Menuju konten utama

Orang yang Mengaku 'Kerabat Jokowi' di Balik Tender MVPP PLN

PT Karpowership Indonesia diduga memenangkan tender kapal listrik untuk PLN berkat lobi-lobi di balik layar.

Orang yang Mengaku 'Kerabat Jokowi' di Balik Tender MVPP PLN
Ilustrasi Relasi dan lobi tender proyek kapal listrik PLN. tirto/Lugas

tirto.id - Presiden Joko Widodo tampak berseri-seri saat meresmikan operasional kapal listrik yang disewa PLN di Pelabuhan Bolok, Kupang Barat, pada 28 Desember 2016. Mengenakan jaket bomber yang melapisi baju putih dan memakai helm proyek PLN, Jokowi menjelaskan kepada wartawan bahwa Marine Vessel Power Plant (tongkang pembangkit listrik terapung) yang baru diresmikannya bisa menyuplai listrik untuk 230 ribu rumah tangga.

“Dua ratus tiga puluh ribu pelanggan rumah tangga. Gede banget," kata Jokowi. "Saya ulangi, dua ratus tiga puluh ribu pelanggan rumah tangga."

Ucapan Jokowi itu ditayangkan oleh Kompas TV. Dalam satu bingkai kamera (menit 0:20), Jokowi ditemani Gubernur Nusa Tenggara Timur dan beberapa orang yang terlibat dalam proyek tender kapal listrik tersebut.

Di sebelah kanan Jokowi terlihat Dirut PLN Sofyan Basir, yang bertanggung jawab atas proyek tersebut. Di samping kiri terlihat orang Turki yang mewakili Karpowership Indonesia. Di belakangnya ada Gubernur Frans Lebu Raya. Dan agak di belakang Frans Lebu, terlihat lelaki berkacamata memakai topi biru. Ia adalah Adi Radja.

Persis menunjukkan posisi berdirinya, Adi Radja adalah orang di belakang layar yang mewujudkan proyek sewa kapal listrik untuk PLN tersebut. Radja punya koneksi ke Karpowership International sehingga bisa memenangi tender pembangkit listrik apung pada 2015.

Pengusaha kelahiran Palopo, Sulawesi Selatan, ini membawa Karpowership untuk ikut mengajukan tawaran dalam tender proyek Marine Vessel Power Plant (MVPP). Menurut sumber Tirto, Adi Radja memiliki seorang kawan di Turki yang membantunya menghubungkan dengan Karpowership International DMCC.

Sosok Katno Hadi

Setelah terhubung dengan Karpowership, Adi Radja membangun komunikasi dengan PLN. Kali ini Adi Radja bekerja tidak sendiri. Ia meminta bantuan pada seseorang bernama Katno Hadi, yang biasa menyebut diri "kerabat Jokowi" yang bisa melobi proyek-proyek di BUMN.

Katno Hadi lantas membawa Adi Radja ke PLN. Ia mengatur lobi dengan Sofyan Basir. Proyek pun terbukti lancar. Setelah tiga kali menunda pengumuman mendadak dan mengganti syarat, PLN akhirnya mengumumkan Karpowership sebagai pemenang tender bernilai triliunan rupiah itu.

Redaksi Tirto mencari tahu sosok Katno Hadi. Dari penelusuran kami, Katno Hadi adalah pengusaha kerajinan asal Solo. Ia juga memiliki pondok pesantren di sana. Reporter Tirto mendatangi dua kali kantor Katno Hadi di Solo, tapi gagal menemuinya.

Nama Katno Hadi disebut dalam pemberitaan silaturahmi Aliansi Relawan Jokowi di Jakarta pada Agustus 2018. Namanya disebut juga dalam ucapan terima kasih buku Lima Pilar Revolusi Mental karya Hamry Gusman Zakaria.

Informasi dari sumber Tirto, orang dekat keluarga Jokowi, menyebutkan Katno memang memiliki hubungan keluarga, tapi keluarga jauh.

"Namanya orang Solo itu ya keluarga jauh semua. Tapi kalau Pak Katno memang demikian. Biar dia kena batunya. Itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Pak Jokowi. Pak Jokowi jaga benar keluarga supaya tidak ada yang bermain proyek pemerintah dan BUMN," katanya.

Sementara sumber Tirto lainnya menyebut Katno tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan Jokowi tapi dikenal dekat dengan keluarga Jokowi.

Berdasarkan sumber Tirto, Katno kerap menyebut sebagai "kerabat Jokowi" sehingga ia bisa memakai pengaruh itu buat melakukan lobi-lobi proyek.

Kami sudah bertanya kepada Gibran Raka Bumi, putra sulung Jokowi via email, soal sosok Katno Hadi tapi dia belum menjawab sampai artikel ini dirilis.

Sofyan Basir, yang kami konfirmasi pada 18 Maret 2019, membantah ada pertemuan dia dengan Adi Radja dan Katno Hadi.

Orang PLN dan Kejaksaan

Sekalipun Dirut PLN Sofyan Basir membantah pernah bertemu Adi Radja dan Katno Hadi, anak buahnya, Septa Hamid mengaku tahu Adi Radja. Hamid adalah Kepala Divisi Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) PLN yang bertanggung jawab atas Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sewa kapal listrik dari Karpowership.

Berdasarkan laporan BPK, ada salah hitung HPS dari divisi yang dipimpin Hamid. Akibatnya, PLN menganggarkan kocek sangat dalam demi menyepakati nilai tender kontrak sewa MVPP dengan Karpowership Indonesia.

Selama proses tender dan pengerjaan proyek, Kejaksaan Agung turut mengawal dan mengawasi lewat Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan (TP4). Saat itu Ketua Pengarah dan Penggerak TP4 adalah Jaksa Agung Muda Intelijen Adi Toegarisman.

Berdasarkan informasi dari sumber Tirto, Toegarisman adalah "teman main golf" Adi Radja di Pondok Indah Golf Course. Informasi ini dibenarkan oleh sumber Tirto yang lain. Informasi ini pun sinkron dengan hobi Toegarisman bermain golf. Misalnya, Toegarisman turut hadir pada turnamen golf PADIH Cup I yang digelar oleh alumni Unpad di Pondok Indah Golf Course pada 16 Desember 2017.

Adi Toegarisman membantah soal kedekatannya dengan Adi Radja sebagai teman main golf, tapi ia mengaku kenal dengan Adi Radja. "Enggak ada hubungannya, cuma kenal. Jangan (tanya) pribadi-pribadi. Ada apa sih?" kata Toegarisman kepada reporter Tirto di kantornya pada 2 Mei 2019.

Toegarisman membenarkan TP4 mengawal proyek PLN tersebut. TP4 pernah berkomunikasi dengan Adi Radja, kata dia, tapi dia menegaskan tidak memiliki kedekatan pribadi dengan Adi Radja.

Ia menjelaskan TP4 saat itu mengecek pelaksanaan proyek di lapangan setelah tender proyek berjalan. Hasilnya, menurut TP4, proyek sewa kapal listrik itu menghemat Rp1,5 triliun per tahun.

Hasil itu berbeda dari laporan BPK: nilai proyek per tahun menjadi lebih tinggi Rp521,86 miliar. BPK meminta PLN menegosiasikan ulang nilai proyek kapal listrik dengan PT Karpowership Indonesia. Ia berujung penurunan harga Rp115 miliar per tahun untuk lima lokasi MVPP sesuai amandemen perjanjian pada 18 Agustus 2017.

Adi Radja menolak upaya konfirmasi Tirto. Kami sudah tiga kali mendatangi kantor RADJACORP Group di Sentral Senayan II lantai 20, tapi gagal menemuinya. Kami sudah menghubungi Adi Radja melalui telepon dan pesan singkat tapi tak dijawab.

Komisi Pemberantasan Korupsi tengah menyelidiki tender proyek kapal listrik yang disewa PLN ini. Kepolisian Indonesia dan Kejaksaan Agung pun mengendus kasus ini.

Menurut keterangan Septa Hamid, Kejaksaan Agung, institusinya Adi Toegarisman, telah menyita sejumlah berkas proyek. Hamid sudah diperiksa oleh kepolisian.

“Waktu kami diambil (di-BAP), kami tak bisa mencatat apa yang kami (omongkan). Benar enggak?” Hamid menjawab diplomatis ketika kami bertanya proses pemeriksaannya.

Infografik HL Indepth Korupsi PLN

Infografik Relasi orang-orang di balik tender proyek kapal listrik PLN. tirto.id/Lugas

Pola Lobi Serupa Karpowership di Liberia

Pola lobi-lobi buat memuluskan tender proyek kapal listrik tak cuma terjadi di Indonesia. Induk Karpowership di Turki juga diduga memakai cara serupa di negara-negara lain demi memuluskan jalan memenangkan proyek tersebut.

Salah satu kasusnya terjadi di Liberia. Berdasarkan laporan frontpageafricaonline.com, media daring yang dipimpin oleh Rodney D. Sieh, ada lobi-lobi politik untuk memenangkan proyek MVPP di negara tersebut.

Lobi itu dikerjakan oleh Angela List, direktur keuangan dan administrasi BCM International Group yang bermarkas di Accra, ibu kota Ghana. Angela dikenal sebagai sahabat Presiden George Weah. Berdasarkan laporan itu, Angela menggunakan pengaruh kedekatannya dengan Presiden Weah guna meloloskan proyek tersebut.

Angela disebut orang di belakang layar yang mendorong kebijakan kontroversial pemerintah agar membeli listrik dari Karpowership.

“Angela, saat ini terkoneksi dengan sejumlah operasi penambangan di Liberia, [...] sebagai orang di balik transaksi menyewa kapal tongkang listrik Karpower yang akan menjual listrik ke Liberia Electricity Corporation,” tulis laporan itu pada 16 Juli 2018.

Karpowership membantah laporan tersebut dengan dalih bahwa kerja sama itu murni atas kemampuan perusahaan, tanpa ada sangkut paut dengan afiliasi politik, sembari mengklaim bahwa Indonesia adalah salah satu pengalaman sukses penggarapan proyek kapal listrik.

Faktanya, di Indonesia, cerita lobi di balik tender pun terjadi dan melibatkan orang yang mengklaim diri sebagai kerabat presiden. Persis seperti di Liberia.

=======

Wan Ulfa Nur Zuhra membuat visualisasi interaktif untuk laporan ini.

Baca juga artikel terkait KASUS PLTU RIAU 1 atau tulisan lainnya dari Mawa Kresna

tirto.id - Hukum
Reporter: Arbi Sumandoyo & Mawa Kresna
Penulis: Mawa Kresna
Editor: Fahri Salam