tirto.id - Unsur batin puisi merupakan salah satu topik yang menarik untuk dibahas ketika belajar sastra. Unsur batin dan fisik adalah bagian dari struktur puisi yang wajib dipahami agar kita mampu menyelami karya sastra yang penuh makna ini.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang dibuat untuk menyampaikan ide maupun perasaan melalui pilihan kata yang kaya makna. Gaya bahasanya terikat oleh rima, irama, serta penyusunan larik dan bait sehingga struktur penulisan puisi terlihat teratur.
Puisi sering mengandung makna tersirat, menggunakan simbol dan metafora tertentu untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara langsung. Itulah sebabnya membuat puisi memerlukan kreativitas tinggi sehingga mampu memberi ruang bagi pembaca untuk berimajinasi dan menemukan makna tersembunyi.
Sebagai sebuah karya sastra, puisi terdiri dari dua unsur pokok, yaitu struktur fisik dan batin. Kedua struktur puisi ini saling terikat satu sama lain sehingga mampu memberikan makna yang utuh.
Unsur fisik puisi adalah unsur pembentuk puisi yang bersifat fisik atau terlihat. Bisa diartikan juga sebagai elemen-elemen yang tampak secara visual dan terdengar dalam puisi sehingga membentuk susunan atau kerangka dari karya tersebut. Struktur fisik terdiri dari kata konkret, tipografi, diksi, rima, majas, dan imaji.
Sebaliknya, unsur batin puisi merupakan unsur atau elemen yang membangun puisi dan tidak terlihat secara langsung melalui kata-katanya. Unsur batin lebih berhubungan dengan kedalaman makna yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca.
Apa Saja Unsur Batin dalam Puisi?
Unsur batin puisi terdiri dari empat macam, yaitu tema, rasa, nada atau suasana, serta amanat. Penyair sering menggabungkan unsur-unsur ini secara harmonis untuk menciptakan makna yang mendalam, membuat puisi menjadi lebih hidup, menggugah emosi, sekaligus menyentuh hati pembaca.
Berikut penjelasan empat unsur batin puisi beserta contohnya:
1. Tema/Makna (Sense)
Tema atau makna merupakan unsur batin puisi yang menggambarkan pokok persoalan yang ingin disampaikan oleh pengarangnya. Tema atau persoalan yang diangkat bisa berupa apa saja, mulai dari tema spiritual, sosial, cinta, budaya, dan lain sebagainya.Apa pun tema yang disajikan, umumnya tema puisi mencerminkan pemikiran atau suasana batin si penyair terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Contoh unsur batin puisi bisa dilihat melalui puisi populer berjudul “Aku” karya Chairil Anwar berikut ini:
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Akan tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih baik tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Puisi di atas bercerita tentang perjuangan seseorang yang pantang menyerah, tak kenal lelah dan penuh semangat untuk mencapai tujuannya walau banyak rintangan di depannya. Dari segi tema, puisi tersebut menggambarkan tekad atau kemauan yang berusaha memperjuangkan haknya di tengah banyaknya kesulitan.
2. Rasa (Feeling)
Masih merujuk pada puisi “Aku”, karya sastra tersebut berisi ekspresi seseorang yang menggebu-gebu dan menginginkan kebebasan. Rasa dalam puisi ini sama dengan ekspresi pemberontakan yang penuh semangat dan tak kenal rasa takut.
3. Nada/Suasana (Tone)
Nada dalam unsur batin puisi adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karya puisinya. Nada ini diharapkan bisa memberikan efek psikologis atau suasana hati tertentu kepada para pembaca puisi.Seorang penyair bisa menentukan tone sesuai dengan makna dan rasa dari puisi yang ditulisnya. Nada puisi bisa berupa menggurui, mengasihani, memarahi, meremehkan, dan sebagainya.
Puisi “Aku” karya Chairil Anwar menggambarkan suasana ambisius yang memotivasi, tetapi juga mengandung kesan wibawa tersendiri. Puisi ini seolah memadukan suasana yang penuh perjuangan, tapi berakhir dengan kesenduan yang syahdu dan penuh harap.
4. Amanat/Tujuan (Intention)
Dalam puisi “Aku”, amanat atau pesan yang ingin disampaikan adalah seorang manusia harus menjadi sosok yang kuat, memiliki tekad dan keberanian, serta pantang menyerah dalam keadaan apa pun.
Puisi ini seolah ingin berpesan kepada semua orang untuk tetap bersemangat dalam mencapai tujuannya, bahkan saat menghadapi banyak kesulitan. Namun, perlu dipahami bahwa interpretasi setiap orang terhadap suatu puisi bisa berbeda-beda, begitu pula terkait puisi "Aku" dari Chairil Anwar.
Unsur batin puisi menjadi elemen yang sangat penting dalam menciptakan makna mendalam dan emosi yang dapat dirasakan pembaca. Memahami dan mengapresiasi unsur batin puisi adalah modal untuk menikmati sekaligus menilai keindahan karya sastra secara menyeluruh.
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani