tirto.id - Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan teknologi yang memanfaatkan panas bumi untuk menghasilkan energi listrik.
Salah satu PLTP terbesar di dunia diketahui berada di Indonesia, yaitu PLTP Sarulla yang ada di kawasan Danau Toba.
Panas bumi adalah sumber energi terbarukan yang terkandung dalam air panas, uap air, batuan, maupun mineral dan gas lainnya yang ada di dalam perut bumi. Panas bumi ini dapat menghasilkan energi alternatif sebagai pengganti energi yang berasal dari fosil. Energi inilah yang kemudian disebut dengan energi panas bumi.
Panas bumi terbentuk ketika air (misalnya dari hujan) meresap ke dalam tanah hingga mencapai batuan reservoir. Magma yang menjadi sumber panas utama akan memanaskan air tersebut hingga berubah menjadi air panas atau uap panas.
Air atau uap panas ini disebut juga dengan fluida termal dan biasanya memiliki suhu mencapai 240-310°C. Fluida termal inilah yang disebut dengan panas bumi yang nantinya digunakan untuk membangkitkan energi listrik.
Mengutip dari laman Direktorat Jenderal EBTKE, energi panas bumi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
- Energi panas bumi adalah energi yang ramah lingkungan, bersih, sekaligus sustainable.
- Energi panas bumi hanya dapat dipakai di dalam negeri dan tidak bisa diekspor.
- Tidak terpengaruh dengan kenaikan/ fluktuasi bahan bakar fosil
- Energi panas bumi tidak tergantung pada cuaca, supplier, maupun ketersediaan fasilitas pendukung untuk memasok bahan bakar.
- Tidak membutuhkan lahan yang luas.
Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
Energi panas bumi bisa diperoleh melalui pengeboran (drilling) hingga ke reservoir di kedalaman 1.500-2.500 meter. Fluida termal yang ada di dalam reservoir lalu dialirkan untuk menggerakkan turbin dan memutar generator pada PLTP sehingga menghasilkan energi listrik.
Fluida termal lalu diinjeksikan melalui sumur injeksi agar kembali menuju reservoir. Tujuannya untuk menjaga keseimbangan fluida dan panas. Dengan demikian, sistem panas bumi bisa terus berjalan.
Berdasarkan teknologinya, pembangkit listrik memiliki sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain generator, turbin untuk menggerakkan generator, chiller, heat exchanger, pompa, dan beberapa komponen penting lainnya.
Namun seiring berkembangnya zaman, teknologi PLTP juga mengalami perkembangan. Dilansir laman ESDM, saat ini ada tiga macam teknologi PLTP yang dapat digunakan, yaitu:
Dry Steam Power Plants
Ini adalah tipe pembangkit tertua sekaligus yang pertama kali dikembangkan. Cara kerjanya adalah uap panas dialirkan langsung ke arah turbin. Turbin akan bekerja mengaktifkan generator sehingga nantinya dapat menghasilkan listrik.
Sisa panas dari production well kemudian akan dialirkan melalui injection well untuk diinjeksikan kembali ke dalam reservoir.
Flash Steam Power Plants
Pembangkit ini biasanya menggunakan sumber panas bumi berupa fluida seperti air panas alam (hot spring). Cara kerjanya adalah fluida panas dialirkan terlebih dahulu ke dalam tangki flash bertekanan rendah sehingga terbentuk uap panas dengan cepat.
Uap panas ini kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin dan mengaktifkan generator penghasil listrik. Sisa panasnya lalu dialirkan ke injection well menuju reservoir.
Binary Cycle Power Plants (BCPP)
Pada BCPP, air panas atau uap panas dari production well tidak menyentuh turbin seperti pada teknologi dry steam dan flash steam. Air atau uap panas bumi digunakan untuk memanaskan working fluid yang ada di heat exchanger sehingga menjadi panas dan menghasilkan uap.
Uap dari heat exchanger inilah yang kemudian digunakan untuk memutar turbin. Turbin pun akan bekerja menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Berdasarkam informasi dari laman Kemdikbud, berikut adalah beberapa komponen utama dari PLTP:
Steam receiving header
Komponen ini berfungsi sebagai tempat pengumpul uap sementara. Uap dari production well akan dialirkan terlebih dahulu ke sini. Jadi, pasokan uap tetap terjamin dan tidak mengalami gangguan meski terjadi perubahan jumlah pasokan di production well.
Flow meter
Komponen ini berfungsi untuk mengukur aliran atau massa uap.
Separator dan demister
Uap panas yang melalui flow meter akan dialirkan ke dua komponen ini. Fungsinya untuk memisahkan zat padat, silika, serta bintik air yang ada di dalamnya.
Pemisahan ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi, vibrasi, maupun pembentukan kerak pada bagian sudu dan nozzle turbin.
Main steam valve/electric control valve/governor valve
Uap yang sudah dibersihkan di separator dan demister akan dialirkan ke komponen ini menuju ke turbin
Turbin
Turbin adalah komponen yang menghasilkan gerakan mekanik yang terhubung dengan generator. Di dalam turbin, uap akan memutar double flow condensing yang dipasangkan dengan generator pada kecepatan 3000 rpm.
Generator
Komponen ini berfungsi mengubah gerakan mekanik dari turbin menjadi energi listrik dengan arus, frekuensi, dan tegangan tertentu.
Step-up transformer
Komponen ini berfungsi untuk menaikkan tegangan arus listrik dan dihubungkan secara paralel dengan sistem penyaluran.
Kondensor
Berfungsi mengkondensasikan uap yang keluar dari turbin (exhaust steam) agar tetap dalam kondisi vakum sehingga turbin bisa bekerja secara efisien.
Uap yang keluar dari turbin akan langsung masuk dari sisi atas kondensor. Uap ini akan mengalami kondensasi akibat terjadinya penyerapan panas oleh air pendingin dari spray nozzle.
Cooling water pump
Komponen ini akan memompa air kondensat dari kondensor menuju cooling water.
Cooling water
Fungsi utama dari alat ini adalah untuk mendinginan kondensat yang berasal dari kondensor sebelum disirkulasikan kembali.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Yulaika Ramadhani