Menuju konten utama

Uji Publik Penulisan Ulang Buku Sejarah Indonesia Mulai Juni

Uji publik Buku Sejarah Indonesia akan dilakukan bertahap sesuai tema yang melibatkan para sejarawan dan ahli.

Uji Publik Penulisan Ulang Buku Sejarah Indonesia Mulai Juni
Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan keterangan saat konferesi pers delegasi Indonesia pada Cannes International Film Festival di Jakarta, Selasa (6/5/2025). ANTARA FOTO/Fauzan/Spt.

tirto.id - Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon, mengatakan bahwa Buku Sejarah Indonesia yang tengah ditulis ulang akan dilakukan uji publik secara terbuka pada Juni atau Juli 2025 mendatang. Uji publik ini rencananya dilakukan bertahap sesuai tema yang melibatkan para sejarawan dan ahli.

“Rencananya pada bulan Juni atau Juli akan kami buka diskusi per tema dengan melibatkan dan memperdebatkan ini dari tempat-tempat dari berbagai macam ahli. Saya kira ini memang semacam uji publik dan saya kira di situ bisa kami lakukan,” kata Fadli dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

Fadli menjelaskan setiap jilid dalam buku sejarah yang tengah ditulis ulang itu memiliki timnya masing-masing. Hal ini tentu menjadikan perkembangan proses penulisan ulang sejarah Indonesia tiap jilid saat ini juga beragam.

“Sehingga ada yang sudah selesai 50 persen, ada yang 70 persen, ada yang 100 persen. Itu perjuangan mempertahankan kemerdekaan 80%, nah nanti kalau secara rata-rata 70%,” jelas Fadli.

Di sisi lain, Fadli meminta agar masyarakat tak langsung memperdebatkan ihwal dugaan-dugaan yang berkaitan dengan penulisan sejarah ulang Indonesia. Apalagi, katanya, dengan status penulisan yang belum rampung.

“Tapi kan harus ditulis dulu, kalau cuma kerangka yang kita perdebatkan itu seperti memperdebatkan pepesan kosong gitu ya jadi sejarahnya ditulis baru kita perdebatkan,” terangnya.

Sementara itu, Fadli juga menjelaskan alasan mengapa penulisan ulang sejarah ini harus dilakukan. Salah satunya adalah menghapus bias kolonial dan menegaskan perspektif Indonesiasentris.

"Apalagi sekarang ini kita 80 tahun Indonesia merdeka, sudah saya kira waktunya kita memberikan satu pembebasan total dari bias kolonial ini dan menegaskan perspektif Indonesiasentris," ujar dia.

Alasan lainnya adalah menjawab tantangan kekinian dan globalisasi, membentuk identitas nasional yang kuat, menegaskan otonomi sejarah atau secara otonom, relevansi untuk generasi muda, serta memperkuat identitas keindonesiaan.

Sebagai informasi, anggaran yang digunakan untuk melakukan penulisan ulang sejarah nasional ini mencapai Rp9 miliar. Adapun target penulisan sejarah ini adalah rampung pada 17 Agustus 2025 mendatang.

“Ada [anggaran], saya lupa anggarannya berapa, enggak banyak sih. Kalau tidak salah catatannya Rp9 miliar,” ujar Fadli Zon.

Baca juga artikel terkait SEJARAH INDONESIA atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Flash News
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto