tirto.id - Penasihat Utama Menteri Kehutanan RI, Willie Smits, menjelaskan bahwa petani aren menghadapi tantangan terkait kesehatan karena produksi gula yang masih mengandalkan cara tradisional berbahan bakar kayu.
Willie meyakinkan bahwa proses itu bisa menimbulkan masalah paru-paru hingga menyebabkan kanker di dalam tubuh manusia. Itu sebabnya, pemerintah perlu mendorong alat masak gula aren efisien yakni kompor roket (rocket stove) untuk mengurangi asap pembakaran dan mengurangi kebutuhan pemakaian biomasa.
"Umumnya (produksi gula aren) menggunakan kayu, dan ini ternyata banyak sekali petani ada masalah paru-paru, itu bisa mempengaruhi kesehatan. Asap dari kayu tidak membakar sempurna, bisa menyebabkan kanker di dalam badan kita. Jadi kita (sudah menyiapkan) alat masak nira (cairan manis dari pohon aren), yang namanya Rocket Stove," kata Willie dalam Webinar bertajuk Peran Teknologi Dalam Upaya Pengembangan Komoditas Aren, melalui Zoom Meeting, pada Kamis (28/8/2025).
Rocket Stove dianggap efisien karena hanya mengambil nira yang distrelisisasi kemudian dimasukan ke dalam oven Rocket Stove. Alat itu juga dan dapat mengurangi kebutuhan biomasa dan tidak menimbulkan asap.
"Hanya dimasukan ke dalam Rocket Stove sampai mendidih selama 6-12 menit, dan pada waktu itu dia bisa diangkut (dan bertahan) dalam 6-7 jam, tanpa terjadi degradasi kualitas nira untuk selanjutnya di proses di dalam pabrik pengolahan," paparnya.
Untuk lokasi pertama percobaan alat Rocket Stove tersebut akan dilakukan di Kamojang, Jawa Barat, dengan bekerja sama dengan Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) untuk memanfaatkan panas bumi sebagai pengganti biomasa.
"Berarti ini akan membantu program untuk melestarikan karbon di dalam vegetasinya dan akan juga memperbaiki hidrologi karena kondisi hutan yang tidak diambil kayu bakar berlebihan ini akan membaik," ujarnya.
Selain itu, program ini juga akan membantu program ketahanan pangan pemerintah di mana efisiensi pengolahan aren dapat menghasilkan produk-produk lain yang bermanfaat.
"Untuk arennya akan membantu program pangan, seperti dari umbutnya kalo misalnya ada musim paceklik, sagunya, tetapi terutamanya dari kolang-kalingnya, dari ulatnya, dari madunya, dari gulanya, dari sirupnya, semua itu punya manfaat dengan kalori yang bisa membantu keamanan pangan," jelasnya.
Penulis: Natania Longdong
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































