Menuju konten utama

PDIP Ingatkan Jangan Ada Manipulasi saat Penulisan Ulang Sejarah

Djarot tak ingin ada kesan bahwa sejarah dipersepsikan sebagai tulisan para pemenang yang didasari oleh kepentingan atau golongan tertentu.

PDIP Ingatkan Jangan Ada Manipulasi saat Penulisan Ulang Sejarah
Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, dalam usai memperingati upacara Hari Lahir Pancasila ke-80 di Sekolah Partai PDIP, Minggu (1/6/2025). Tirto.id/M. Irfan Al Amin

tirto.id - Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, meminta penulisan ulang sejarah tidak mengandung unsur manipulatif. Dia menegaskan bahwa sejarah harus ditulis berdasarkan fakta dan bukan didasari oleh kepentingan atau golongan tertentu.

Djarot tak ingin ada kesan bahwa sejarah dipersepsikan sebagai tulisan para pemenang, namun harus berisikan fakta yang terjadi.

"Penulisan sejarah itu tolong benar-benar sesuai dengan fakta sejarah, bukan 'his story', bukan story mereka yang menang, tetapi benar-benar cerita perjuangan bangsa kita ini," kata Djarot dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Minggu (1/6/2025).

Salah satu unsur manipulasi dalam penulisan sejarah, menurut Djarot adalah upaya untuk menutupi fakta dari realita yang ada. Oleh karena itu, dia meminta pemerintah untuk adil dan berimbang dalam menulis sejarah.

"Janganlah sejarah itu ditutup-tutupi, janganlah sejarah itu disimpangkan. Kita harus benar-benar ketika ada penulisan sejarah, itu harus dilakukan dengan terbuka," ungkapnya.

Dia mengenang penulisan sejarah di era Orde Baru yang banyak menutupi fakta politik. Salah satunya mengenai peringatan hari lahir Pancasila yang sempat dilarang oleh aparat Kopkamtib, bahkan sejarawan ada yang menyebut jika Pancasila bukan lahir pada 1 Juni.

"Hari Lahir Pancasila itu dilarang oleh pemerintah Orde Baru, oleh Kopkamtib waktu itu tahun 1970, setelah Bung Karno wafat. Pemerintah saat itu, berdasarkan tulisan Prof. Nugroho Notosusanto, menyatakan bahwa Hari Lahir Pancasila bukan 1 Juni. Ini dilawan dan diluruskan oleh para sejarawan," katanya.

Adapun penghapusan terminologi sejarah seperti Orde Lama dalam penulisan buku sejarah versi pemerintah, Djarot menyerahkan hal tersebut kepada ahli sejarah.

"Kalau Orde Lama, Orde Baru, kita serahkan ke ahli sejarah. Masa pemerintahan Bung Karno itu Orde Lama, masa pemerintahan Orde Baru, masa sekarang reformasi, nanti orde apalagi? Itu bagian sejarah juga kan," kata dia.

Dalam agenda peringatan Hari Lahir Pancasila, Djarot juga menyampaikan bahwa Pancasila bukan hanya milik Presiden Soekarno ataupun PDIP, namun secara keseluruhan milik bangsa Indonesia, bahkan dunia. Oleh karenanya, dia menegaskan peringatan Hari Kelahiran Pancasila harus dilaksanakan oleh seluruh kader PDIP.

"Oleh sebab itu Pancasila jangan hanya dipidatokan, Pancasila jangan hanya sekadar diucapkan tetapi mari kita aktualisasikan nilai-nilai Pancasila itu ke dalam diri kita masing-masing marilah kita semua kader-kader PDI perjuangan menjadi kader-kader pelopor di lingkungannya masing-masing untuk menjadi seorang Pancasilais sejati," katanya.

Baca juga artikel terkait HARI LAHIR PANCASILA atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto