Menuju konten utama

Pemerintah Pastikan Beras Bulog Tak Jadi Naik, Tetap Rp12.500/Kg

Usulan untuk menaikkan harga eceran tertinggi beras Bulog seblumnya disampaikan Badan Pangan Nasional.

Pemerintah Pastikan Beras Bulog Tak Jadi Naik, Tetap Rp12.500/Kg
Warga membeli beras saat Gerakan Pangan Murah Serentak Beras SPHP di Kantor Camat Padang Barat, Padang, Sumatera Barat, Sabtu (30/8/2025). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/YU

tirto.id - Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, memastikan bahwa harga eceran tertinggi (HET) beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) tetap dijaga pada harga Rp12.500/Kg.

Harga beras ini tidak jadi dinaikkan sebagaimana diusulkan sebelumnya oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Menurut Rizal, usulan untuk menaikan HET menjadi Rp13.500 ditolak dalam rapat koordinasi terbatas yang digelar oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.

“Harga HET (SPHP) katanya kan mau dinaikkan, katanya kan? Tapi perintahnya tetap harganya Rp12.500 per kg. Enggak boleh naik,” katanya di kantor Kemenko Pangan, Senin (1/9/2025).

Dia menjelaskan, stabilisasi harga beras SPHP atau beras Bulog ini untuk menciptakan ketenangan di tengah masyarakat. Hal ini agar masyarakat tidak terlalu terbebani dengan kondisi ekonomi yang ada sekarang.

“Karena masyarakat sudah susah sekarang. Nggak usah dinaikkan lagi gitu lho. Supaya masyarakat juga tenang,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengakui bahwa usulan untuk menaikkan harga beras Bulog tersebut berasal dari pihaknya.

Usulan itu didasarkan pada peningkatan harga pembelian pemerintah (HPP) atas gabah kering panen (GKP) yang naik dari Rp6.000/Kg menjadi Rp6.500/Kg.

"Saya mengusulkan, harusnya kalau GKP naik dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.500/kg, maka beras Bulog yang dilepas harganya juga dinaikkan. Nah, hasil Rakortas bilang nggak usah. Jadi tidak ada kenaikan untuk seluruh beras Bulog," ujar Arief di lokasi yang sama.

Dengan demikian, sambungnya, Bulog membeli gabah kering panen lebih mahal, namun menjual beras tetap dengan harga sebelumnya. Artinya, subsidi yang akan digelontorkan menjadi lebih besar.

“Itu berapapun angkanya akan mempengaruhi subsidi yang dikeluarkan pemerintah. Subsidinya lebih banyak,” ucapnya.

Sementara itu, realisasi SPHP hingga saat ini baru 19 persen dari target 1,31 juta ton hingga akhir tahun. Menurut Rizal, pihaknya masih punya waktu hingga Desember untuk mengejar target.

Dia pun optimis target itu akan tercapai dengan realisasi penyaluran yang ditargetkan sebesar 7.000 ton per hari.

“Sekarang rata-rata 6.000 - 6.500 ton per hari. Kalau kemarin program gerakan pangan serentak (GPS) itu udah 10.000 ton per hari. Insyaallah (akhir tahun tercapai),” ucapnya.

Baca juga artikel terkait BERAS atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana