Menuju konten utama

Mohammad Yamin, Tokoh Bangsa yang Menulis Sumpah Pemuda

Baca di sini tentang tokoh bangsa yang menulis rumusan Sumpah Pemuda. Catat juga peran besar Mohammad Yamin dalam sejarah persatuan bangsa Indonesia.

Mohammad Yamin, Tokoh Bangsa yang Menulis Sumpah Pemuda
Mohammad Yamin. FOTO/Istimewa

tirto.id - Sedikit yang tahu bahwa Mohammad Yamin adalah seorang sastrawan, politikus, sekaligus pejuang kemerdekaan yang perannya sangat besar dalam sejarah bangsa Indonesia.

Melalui pemikiran dan gagasannya, Yamin bukan hanya menjadi tokoh yang menulis gagasan Sumpah Pemuda, tetapi juga pengusung utama ide persatuan bangsa. Ia menjadi sosok sentral di balik lahirnya ikrar bersejarah yang hingga kini menjadi simbol persatuan nasional.

Jadi, pertanyaan tentang siapa yang menulis rumusan Sumpah Pemuda yang kini dihafal oleh seluruh pelajar Indonesia setiap 28 Oktober, jawabannya adalah Mohammad Yamin. Ia adalah sang pemuda visioner yang menyalakan semangat kebangsaan melalui tiga kalimat sakti: bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu.

mohammad yamin

Mohammad Yamin [Foto/Shutterstock]

Mengenal Mohammad Yamin, Tokoh Penulis Sumpah Pemuda

Mohammad Yamin lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, pada 2 Agustus 1903. Ia menempuh pendidikan dasar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Palembang, kemudian melanjutkan ke Algemeene Middelbare School (AMS) di Solo. Sejak masa sekolah, Yamin sudah menunjukkan ketertarikannya pada sastra, sejarah, dan ide kebangsaan—sesuatu yang kemudian membentuk watak intelektual dan nasionalismenya.

Dilansir dari laman Kemendikbud, setelah menyelesaikan AMS, Mohammad Yamin melanjutkan studi ke Rechtshoogeschool te Batavia, sekolah tinggi hukum di Batavia (Jakarta), yang kini dikenal sebagai Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia lulus pada tahun 1932 dan meraih gelar Master in de Rechten atau sarjana hukum. Dengan latar pendidikan tersebut, Yamin bukan hanya dikenal sebagai pemuda berwawasan luas, tetapi juga pemikir hukum yang visioner di masa pergerakan nasional.

Sebagai tokoh yang menulis gagasan Sumpah Pemuda, Mohammad Yamin sudah aktif dalam dunia pergerakan sejak muda. Ia bergabung dengan organisasi Jong Sumatranen Bond, wadah bagi pemuda Sumatra yang memperjuangkan cita-cita persatuan Indonesia.

Dari sinilah ide kebangsaan dan kesatuan bangsa mulai tumbuh kuat dalam dirinya. Pemikiran Yamin kerap menekankan bahwa kemerdekaan Indonesia hanya bisa dicapai jika seluruh daerah dan suku bersatu dalam satu cita-cita.

Peran Mohammad Yamin dalam Sumpah Pemuda bermula dari kiprahnya di Kongres Pemuda I tahun 1926. Dalam forum itu, Yamin menyampaikan gagasan penting tentang bahasa persatuan. Ia menekankan bahwa bahasa dapat menjadi alat pemersatu bangsa yang majemuk. Meski idenya belum disepakati saat itu, pemikiran Yamin menjadi fondasi awal lahirnya Sumpah Pemuda dua tahun kemudian.

Tidak hanya dalam peristiwa Sumpah Pemuda, Mohammad Yamin juga berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia aktif di Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan turut merumuskan gagasan dasar negara bersama tokoh-tokoh besar seperti Soekarno dan Soepomo.

Dalam sidang BPUPKI, Yamin bahkan mengusulkan konsep pembentukan Mahkamah Agung yang memiliki kewenangan judicial review, sebuah ide yang baru diwujudkan puluhan tahun kemudian melalui Mahkamah Konstitusi.

Selain dikenal sebagai tokoh yang menulis rumusan Sumpah Pemuda, Mohammad Yamin juga seorang budayawan dan penyair. Karya-karyanya seperti Tanah Air (1922) dan Indonesia Tumpah Darahku (1928) dianggap sebagai tonggak sastra modern Indonesia. Melalui puisi, Yamin menyalurkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air, menggambarkan keyakinannya bahwa Indonesia adalah satu kesatuan utuh.

Dalam dunia politik, Mohammad Yamin dikenal sebagai sosok yang gigih memperjuangkan persatuan nasional. Ia sempat menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) bentukan pemerintah kolonial Belanda. Meski keputusannya bergabung ke lembaga itu menuai kritik, Yamin tetap lantang menyuarakan aspirasi bangsa dan menentang kebijakan kolonial yang menindas rakyat Indonesia.

Setelah kemerdekaan, karier Mohammad Yamin kian bersinar. Ia dipercaya menjabat berbagai posisi penting, seperti Menteri Kehakiman, Menteri Pendidikan, Menteri Sosial, dan Menteri Penerangan. Dalam setiap jabatannya, Yamin terus menekankan pentingnya kebudayaan, bahasa, dan pendidikan nasional sebagai fondasi kemajuan bangsa Indonesia.

Sebagai seorang pemikir serba bisa, peran Mohammad Yamin dalam Sumpah Pemuda menjadi simbol dari pandangannya yang visioner. Ia tidak hanya menulis teks ikrar pemuda, tetapi juga menanamkan nilai-nilai persatuan yang menjadi dasar berdirinya bangsa Indonesia.

Yamin wafat pada 17 Oktober 1962 saat menjabat Menteri Penerangan di Kabinet Kerja III. Untuk jasa dan dedikasinya, pemerintah menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1973.

Kini, nama Mohammad Yamin selalu disebut setiap kali bangsa ini memperingati 28 Oktober, Hari Sumpah Pemuda. Ia bukan sekadar tokoh yang menulis Sumpah Pemuda, tetapi juga seorang pemikir yang menyalakan obor persatuan di tengah keberagaman bangsa.

Gagasannya tentang bahasa, persatuan, dan nasionalisme tetap hidup, menjadi warisan tak ternilai bagi generasi penerus Indonesia.

Logo Sumpah Pemuda 2025

Logo Sumpah Pemuda 2025. (FOTO/Kemenpora RI)

Isi Sumpah Pemuda yang Dirumuskan Mohammad Yamin

Sebagai tokoh yang menulis Sumpah Pemuda, Mohammad Yamin memegang peran penting dalam perumusan teks yang menjadi tonggak lahirnya semangat kebangsaan Indonesia. Dalam Kongres Pemuda I, Yamin sudah dipercaya untuk menyusun konsep-konsep yang kelak menjadi bahan pembahasan di kongres berikutnya.

Salah satu konsep itu berisi rumusan tentang bahasa persatuan dengan kalimat awal berbunyi “Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng tinggi bahasa persatoean bahasa Melajoe.”

Setelah melalui perdebatan panjang dan berbagai pertimbangan di Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928, akhirnya disepakati rumusan baru yang lebih tegas: “Kami poetra dan poetri Indonesia, mendjoendjoeng tinggi bahasa persatoean bahasa Indonesia.

Perubahan istilah dari bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia merupakan keputusan bersejarah yang menegaskan identitas bangsa baru yang sedang lahir. Keputusan penting itu didukung oleh berbagai tokoh besar seperti Ki Hadjar Dewantara, Purbatjaraka, Abu Hanifah, Husein Djajadiningrat, dan Adinegoro.

Melalui keputusan ini, bahasa Indonesia resmi diangkat sebagai bahasa persatuan. Peran Mohammad Yamin dalam Sumpah Pemuda semakin diakui karena dialah yang pertama kali mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi dasar bahasa Indonesia.

Gagasan Mohammad Yamin tentang pentingnya bahasa persatuan kembali ditegaskan dalam Kongres Bahasa Indonesia I di Solo pada tahun 1938. Ia menekankan bahwa bahasa Indonesia harus menjadi alat pemersatu seluruh bangsa. Pandangan visioner ini terbukti, karena kemudian bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 UUD 1945.

Banyak pakar sejarah mengakui peran Mohammad Yamin dalam Sumpah Pemuda dan pengaruhnya terhadap bahasa Indonesia. Dalam catatan sejarawan M.C. Ricklefs, Yamin disebut sebagai tokoh politik Indonesia yang paling progresif dan juga pelopor puisi modern. Melalui karya Indonesia Tumpah Darahku (1929), Yamin menegaskan keyakinannya bahwa identitas bangsa tidak ditentukan oleh suku, agama, atau daerah, tetapi oleh semangat menjadi orang Indonesia.

Sebagai tokoh yang menulis rumusan Sumpah Pemuda, Mohammad Yamin turut menandai lahirnya satu ikrar suci yang menyatukan seluruh anak bangsa. Berikut isi naskah Sumpah Pemuda yang ditulis oleh Mohammad Yamin:

Kami Putra dan Putri Indonesia,

Mengaku bertumpah darah yang satu,

Tanah Indonesia.

Kami Putra dan Putri Indonesia,

Mengaku berbangsa yang satu,

Bangsa Indonesia.

Kami Putra dan Putri Indonesia,

Menjunjung bahasa persatuan,

Bahasa Indonesia.

Ilustrasi Sumpah Pemuda

Diorama WR Supratman memainkan biola menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam Kongres Pemuda II di Museum Sumpah Pemuda. (ANTARA/Dewanto Samodro)

Dari seluruh perjalanan sejarah, jelas bahwa tokoh yang menulis Sumpah Pemuda adalah Mohammad Yamin. Melalui tangan dan pemikirannya, lahirlah naskah yang menjadi simbol persatuan dan kebangkitan bangsa.

Peran Mohammad Yamin dalam Sumpah Pemuda bukan hanya dalam penulisan teks, tetapi juga dalam menanamkan semangat kebangsaan melalui bahasa, karya, dan gagasan yang melampaui zamannya.

Hingga kini, nama Mohammad Yamin tetap abadi sebagai tokoh yang menulis gagasan Sumpah Pemuda, yang menyatukan Indonesia dalam tiga kalimat sakti: bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu—Indonesia.

Ingin tahu lebih banyak tentang sejarah, makna, dan tokoh penting di balik Sumpah Pemuda? Baca juga artikel kami lainnya tentang Sumpah Pemuda melalui tautan berikut ini:

Kumpulan Artikel Sumpah Pemuda Lainnya

Baca juga artikel terkait MOHAMMAD YAMIN atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Edusains
Kontributor: Robiatul Kamelia
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Lucia Dianawuri