Menuju konten utama
Gearbox

Merestorasi Hakikat Mobil sebagai Kebutuhan Mobilisasi

Makin lama, esensi mobil sebagai kebutuhan mobilisasi kian memudar, beralih ke gengsi. Lalu, Slate Auto datang dengan ambisi mengembalikan hakikat itu.

Merestorasi Hakikat Mobil sebagai Kebutuhan Mobilisasi
Pikap The Blank Slate. foto/https://www.slate.auto/en

tirto.id - Di tengah riuhnya perlombaan teknologi dan kemewahan yang diikuti pabrikan-pabrikan mobil listrik di seluruh dunia, ada sebuah perusahaan rintisan kecil bernama Slate Auto dari Amerika Serikat yang menolak itu semua. Ketika persaingan para produsen cenderung mengedepankan kemudahan dan kenyamanan berkendara, perusahaan tersebut justru memilih kembali ke dasar.

Baru-baru ini, Slate Auto resmi meluncurkan pikap listrik yang dijual dengan harga sangat murah. Kendaraan listrik tersebut tidak menargetkan para konsumen yang menginginkan layar berkilauan di dasbor atau bantuan teknologi dalam mengemudi. Truk ini didedikasikan bagi orang-orang yang menginginkan mobil semata-mata hanya untuk membawa mereka dari titik A ke titik B.

Dari situ, bisa dilihat bahwa kesederhanaan adalah etos utama di balik Slate Auto. Akan tetapi, cerita perusahaan ini jauh dari kata sederhana. Di balik posturnya yang (masih) mungil, Slate Auto memiliki investor dengan nama besar, salah satunya Jeff Bezos, orang terkaya ketiga di dunia yang merupakan pendiri sekaligus pemilik Amazon.

Tak cuma itu, di balik kesederhanaan tersebut sesungguhnya tersimpan sebuah pernyataan lantang, bahwa fungsi, pada akhirnya, akan selalu lebih dipentingkan ketimbang gengsi. Maka, di saat pelaku bisnis lain berbondong-bondong menyelipkan berbagai gawai terbaru di mobil-mobilnya, Slate Auto memilih untuk menjual truk yang nyaris tidak dilengkapi inovasi apa pun.

Sekilas tentang Slate Auto

Perjalanan Slate Auto bermula pada 2022, didirikan sebagai bagian dari proyek Re:Build Manufacturing. Proyek ini merupakan hasil inisiasi Jeff Wilke, eks kepala bagian divisi konsumen Amazon, yang bertujuan merevitalisasi industri manufaktur AS. Belakangan, Bezos turut bergabung dalam proyek otomotif ini, diikuti oleh pemilik tim bisbol Los Angeles Dodgers, Mark Walter, dan Thomas Tull.

Bersama-sama, keempat figur tersebut menyusun sebuah tujuan: menciptakan kendaraan listrik yang aksesibel sekaligus fungsional. Mereka menyuntikkan spirit dari kendaraan-kendaraan pelopor, macam Ford Model T dan Volkswagen Beetle, dalam misinya.

Pada 2023, Slate Auto resmi menerima pendanaan seri A senilai 111 juta dolar AS. Besarnya jumlah pendanaan ini merupakan wujud keyakinan bahwa industri kendaraan listrik masih memiliki ruang berkembang dengan ide radikal yang bertentangan dengan arus utama.

Di Amerika Serikat saat ini, harga rata-rata kendaraan listrik telah menyentuh angka 59 ribu dolar AS per unit. Melihat itu, Slate Auto pun menetapkan target yang luar biasa ambisius. Mereka ingin harga tertinggi produknya hanya di titik 25 ribu dolar AS. Tujuannya, tak lain, adalah agar kendaraan listrik ini bisa terjangkau oleh sebagian besar masyarakat AS, terutama dari kalangan kelas pekerja.

Harga maksimal 25 ribu dolar AS itu saja sudah terbilang sangat murah untuk ukuran kendaraan listrik modern. Bahkan, di lapangan, harga truk Slate Auto bisa lebih rendah dari itu. Berkat insentif pajak federal yang diberlakukan untuk kendaraan listrik, truk Slate Auto kini bisa dibeli seharga 20 ribu dolar AS atau sekitar Rp326 juta. Dengan demikian, truk ini pun menjadi salah satu kendaraan baru paling murah di pasar AS.

Bisa Dibongkar Pasang Layaknya Lego

Truk Slate Auto lahir dari inovasi struktural unik bernama sasis Slateboard, gabungan antara desain unibody dan body-on-frame. Desain ini bukan gimik semata, melainkan sebuah upaya meraih keseimbangan antara efisiensi dan ketangguhan. Dengan bobot 1,63 ton, truk ini sanggup mengangkut beban sampai sekitar 700kg dan menarik beban hingga 500kg.

Sementara itu, bodi truknya terbuat dari panel plastik polipropilena cetak injeksi, yang tidak cuma membuatnya mudah dimanufaktur tetapi juga menghadirkan estetika sebagai mobil untuk kaum yang tidak suka basa-basi. Yang menarik lagi, versi basic dari mobil tersebut hadir tanpa kelir apalagi sistem hiburan sehingga biaya dan kompleksitas produksinya dapat ditekan. Pendekatan ini, menurut The Verge, merupakan cara yang digunakan oleh pabrikan otomotif AS pada masa lampau.

Model dasar truk itu disebut Blank Slate. Bagian bodi berkelir dasar abu-abu layaknya mobil yang belum dicat. Selain tidak ada sistem hiburan seperti kendaraan listrik pada umumnya, truk ini juga tidak memiliki power window. Ia masih menggunakan sistem engkol untuk membuka-tutup jendela. Namun, bukan berarti mobil ini alergi terhadap teknologi. Di bagian tengah dasbor sudah ditempatkan semacam holder untuk meletakkan ponsel sebagai pusat navigasi serta hiburan.

Pikap The Blank Slate

Pikap The Blank Slate. foto/https://www.slate.auto/en

Meskipun model dasarnya amat sangat minimalis, truk Slate Auto sesungguhnya sudah memikirkan pasar konsumen yang menginginkan keunikan dan kelebihan. Layaknya Lego, Slate Auto telah menyediakan lebih dari 100 aksesoris, termasuk paket konversi senilai 5 ribu dolar AS yang bisa menyulap mobil ini dari truk pikap menjadi SUV 5-kursi.

Kustomisasi truk Slate ini tak berhenti sampai situ. Mereka berencana merilis model CAD yang nantinya bisa dicetak dengan printer 3D. Kustomisasi sistem audio juga dibebaskan sepenuhnya kepada para konsumen. Di dasbor, konsumen bisa dengan bebas memasang sistem audio apa pun, dari yang sederhana seperti speaker Bluetooth sampai sistem audio kompleks berharga puluhan ribu dolar AS.

Bagaimana Performa dan Keamanan Mobil Ini?

Pepatah “jangan menilai buku dari sampulnya” sangatlah mewakili truk keluaran Slate Auto ini. Di bawah tampilan eksterior yang minim ba-bi-bu, tersimpan sebuah motor elektrik yang sanggup menghasilkan 201 tenaga kuda! Menukil catatan The Verge, mesin tersebut mampu membawa truk tersebut dari 0 sampai 100 km/jam hanya dalam 8 detik serta mencapai kecepatan 144 km/jam.

Untuk baterai, tersedia dua opsi, yaitu kapasitas 52,7 kWh yang bisa dibawa menempuh perjalanan 240 km, serta kapasitas 84,3 kWh yang sanggup mengantarkan pengendara hingga 386 km jauhnya. Adapun untuk pengisian daya, truk ini dibuat kompatibel dengan jaringan pengisian daya supercharger milik Tesla.

Untuk soal pembaruan piranti lunak, truk Slate Auto tidak mengikuti standar industri yang ada. Di sebagian besar mobil modern, pembaruan perangkat lunak dilakukan dari jarak jauh oleh pabrikan. Namun, layaknya gawai, pembaruan tersebut dilakukan secara mandiri oleh pemilik dengan menggunakan sebuah aplikasi. Untuk menghubungkan ponsel dengan mobil, yang diperlukan hanyalah seutas kabel USB. Model ini sedikit banyak memberikan ruang privasi data lebih bagi pengendara ketimbang model yang umumnya digunakan.

Adapun untuk urusan keamanan, truk Slate Auto dilengkapi dengan teknologi berupa Active Emergency Braking serta Forward Collision Warning. Memang pikap ini tidak dilengkapi dengan fitur asistensi pengendara atau cruise control. Namun, untuk urusan keamanan, Slate Auto enggan main-main dan tetap memberikan teknologi terbaiknya.

Anti-Cybertruck?

Sesuai spirit awal, yakni membangkitkan kembali industri manufaktur di AS, truk Auto Slate diproduksi di kawasan Midwest, tepatnya Warsaw, Indiana, yang sejak dulu menjadi pusat manufaktur otomotif. Pabrik yang digunakan itu dulunya merupakan industri percetakan yang gulung tikar pada 2023.

Semangat “kembali ke akar” ini, selain ditunjukkan lewat fitur-fitur mobil serta lokasi produksi, juga dimeriahkan oleh berbagai media yang menyebut truk Slate Auto sebagai “anti-Cybertruck”. Cybertruck merupakan truk listrik milik Tesla yang berdesain futuristik, fitur serba-canggih, dan biasanya dimiliki oleh orang kaya yang menyebalkan.

Sementara itu, Slate Truck adalah truk dalam arti sebenar-benarnya. Ia adalah kendaraan pengangkut, baik barang maupun orang. Apabila memang seseorang hanya membutuhkan fungsi tersebut, dia tidak akan dipaksa membayar lebih untuk mendapat fitur-fitur yang tidak dibutuhkan.

Dengan citra seperti itu, Slate Truck pun laris manis diburu konsumen. Terhitung pada 14 Mei 2025 silam, jumlah pengindennya sudah menyentuh angka 100 ribu orang dengan uang deposit hanya 50 dolar AS (Rp750 ribu) yang berstatus refundable.

Betapa kontras perbedaan pendekatan Slate Auto dan pabrikan lainnya. Animo yang besar juga menunjukkan besarnya antusiasnya konsumen menyambut angin segar ini.

Apakah Slate Auto mampu mengubah tatanan industri otomotif dengan pendekatan ini? Tentu terlalu dini untuk memprediksinya. Akan tetapi, jika nantinya konsumen memang puas dengan produk mereka, bukan mustahil cara Slate Auto akan diadaptasi oleh berbagai pabrikan lain di seluruh dunia. Dengan begitu, bukan mustahil pula cara manusia memaknai sebuah kendaraan bakal kembali berubah.

Baca juga artikel terkait TREN OTOMOTIF atau tulisan lainnya dari Yoga Cholandha

tirto.id - Gearbox
Kontributor: Yoga Cholandha
Penulis: Yoga Cholandha
Editor: Irfan Teguh Pribadi