Menuju konten utama

Serba-serbi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau PLTB

Pembangkit listrik tenaga angin dapat menjadi alternatif cara mengurangi ketergantungan terhadap bakar fosil. Sayangnya, implementasi PLTB masih minim.

Serba-serbi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau PLTB
Anggota riset Lentera Angin Nusantara (LAN) menjelaskan cara kerja turbin angin kepada para pengunjung di tempat pusat riset LAN Dusun Lembur Tengah, Ciheras, Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (16/6). Antara foto/adeng bustomi/pd/16

tirto.id - Pembangkit listrik tenaga angin, dikenal pula sebagai pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), menawarkan sejumlah manfaat efektif sebagai sumber energi terbarukan. Cara kerja alat ini ditunjang oleh sistem gerak yang kemudian diubah atau dikonversi menjadi tenaga listrik.

Mengutip data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia untuk dari tenaga angin mencapai 3-6 m/det. Simbol “m” merujuk pada daya mekanik yang diterima alat pembangkit listriknya.

Kebutuhan terhadap pasokan listrik sehari-hari bisa ditutupi sebagian menggunakan sistem pembangkit berkekuatan angin. Namun demikian, terdapat beberapa kekurangan pembangkit listrik tenaga angin.

Berikut penjelasan definisi pembangkit listrik tenaga bayu, sistem kerja, manfaat, kekurangan, dan contohnya di Indonesia.

Apa Itu Pembangkit Tenaga Listrik Angin atau Tenaga Listrik Bayu?

Dalam istilah bahasa Inggris, pembangkit listrik tenaga angin disebut sebagai wind power, 'tenaga/kekuatan angin'. Dinukil dari Encyclopedia Britannica, pembangkit listrik tenaga bayu adalah sistem mengubah energi kinetik yang diperoleh dari angin menjadi energi listrik.

Dengan begitu, PLTB merupakan alat yang memanfaatkan energi terbarukan berupa angin untuk bisa memperoleh listrik. Namun demikian, diperlukan perangkat-perangkat tambahan sehingga energi gerak itu dapat berubah jenis energinya.

Berhubungan dengan itu, pernahkah Anda melihat kincir angin? Beberapa di antaranya ada yang dimanfaatkan untuk memperoleh pasokan sumber listrik tambahan, tanpa harus mengeluarkan emisi berbahaya.

Cara Kerja PLTB

Cara kerja jenis pembangkit listrik tenaga angin memanfaatkan komponen utama berupa turbin dan sistem konversi. Kincir maupun turbin biasanya ditempatkan di lokasi dengan pergerakan angin melimpah.

Kincir untuk pembangit listrik tenaga angin dapat diletakkan di puncak menara, daerah tertentu yang anginnya stabil, dan sekitar pantai. Angin yang menggerakan turbin itu akan mendorong kinerja generator di setiap pembangkit listrik tenaga bayu.

Dikutip dari Wind Exchange Energy, teknologi generator biasanya terletak di bagian puncak menara turbin, di daerah kepalanya, atau belakang baling-baling. Konversi tenaga angin menjadi listrik dapat berjalan lancar jika gerakan angin di suatu daerah cukup stabil.

Listrik yang diproduksi oleh pembangkit listrik tenaga bayu kemudian dialirkan ke berbagai tempat, baik rumah tangga, jalan, sektor bisnis, dan lain-lain.

Gambar pembangkit listrik tenaga angin

Sebuah kendaraan alat berat beroperasi di area pembangunan Pembangkit Listirk Tenaga Bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Selasa (28/11/2017). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Manfaat pembangkit listrik tenaga bayu sebagai energi alternatif menyuguhkan berbagai manfaat, baik terhadap pihak yang menggunakannya ataupun lingkungan. Berikut daftar manfaat PLTB, sebagaimana dilansir National Renewable Energy Laboratory US Department of Energy.

  • Pembangkit listrik tenaga angin bersaing secara biaya dengan sumber bahan bakar lain.
  • Menghasilkan lapangan pekerjaan baru.
  • Dapat membantu diversifikasi portofolio energi nasional.
  • PLTB bisa memberikan penghasilan tambahan kepada petani dan peternak, khususnya yang punya lahan dengan angin kencang.
  • Sumber tenaganya tidak akan hilang karena energi angin selalu diperbarui oleh alam.
  • Penggunaan turbinnya tidak memerlukan konsumsi air.
  • Sumber energi dari pembangkit listrik tenaga bayu cenderung bersih.
  • Sistem operasi PLTB terbilang cukup rendah.
  • Dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor, baik ekonomi, sosial, pendidikan, dan berbagai kebutuhan listrik lainnya.

Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu

Selain manfaat, ada juga beberapa kekurangan pembangkit listrik tenaga angin yang perlu diperhatikan, meskipun tidak seberbahaya pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Mengutip Energy Efficiency & Renewable Energy, terdapat empat tantangan dari penggunaan pembangkit listrik bayu, yakni:

  • Persaingannya cukup sengit di sektor energi dengan tingkat biaya rendah.
  • Lokasi untuk memperoleh tenaga angin biasanya di tempat terpencil sehingga alirannya terbatas.
  • Memunculkan polusi suara atau kebisingan di wilayah sekitarnya.
  • Punya dampak terhadap kondisi lingkungan, khususnya satwa-satwa lokal di daerah tempat pembangkit listrik dioperasikan.

Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia

Mengutip informasi dari Sekretariat Kabinet RI, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah melakukan penelitian terhadap 166 lokasi potensial untuk pembangkit listrik tenaga angin. Di antaranya ada 35 tempat yang potensi kecepatan anginnya mencapai 5 meter/detik, yakni pada ketinggian 50 meter.

Dinukil dari EBTKE ESDM, alternatif pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia pada 2018 silam ada di tiga tempat. Berikut daftar pembangkit listrik tenaga bayu yang beroperasi di wilayah NKRI untuk menciptakan listrik tambahan.

1. PLTB Sidrap

Pembangkit listrik tenaga bayu Sidrap berlokasi di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. PLTB ini diklaim terbesar se-Indonesia dan Asia Tenggara, beroperasi sejak 2018, dan mampu menampung energi listrik senilai 75 megawatt.

2. PLTB Tolo

Berlokasi satu kota dengan PLTB Sidrap, PLTB Solo berada di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Pengoperasian pembangkit listrik tenaga angin ini sudah dijalankan sejak 2019 dengan kapasitas tenaga yang ditampung sebesar 72 megawatt.

3. PLTB Tanah Laut

Pembangkit listrik tenaga bayu atau PLTB Tanah Laut berada di Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Dikutip dari Antara, pembangkit listrik tenaga bayu ini diperkirakan bisa menghasilkan 158 giga watt hour pada tahun pertama operasionalnya.

Baca juga artikel terkait ENERGI atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Fadli Nasrudin