Menuju konten utama

Pemerintah Ingatkan Demo Anarkis Bisa Rusak Iklim Investasi RI

Ini merespons aksi demonstrasi yang berlangsung pada Senin (25/8/2025) dan akan kembali digelar oleh massa aksi berbeda pada Kamis (28/8/2025) besok.

Pemerintah Ingatkan Demo Anarkis Bisa Rusak Iklim Investasi RI
Pengunjuk rasa menghindari tembakan gas air mata dari anggota kepolisian saat aksi 25 Agustus 2025 di Pejompongan, Jakarta, Senin (25/8/2025). Aksi tersebut berakhir ricuh. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/foc.

tirto.id - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu, menilai demonstrasi yang berlangsung pada Senin (25/8/2025) dan akan kembali digelar oleh massa aksi berbeda pada Kamis (28/8/2025) akan berdampak pada iklim investasi di Indonesia.

Dampak tersebut akan semakin besar, jika demonstrasi berlangsung anarkis dengan eskalasi besar.

“Pastilah (mengganggu iklim investasi Indonesia). Apalagi, (kalau) eskalasinya menciptakan eskalasi yang anarkis,” ujar dia, saat ditemui usai diskusi publik bertajuk Akankah Realisasi Investasi 2025 Capai Target? di Rumah Besar Gatotkaca, Jakarta Selatan, Rabu (27/5/2025).

Menurut Todotua, dampak demonstrasi yang berlangsung anarkis jelas akan merugikan Indonesia. Pasalnya, dalam menanamkan investasi di suatu negara, investor membutuhkan iklim investasi yang kondusif.

Meski begitu, demonstrasi yang digalakkan oleh massa pelajar dan mahasiswa pada Senin kemarin serta oleh buruh di esok hari diyakini tidak akan membuat realisasi investasi kuartal selanjutnya terkontraksi. “Nggak juga (akan membuat realisasi investasi terkontraksi),” imbuh dia.

Pun, demonstrasi yang digelar di pekan yang sama ini dinilai tidak akan mampu menghancurkan pemerintahan yang sedang berjalan saat ini. Apalagi, aksi yang digelar besok oleh buruh direncanakan berlangsung secara damai, kendati massa aksi yang terlibat mencapai puluhan ribu orang.

“Kan tidak langsung. Kalau begitu bahasanya (demo membuat investasi Indonesia terkontraksi), semua orang bikin demo untuk ngancurin pemerintahan. Nggak ada urusannya itu,” tegas Todotua.

Politikus Partai Gerindra itu mengaku, saat menjadi mahasiswa, dirinya bahkan pernah menjadi peserta demonstrasi, bahkan menggulingkan pemerintah yang saat itu tengah memimpin. Namun, alih-alih menggelar demonstrasi yang menyatakan ketidakpercayaan terhadap pemerintah, akan lebih penting saat ini untuk berupaya menghasilkan nilai tambah dari berbagai sektor industri seperti pertambangan, perikanan, perkebunan, kehutanan yang menjadi kekuatan Indonesia.

Dus, Indonesia tidak akan lagi dijajah oleh serbuan barang impor dari negara-negara lain seperti Cina dan Vietnam.

“Sedih kita lihat. Dalam kemampuan sumber daya manusianya, jauh. Maka kita ini nanti akan cuma menjadi momok, kau beli, kau konsumsi, atur. Ini yang namanya penjajahan ekonomi,” tukas Todotua.

Baca juga artikel terkait DEMO DPR atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra