Menuju konten utama

Pemerintah Dorong Sertifikasi Gula Aren Demi Kualitas dan Harga

Harga jual gula aren saat ini khusus untuk ekspor bisa menyentuh sampai Rp350 ribu per kilogram (kg).

Pemerintah Dorong Sertifikasi Gula Aren Demi Kualitas dan Harga
Lokasi Pemetaan Pohon Gula Aren Lewat Satelit. foto/Google Earth

tirto.id - Salah satu produk pemanis tradisional yakni gula aren dinilai dapat menjadi produk unggulan untuk diekspor ke luar negeri. Komoditas ini bahkan disebut memiliki harga jual yang cukup tinggi.

Penasihat Utama Menteri Kehutanan RI/Ahli Konservasi dan Mikrobiologi, Dr Willie Smits, mengatakan harga jual gula aren khusus untuk ekspor bisa menyentuh sampai Rp350 ribu per kilogram (kg).

"Jika kita fokusnya pada gula aren, pembelinya itu cepat sekali dan harga-harganya kalau kita ekspor itu bervariasi dari Rp 250 ribu sampai Rp375 ribu perkilonya," kata Willie dalam Webinar bertajuk Peran Teknologi Dalam Upaya Pengembangan Komoditas Aren, melalui Zoom Meeting, pada Kamis (28/8/2025).

Harga tersebut dinilai jauh lebih tinggi dibandingkan kisaran harga yang dijual langsung oleh petani aren karena biasanya terdapat sistem IJOM (Just in time Online Monitoring). Sebuah sistem digital yang digunakan untuk pemantauan distribusi barang (biasanya komoditas tertentu) secara real-time di Indonesia.

Harga yang dinilai rendah itu juga berdasarkan produk yang tidak disertifikasi. Oleh sebab itu, pemerintah bersedia untuk membantu sertifikasi gula aren milik petani, dari mulai sertifikasi halal hingga tingkat kebersihan gula aren.

"Sertifikasi dan kontrol itu yang bisa menjamin kualitas, itu sangat penting, itu harus dikuasi (minimal) dasar-dasarnya oleh pendidik petani-petani aren kita.

Pemerintah akan menyediakan training of the trainers untuk mempersiapkan pohon unggulan gula aren, dan pemetaan di 12 provinsi prioritas, yang menjadi target produksi gula aren berkualitas.

"Kita sudah seleksi 20 orang pertama (untuk bekerja bersama pemerintah). Nanti kita akan membicarakan pengumpulan data, lokasi yang akan disurvei, peralatan yang akan digunakan, dan penilaian kondisi lingkungan di lokasi pohon aren," paparnya.

Sebagai informasi, Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah, mengatakan bahwa gula aren menjadi fokus pengembangan Ditjen. Perkebunan untuk ekspor terutama dimanfaatkan sebagai komoditas substitusi gula tebu karena pertimbangan kesehatan menjadikan gula aren ini terus diminati buyer mancanegara.

"Kami jajaran Ditjen Perkebunan terus berupaya dalam memfasilitasi petani yang tentunya petani berorientasi ekspor untuk lebih mengembangan pasar Aren, baik di dalam maupun luar negeri. Kita fasilitasi akses pasar, promosi, alat pascapanen dan pengolahan serta pengembangan sertifikat produk organik melalui pengembangan desa organik dibeberapa sentra produksi," jelas dia.

Baca juga artikel terkait EKSPOR atau tulisan lainnya dari Natania Longdong

tirto.id - Insider
Reporter: Natania Longdong
Penulis: Natania Longdong
Editor: Dwi Aditya Putra