Menuju konten utama

Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Komponen PLTS

Berikut adalah cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan komponen-komponennya.

Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Komponen PLTS
Seorang pekerja memeriksa panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Gedung PPKD, Jakarta, Selasa (18/10/2022). ANTARA FOTO/Henry Purba/nym.

tirto.id - Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan alat yang digunakan untuk mengubah surya atau cahaya matahari menjadi listrik. Penggunaannya cocok di wilayah Indonesia karena sepanjang tahun negara ini selalu disinari matahari.

Wilayah Indonesia beriklim tropis dan mendapatkan sinar matahari setiap harinya. Oleh karena itu, PLTS yang menggunakan tenaga surya tentu bisa dioperasikan di negara ini. Bahkan, ada data yang menyebut bahwa keseluruhan Indonesia punya potensi surya sebanyak 207.898 MWp.

Pembangkit listrik tenaga surya kerap disebut sebagai sistem fotovoltaik atau fotoelektrik. Sedangkan definisinya, dianggap sebagai pembangkit listrik yang mengubah cahaya matahari menjadi listrik.

Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Menurut catatan situs Kemdikbud, pembangkit listrik tenaga surya bisa beroperasi dengan dua cara. Di antaranya, ada cara langsung (sering disebut fotovoltaik) dan tidak langsung (kerap diistilahkan pemusatan energi surya).

Pada operasi yang beroperasi secara langsung, cahaya yang diterima akan langsung diubah menjadi listrik dengan bantuan efek fotoelektrik. Sedangkan cara tidak langsung, akan membawa sinar matahari melalui lensa dan pelacak sehingga bisa menuju satu titik panas. Titik ini yang nantinya menggerakkan mesin.

Dalam pengoperasian fotovoltaik, dibutuhkan suatu alat yang berfungsi sebagai piranti semikonduktor. Nama alat tersebut adalah sel surya. Alat ini nantinya akan menangkap energi foton yang terkandung di dalam radiasi cahaya matahari.

Satu sel surya biasanya dapat menampung tegangan hingga 0,5 V. Oleh karena itu, biasanya sel surya dijejerkan secara seri atau paralel sebelum akhirnya didesain lengkap dengan komponen-komponen yang lain.

Khusus untuk barang elektronik berarus AC, sistem PLTS tidak dapat digunakan secara langsung karena listrik yang diserapnya langsung menjadi arus DC. Namun, ada satu alat bernama Inverter yang digunakan untuk mengubah jenis arus listrik tersebut.

Komponen PLTS

Komponen pembangkit listrik tenaga surya terdiri dari 14 benda, di antaranya ada Modul Fotovoltaik Kristalin (PV), Solar Charger Controller, Inverter, Penyangga PV, Baterai, Combiner Box, Solar/Battery Inverter, Panel Distribusi, Kabel, Power House, Sistem Penangkal Petir, Tiang Distribusi dan Lampu, Energy Limiter, serta Pyranometer.

Berikut ini penjelasan mengenai komponen-komponen tersebut:

1. Modul Fotovoltaik Tipe Kristalin

Dengan jangka waktu penggunaan 20-25 tahun, alat ini digunakan untuk mengubah energi surya menjadi listik DC.

2. Solar Charger Controller

Jangka waktunya 5-10 tahun, berguna sebagai pengendali pengisian baterai.

3. Inverter

Bisa digunakan 10 tahun, difungsikan sebagai pengubah arus listrik DC ke AC dan sebaliknya.

4. Penyangga PV

Jangka waktu pemakaian 20-25 tahun, berfungsi sebagai penyangga dan penentu kemiringan PV.

5. Baterai

Bisa digunakan selama 5 tahun, digunakan sebagai penyimpan energi listrik.

6. Combiner Box

Jangka waktu 5-10 tahun, digunakan untuk menggabung pengeluaran listrik DC dan memproteksi arus dari gangguan alam.

7. Solar/Battery Inverter

Janga waktunya 10 tahun, digunakan sebagai penggabung pengeluaran output arus listrik AC dan memproteksi alirannya.

8. Panel Distribusi

Berjangka waktu 10 tahun, tugasnya mengalirkan daya ke beban.

9. Kabel

Terdapat di beberapa bagian, misalnya mengarah ke PV, baterai, dan kabel tenaga lainnya.

10. Power House

Jangka waktu alat ini 20 tahun, berfungsi sebagai rumah seluruh peralatan operasional PLTS.

11. Sistem Penahan dan Penangkal Petir

Bisa dipakai selama 5-10 tahun, tugasnya melindungi PV dari petir.

12. Tiang Distribusi dan Lampu

Berjangka 5 sampai 10 tahun, dipasang dengan bahan pipa besi yang dipasangi lampu di atasnyya.

13. Energy Limiter

Bisa digunakan 5-10 tahun, berfungsi sebagai pembatas penggunaan listrik.

14. Pyranometer

Masa pakainya 10-15 tahun, fungsinya mengukur besaran radiasi yang ada di permukaan.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya