,9 persen (yoy).

Selain itu, perusahaan juga menjaga disiplin harga, terlihat dari average selling price (ASP) semen kantong yang masih meningkat 2,2 persen (yoy) dan relatif stabil.

“Ekspor juga menunjukkan trend ASP yang baik dengan pertumbuhan 3,22 persen dibandingkan semester kedua tahun 2024,” ucapnya.

Baca juga artikel terkait PT SEMEN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra