tirto.id - Pemerintah mematok target ambisius untuk meningkatkan kontribusi ekonomi digital Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga mencapai 15,5-19,6 persen pada tahun 2045.
Target ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Target tersebut menunjukkan lonjakan signifikan dari kontribusi saat ini yang masih berada pada kisaran 4-5 persen.
"Indonesia menargetkan konsumsi keuangan digital dapat peningkatan 9 kali lipat atau antara 15,5-19,6 persen (terhadap PDB) pada tahun 2045," ujar Airlangga dalam acara Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Untuk mewujudkan target tersebut, pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah strategis. Salah satu fondasi utamanya adalah penerbitan Buku Putih Strategi Nasional Ekonomi Digital.
“Dengan berbagai tindakan dan kebijakan strategis, antara lain telah diterbitkan Buku Putih Strategi Nasional Ekonomi Digital yang menjadi pedoman pengembangan digital ke depan agar terarah dan berkelanjutan,” jelasnya.
Airlangga menegaskan bahwa ekonomi digital telah menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2024, nilai ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar 90 miliar dolar AS atau setara Rp1.497 triliun.
Nilai ini ditargetkan dapat melesat menjadi 400 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.654 triliun pada tahun 2030. “Salah satu yang didukung adalah sektor keuangan digital,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga menyampaikan proyeksi optimistis. BI menargetkan volume transaksi Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD) dapat mencapai 147,3 miliar transaksi pada 2030, yang berarti naik empat kali lipat dari volume transaksi saat ini sebesar 37 miliar transaksi.
“Kami perkirakan yang sekarang EKD, ekonomi keuangan digital, volume transaksinya 37 miliar transaksi akan naik 4 kali lipat, 147,3 miliar transaksi,” kata Perry.
Ia juga memproyeksikan transaksi sistem pembayaran digital akan melonjak dari 13 miliar transaksi saat ini menjadi 48,6 miliar transaksi pada 2030.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































